10. Perjodohan?

16.1K 643 18
                                    

Ratna jelas merasa kaget karena mendengarkan perkataan ayah dari Adrian yang berdiri di hadapan mereka ini, sampai-sampai ia berteriak dan membuat Samudera menegurnya karena lelaki itu tepat berada di samping. Masih tidak memedulikan Samudera yang memegangi telinga dan terlihat mendecak, Ratna pun memperjelas semua ini dengan kembali bertanya.

"Aku gak salah dengar kan, Pi?" tanya sang gadis memastikan, mungkin saja sekarang telinganya sedang rusak.

"Ratna, tenanglah dulu dan dengarkan penjelasan Papi mertuamu." Mamanya memberi teguran, dan lantas saja gadis itu langsung membatalkan niatannya yang ingin bertanya kepada orang tua Adrian lebih lanjut.

Dan Rhama pun menjelaskan keinginan mereka dan rencana perjodohan Ryu dengan Ratna, entah kenapa hal ini membuat sang gadis terlihat tidak terima. Sebab awalnya ia sama sekali tidak berharap hal sedemikian terjadi, ia hanya ingin menghadiri anniversary pernikahan orang tua dari almarhum suaminya. Namun, keluarganya dan keluarga Renarta malah membahas tentang perjodohan.

"Maaf menyela, Pi. Aku sama sekali gak ingin perjodohan ini dilakuin, Pi. Lagi pula, Mami sama Papi tahu kan kalau aku cintanya sama Adrian, aku sama Kak Ryu gak ada perasaan, Mi. Dan aku rasa ini tidak adil untuk kami berdua." Gadis itu berhenti sejenak, menatap kedua orang tuanya dan sang mertua. "Aku juga belum ada niat untuk menikah lagi."

Mereka semua terdiam setelah mendengar penjelasan Ratna, beberapa saat setelahnya, Shinta pun menjelaskan bahwa wanita itu sangat menyayangi sang menantu. Berkeinginan agar Ratna tetap menjadi istri dari anaknya, karena jika nanti menikah dengan orang lain tentu saja Ratna pasti akan menjauh darinya, buktinya saja sekarang bahkan sang gadis lebih memilih untuk tinggal sendiri di flat agar tidak merepotkan mereka semua.

Gadis itu menghela napas, terdiam dan berpikir sejenak. Untuk sekarang ini dirinya memang tidak ingin memiliki sebuah berhubungan dengan lelaki dahulu, apalagi sampai menikah.

"Maaf, Mi. Aku masih belum mau menikah lagi, aku juga yakin Kak Ryu pasti sependapat denganku. Bener kan, Kak?"

Ryu hanya diam, menatapnya dan berwajah datar. Lelaki itu terlihat mengendikkan bahu dan lantas membuat alis Ratna berkerut.

"Sayang, setidaknya kamu pikirkan dahulu untuk beberapa waktu, jangan langsung menolaknya." Kedua orang tua Ratna pun membujuk, ia menggelengkan kepala kembali, bertanya-tanya kenapa mama dan papanya tidak membicarakan hal ini terlebih dahulu kepada Ratna sebelum membuat rencana seperti ini.

Rasa kesal karena Ryu yang tidak jelas mendukungnya atau tidak, ditambah lagi perkataan kedua orang tuanya yang membuat Ratna seperti ditekan, membuat ia berang. Gadis itu mengepalkan tangan dan menggigit bibir, karena semakin banyak yang memujuk agar ia memikirkan prihal ini dulu sebelum memutuskan. Bahkan sekarang Samudera pun ikut-ikutan, apa yang dilakukan mama dan papa sampai kakaknya itu campur tangan seperti ini?

"Kalian semua harus mengerti, aku tidak bisa menikah dengannya! Maaf, aku permisi." Setelah menjelaskan hal itu, Ratna lantas mengambil tas dan pergi dengan berlari kecil membuat orang-orang menatap dirinya dengan hela napas dan tatapan khawatir.

"Apa kita terlalu memaksakan, ya?"

.

.

.

Memutuskan untuk keluar rumah dan berjalan-jalan sejenak untuk menghilangkan beban pikiran karena perjodohan yang dilakukan keluarganya secara sepihak, Ratna lantas mengunjungi sebuah kedai makanan sea food pinggir jalan yang hanya memakai tenda dan bangku kayu buatan sendiri.

Mendudukkan diri di meja kosong, Ratna lantas memesan bandrek hangat dan seporsi cumi goreng tepung dengan saus balado.

Menunggu beberapa saat, Ratna menyantap dengan lahap makanan laut itu tanpa nasi, lagi pula dirinya sebelum ke sini memang telah makan di perayaan ulang tahun pernikahan mertuanya. Mengingat hal itu, ia menjadi kesal kembali. Menusuk garpu dengan agak kuat, ia melampiaskan rasa yang bergemuruh di dada.

Suami Pengganti (END)Where stories live. Discover now