5. Mencoba untuk Tegar

19.1K 662 21
                                    

FUll BAB + BONUS HANYA ADA DI APLIKASI KBM.

.
.
.

Beberapa jam lalu, malam hari setelah kabar duka diterima Rhama yang berisikan informasi tentang kecelakaan Adrian, sang kepala keluarga lantas segera memberitahu berita ini kepada istrinya dan juga menantu. Terdiam sejenak, mereka sekarang sedang berada di ruang keluarga untuk membicarakan sesuatu yang ingin dijelaskan Rhama.

Ratna dan Shinta yang duduk bersama saling bertatapan bingung karena mereka sama sekali tidak tahu sebenarnya apa yang terjadi, dan untuk apa mereka berkumpul di sini padahal sebelumnya mereka masing-masing sudah lelap tertidur di kamar.

Wajah Rhama terlihat begitu pucat, matanya merah seperti, tetapi itu semua ditutupi dengan wajah datar.

"Hm, baiklah ada sesuatu yang ingin aku beri tahu kepada kalian berdua dan ini mengenai Adrian," penjelasan Rhama kepada istri dan menantunya membuat kedua orang yang duduk bersebelahan itu mengerutkan alis.

Melihat perubahan air muka sang papi mertua, membuat Ratna semakin cemas, detak jantungnya bahkan sekarang bertalu-talu.

"Ada apa sebenarnya mengenai Ian, Pi? Kenapa dengannya?" tanya Shinta kepada suaminya yang tak kunjung membuka suara lagi.

"Iya, Pi. Memangnya ada apa dengan Adrian? Sampai-sampai kita harus membicarakannya malam-malam begini."

Jelas Ratna merasakan kegelisahan yang menghantui saat ini, pasalnya mereka dikumpulkan dini hari begini. Belum lagi, sorot mata sang papi yang terlihat sedih dan semuanya berkaitan tentang sosok sang suami, Adrian. Keringat mulai menetes, Ratna merasakan tangannya dingin bukan main.

"Papi harap, kalian semua bisa menerima ini, Adrian sebenarnya dia...."

Jantung Shinta dan Ratna sama-sama bertalu, begitu kencang hingga mata mereka terfokus dan menatap dalam perasaan resah di hati. Mereka bergetar, seperti mendengar sang kepala keluarga memperlambat ucapannya.

"Adrian... kecelakan."

Sang kepala keluarga menundukkan kepala, tidak sanggup untuk menyaksikan ekspresi dari Shinta dan juga Ratna.

"Lalu bagaimana? Bagaimana keadaanya Ian, Pi? Jawab, Pi! Ian pasti baik-baik saja, kan?" Shinta berbicara dengan suaranya yang gemetar dan isak tangis yang mulai terdengar. Sementara Ratna, gadis itu masih terdiam di samping ibu mertuanya itu. "Papi, jawab! Ian selamat, kan, Pi!"

"Dia... dia tidak bisa diselamatkan."

Bahu Rhama bergetar, menangis dengan menundukkan kepala tanpa suara.

Berbeda dengan Ratna dan Shinta yang menangis sejadinya, menutup wajah dengan kedua telapak tangan. Menggelengkan kepala dan menyalahkan takdir yang seharusnya tidak diterima oleh sang kesayangan.

"Bohong! Tidak, ini pasti bohong! Aku tahu mereka pasti hanya salah informasi saja. Tidak mungkin, Adrian tidak mungkin meninggalkanku, dia sudah berjanji. Ini pasti bohong, Mi!"

Ranta menggigit bibirnya, menahan isakan tetapi tidak bisa. Bagaimana bisa ini terjadi kepadanya, gadis itu menyalahkan diri. Semua disebabkan oleh dirinya yang tidak sabar dan memaksa Adrian untuk kembali ke rumah. Kalau saja perjalanan kembali ke rumah dilakukan seminggu lagi, pasti kejadian ini tidak akan menimpa suaminya.

Melihat sang mami menangis, Ratna hanya bisa terdiam dan mengatur pernapasannya yang mulai sesak. Berkali-kali kembali menyakinkan diri, bahwa bisa saja segala informasi yang telah disampaikan hanyalah kesalahan belaka.

"Papi pasti... pasti bercanda, kan? Semua... ini hanya lelucon, kan, Pi?"

Walau tentu semua yang terjadi adalah kebenaran, tetapi Ratna terus saja meyakinkan diri bahwa semua ini tidaklah benar.

Suami Pengganti (END)Where stories live. Discover now