20. Membuka Isi Hati

15.6K 868 34
                                    

BUDIDAYAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA, DAN KOMEN SETELAH MEMBACA. PENULIS MEMBUTUHKAN DUKUNGAN DARI READERS, SILAKAN BERPARTISIPASI DI CERITA INI. TERIMA KASIH, JANGAN JADI PEMBACA HANTU. ^_^

Yang bisa Ranta lakukan hanya menggigit bibir, entah kenapa ia teramat kesal dengan perkataan suaminya sendiri

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.

Yang bisa Ranta lakukan hanya menggigit bibir, entah kenapa ia teramat kesal dengan perkataan suaminya sendiri. Pahit sekali, itulah yang ia rasakan di hati. Pernyataan tiba-tiba ini, apa maksud semuanya? Gadis itu menundukkan kepala, air matanya menetes. Menatap wajah Ryu yang berubah dingin dan terlihat jauh dan tidak ia kenali. Bodoh, sejak awal Ratna memang tidak mengenal sosok suaminya ini, bukan?

Gadis itu menarik napas, kemudian mengepalkan tangan.

"Aku, aku juga sama," ujarnya sambil mencoba mengendalikan napas di saat desakan air mata berkumpul dan mengalir di pipi.

Gadis itu memukul dada Ryu tidak bertenaga, bergumam jahat, entah untuk dirinya sendiri atau Ryu.

"Aku juga mau menikah dengan Kakak, soalnya wajah Kakak mirip Adrian. Jahatnya! Maaf, Kak Ryu. Aku jadiin kakak suami pengganti, setidaknya aku berpikir tidak akan terlalu putus asa karena wajah Kakak."

Ratna tersedu-sedu, menangis di dada suaminya. Ia tidak berani melihat wajah Ryu, lelaki itu terlihat menghela napas. Merenggangkan pelukan sang gadis dengan memegangi kedua pundak Ratna dan memundurkan tubuh istrinya itu.

"Terima kasih telah jujur." Hanya ucapan itu yang didengar Ratna, membuat kepala sang gadis terangkat dan menganggukkan kepala.

Ryu mendengkus lucu, menatap wajah Ratna yang berantakan. Mengambil sapu tangan, ia memberikan kepada istrinya agar bisa membersihkan hidung dari cairan yang terus keluar.

"Pernikahan seperti ini memang tidak terlalu sehat, kita dipaksa, bukannya menerima karena perjodohan seperti ta'aruf yang dilakukan orang lain." Lelaki itu tertawa kecil, antara miris dan lucu dengan hidupnya sendiri. "Takdir memang tidak bisa ditebak, bukan?"

Menganggukkan kepala, Ratna terlihat menyetujui apa yang lelaki itu jabarkan.

"Aku, aku merasa sangat lega, Kak. Makasih." Gadis itu mengembuskan napas, dan bisa tersenyum tulus.

Kembali memeluk Ryu, ia mengatakan kepada lelaki itu bahwa bagaimanapun pernikahan ini telah sah. Jadi, jika memang sang lelaki menginginkannya, ia tidak keberatan.

Setelah pembicaraan yang cukup singkat, tetapi sangat memengaruhi dua orang pasangan itu, Ratna pun melepaskan pelukannya kepada sang suami yang ingin pergi bekerja. Ia lantas tersenyum, kemudian mengucapkan agar Ryu berhati-hati di jalan.

Gadis itu kembali diberikan ciuman di seluruh wajah sebelum ditinggal pergi.

Jujur itu benar-benar membuat lega, itulah yang Ratna rasakan sekarang, setelah membereskan rumah, ia pun lekas membersihkan diri dan berpakaian. Menyusun beberapa peralatan kuliah yang ingin ia bawa, kemudian pergi ke kampus dengan taksi online.

Suami Pengganti (END)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن