31. Mabuk Kendaraan?

11.9K 653 57
                                    

BUDIDAYAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA, DAN KOMEN SETELAH MEMBACA. PENULIS MEMBUTUHKAN DUKUNGAN DARI READERS, SILAKAN BERPARTISIPASI DI CERITA INI. TERIMA KASIH, JANGAN JADI PEMBACA HANTU. ^_^

Mempersiapkan diri, seperti yang dikatakan kepadanya, Ratna merasa begitu senang karena ia akan mengunjungi rumah keluarga dari suaminya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Mempersiapkan diri, seperti yang dikatakan kepadanya, Ratna merasa begitu senang karena ia akan mengunjungi rumah keluarga dari suaminya. Tentu, hanya berdua di tempat ini kadang membuatnya menjadi kebosanan. Apalagi kalau Ryu memutuskan lebih lama untuk bekerja.

Besok adalah akhir pekan, dan waktunya membebaskan diri dari tugas rumah tangga atau pun di perkuliahan. Beberapa temannya juga telah memberi tahu bahwa tugas yang senin nanti akan dikumpul akan diundur karena sang dosen tengah berada di luar negeri. Untung saja, padahal Ratna belum menyelesaikan semuanya.

Suaminya datang, lelaki itu terlihat agak lelah karena harus menyiapkan pekerjaan karena akan dua hari liburan di rumah orang tuanya. Ratna lantas berdiri, mengucap salam sambil mencium tangan suaminya.

"Kak, mandi saja dulu, biar Atna buat cemilan."

Lelaki itu mengangguk, dan membuka kemejanya. Hela napas terdengar, untuk beberapa saat terlihat Ryu menelentangkan dirinya di ranjang.

Pukur sepuluh malam, dahulu sebelum menikah ia biasa pulang di jam-jam seperti ini. Namun, sejak ada Ratna, jarang sekali ia mengurusi restoran hingga larut seperti sekarang. Semuanya akan ia serahkan kepada asistennya ketika sudah masuk jam pulang yang dijadwalkan Ratna. Kalau terlambat, bisa-bisa wanita itu akan cemberut dan mengatakan bawah merasa tersiksa sendirian di rumah.

Senyuman terbentuk, ia mengingat bahwa Ratna pernah menangis karena melihat sesuatu yang astral di kediaman mereka ini. Bagaimanapun, Ratna juga wanita yang cukup penakut.

"Kak, ini tehnya dan ada martabak yang udah diangetin. Diminum dulu, nanti Ratna siapin pakaian."

"Ya, makasih."

Wanita itu menatap dengan alis yang berkerut, raut wajahnya terlihat lucu.

"Kenapa? Dari tadi senyum-senyum gitu?"

Hela napas terdengar, tanpa menjawab pertanyaan sang istri, Ryu menyesap tehnya dan mendesah lega.

"Tidak, hanya mengingat sesuatu yang lucu."

Ratna terlihat antusias, seperti ingin tahu apa yang tengah Ryu pikirkan.

"Bagaimana menurut kamu, Atna. Tinggal di sini?"

Berpikir sejenak karena pertanyaan suaminya, Ratna pun menjelaskan lumayan juga tinggal di tempat ini, walau terkadang menakutkan kalau malam dan Ryu tidak berada di sini. Ia benar-benar tidak suka sendirian di rumah, tidak seperti tempatnya tinggal bersama kakaknya Samudera dahulu, di rumah ini agak terasa berbeda. Bahkan, ketika ia menjelaskan bahwa dirinya melihat hantu, Ryu hanya mengatakan bahwa sebaiknya tidak perlu dipikirkan. Rasanya ia menjadi kesal karena mengingat hal itu.

Suami Pengganti (END)Where stories live. Discover now