38. Dini Hari

11.4K 602 17
                                    

Jangan lupa tinggalkan vote dan komen.
.
.
.

Pukul satu dini hari, sepasang muda mudi berada di dalam mobil yang melaju dengan kecepatan normal. Tujuan mereka kali ini adalah apartemen milik sahabat dari suami Ratna, siapa lagi sang kepala koki di restoran milik keluarga Ryu, Raffa. Pastinya ketika mereka sampai nanti, lelaki itu masih terlelap di atas kasur dan memeluk boneka beruang kesayangan.

Mendengar hal itu, membuat Ratna tergelak, ia tidak menyangka sahabat dari suaminya memiliki sesuatu yang imut untuk ukuran laki-laki.

Sekitar dua puluh menit berkendara, mereka tiba di apartemen tersebut.

Ratna terlihat menghela napas ketika ia merasa tidak enak hati, berada di elevator dengan suasana hening karena tahu suaminya bukan tipe yang mudah membuka suara jikalau yang ingin dibicarakan tidak terlalu penting, Ratna jadi berpikir apakah seperti ini tidak apa-apa?

"Kak," ujarnya, suara Ratna nyaris seperti bisikan.

Lelaki di sampingnya itu menolehkan kepala, menatap Ratna dan berdeham, memberikan penjelasan singkat bahwa hal ini tidak masalah jika antara mereka, sebab Raffa malah cukup sering tiba-tiba datang menuju kediamannya dahulu ketika mereka belum menikah.

"Raffa bahkan sering melakukan hal semacam ini dahulu, pagi-pagi buta datang hanya karena rumahnya lebih dekat daripada bandara."

Anggukan terlihat, sekarang Ratna sudah tidak gelisah lagi. Dentingan elevator terdengar, mereka telah sampai di lantai tujuan, berjalan beberapa saat, akhirnya pintu apartemen Raffa terlihat.

Memencet bel beberapa kali, tidak ada juga yang terjadi setelah mereka menunggu lebih dari sepuluh menit. Ryu mulai curiga, mungkin saja sahabatnya itu sudah mati di atas ranjangnya, sebab benar-benar tidak ada suara balasan yang terdengar meski mereka sudah memanggil beberapa kali.

Gedoran cukup kuat terdengar, walau wajah Ryu cenderung datar, tetapi jika diperhatikan alis laki-laki itu sedikit berkerut karena tidak juga mendapatkan jawaban, meski mereka telah melakukan panggilan via seluler.

Barulah ketika berusaha lebih keras, samar-samar suara sang lelaki terdengar dari balik pintu, ketika dibuka, muncullah Raffa dengan wajah teramat mengantuk hingga mata lelaki itu bahkan sampai terpejam. Sekarang Ryu curiga jika sahabatnya ini berjalan sambil tidur.

"Kak Raffa!"

Panggilan Ratna tidak digubris, lelaki itu masih masih berdiri dan menyerukan mereka dengan suara serak agar jangan berisik.

"Di sini dilarang ngemis," ujar Raffa dengan suara kesal dan mengantuk.

Mendengar hal itu, Ryu lantas menghela napas dan menampar sekali pipi Raffa hingga sang lelaki terkejut dan membelalakkan mata.

"Sakit, woi!"

"Udah sadar?" tanya suara datar yang dikenali Raffa, lelaki itu lantas mengusap-usap matanya dan terbelalak kembali karena melihat kehadiran Ryu secara tiba-tiba di hadapannya.

"Lo ngapain malam-malam ke sini?" tanya Raffa, menggaruk-garuk rambutnya sambil menguap.

"Kak Raffa!"

Mendengar suara perempuan, ngantuk Raffa langsung hilang dan ia terdiam sebentar sebelum berlari secepat kilat menuju kamar mandinya. Tidak menyangka bahwa Ryu membawa sang istri, sangat memalukan tampil seperti ini di hadapan wanita itu.

Ratna hanya bisa menatap suaminya karena tidak mengerti, sementara Ryu menggandeng tangannya kembali dan membawa Ratna masuk.

Mereka duduk di sofa panjang, sementara menunggu Raffa yang sepertinya masih membersihkan diri. Beberapa menit berlalu, datanglah lelaki itu dengan memakai jubah tidurnya, tidak memakai piyama bergambar bebek kuning lucu yang sempat membuat Ratna semringah dan membuat Ryu memutar bola mata bosan.

Suami Pengganti (END)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin