36. Amanah dari Emma

11.9K 569 56
                                    

Jangan lupa vote terlebih dahulu, lalu komen diakhir yaaaa.
.
.
.

Waktu berlalu dengan cepat, dahulu Ratna merasa dirinya masih sendirian dan yakin bisa bangkit setelah kematian Adrian, tetapi sekarang ia telah menjadi istri dari seorang lelaki yang sifatnya jauh berbeda dari dirinya. Awalnya terasa begitu berat, tetapi lama-lama ia mulai memahami perasaan di hati memang tidak mudah berubah. Namun, ia sadar percikan-percikan itu mulai ada.

Hela napas terdengar, perutnya yang masih rata menjadi saksi atas aktivitas sang buah hati yang sedang berkembang di dalam rahimnya. Ia mengelusnya secara perlahan dan menatap jendela yang dibuka tirainya pada pagi hari.

Ryu sudah pergi bekerja dari tadi, sedang Ratna masih harus beristirahat karena cukup sering mual-mual di pagi hari dan merasa kepalanya berputar. Ia berada di rumah dengan Inayah yang sengaja tidak mengambil kelas hari ini karena ingin menjaga dirinya.

Ketukan pintu terdengar, gadis itu sepertinya mengkhawatirkan Ratna karena terlalu lama di dalam kamar. Tersenyum, ia menjelaskan bahwa ia baik-baik saja, ia lantas melangkah dan membuka pintu, melihat raut khawatir yang ditampilkan Inayah kepada dirinya. Gadis itu terlihat berkacak pinggang, kemudian mengelus dada setelah mengomeli dirinya.

"Udah, deh. Gue kan sehat saja, lo lebay, nih."

"Heh! Kak Ryu tuh mau kerja karena gue udah janji jagain lo sekarang." Tangannya bergerak dan mencubit gemas pipi Ratna.

"Iya! Iya!"

"Nah, kita nonton film aja, yuk. Udah deh, lo tuh harus istirahat, bukan mikir kelas terus."

"Siapa juga yang mau mikirin dosen killer."

Mereka lantas menuju ruang keluarga dan menonton siara movie yang ditayangkan di tv kabel. Walau merupakan siaran kartu tiga dimensi yang bercerita tentang anak singa, mereka tidak ragu menontonnya. Apalagi kisah ini memang menarik dan sangat ditunggu-tunggu oleh semua kalangan penggemar.

Dua sahabat itu asik menonton dengan sesekali mengoceh tentang karakter yang muncul di dalam film. Bahkan Inayah tidak bisa berhenti untuk menghujat villain utama dari film animasi tiga dimensi ini, yang tentu saja mendapatkan pelototan dari Ratna, sebab sedari tadi gadis itu membuat ruangan menjadi berisik dan ia kehilangan kehitmatannya.

"Udah, deh. Jangan ngeluh terus, ini kan nanti happy ending juga."

"Iya, tahu. Tapi, kesel aja liatnya."

Tertawa kecil, Ratna hanya bisa menggelengkan kepala.

Nyaris satu hari menemani wanita itu, sebelum Ryu pulang, Inayah berpamit diri. Sebenarnya Ratna telah mengatakan agar gadis jangan terlalu merepotkan diri dengan menjadi pengasuh dadakannya. Mengantar sampai ke depan pintu, Ratna lantas mengucapkan terima kasih kepada sahabatnya dan memberikan cupika dan cupiki kepada gadis itu.

"Beneran lo gak masalah gue tinggal?"

"Haisss, lo lama-lama mirip Kak Ryu, deh."

Melepaskan pelukannya, Ratna dan Inayah lantas menghela napas dan melambaikan tangan.

"Kalau gitu jangan lupa lo chat gue kalau Kak Ryu sudah pulang, ya. Biar gue tenang nanti."

"Tenang di alam sana, maksud lo." Wanita itu tergelak dan membuat Inayah hanya melotot gemas ingin menarik pipi sahabatnya lagi.

Gadis itu lantas melihat ponsel dan menerima panggilan seluler dari taksi online yang ia pesan, ternyata sudah dekat dengan rumah Ratna dan tiba di depan gerbang. Melambaikan tangan sekali lagi, gadis itu lantas berteriak sampai jumpa dan jangan lupa menghubunginya nanti.

Suami Pengganti (END)Where stories live. Discover now