14. Hari-hari Baru

21K 832 23
                                    

FULL BAB + BONUS HANYA ADA DI APLIKASI KBM.

Beberapa hari lalu, Ryu menjelaskan bahwa mereka akan pindah ke rumah yang telah lelaki itu beli. Bertujuan agar mereka bisa lebih mandiri dan tidak merepotkan kedua orang tua, sebenarnya hal ini cukup ditentang oleh Rhama dan Shinta, begitu juga Ratna. Bagaimanapun sang gadis tidak bisa membayangkan kalau hanya hidup berdua dengan suaminya.

Ratna jelas masih belum siap, ia merasa kaku dan selalu canggung kalau berdekatan dengan lelaki itu.

Hela napas terdengar, ia akan benar-benar kesulitan bermalas-malasan kalau Ryu ada didekatnya. Saat subuh menjelang saja, lelaki itu akan terus-terusan mengganggu tidurnya, bahkan ketika ia sedang cuti salat seperti sekarang. Ryu berkata, bangun pagi itu lebih baik, daripada terlambat bangun dan bertujuan untuk begadang.

"Bodoh, motoku kan bersantai dahulu, dan selalu tenang-tenang," gumam Ratna saat memotong kentang dan daging kambing. Hari ini, ia mengusulkan kepada mami agar mereka membuat roti parata dan kari kambing untuk sarapan, makanan khas India yang selalu disukai Ratna, dan untung saja karena keluarga Renarta berbisnis restoran, mereka sudah tidak asing dengan berbagai makanan.

"Kakak suka atau gak, ya, Mi?" tanya Ratna saat melihat Shinta mendekat dan memasukan beberapa bahan ke dalam bumbu yang sedang ditumis, di sebelah ada Bibi yang membantu, wanita paruh baya yang lebih tua dari Shinta.

"Ryu kalau makanan Asia masih suka, Ratna. Kalau makanan Eropa atau barat, baru deh dia gak terlalu suka."

Mengaduk kari yang telah diberi santan dan mendidih, ia pun menghela napas. Padahal ini masih terlalu pagi, kalau di flat biasanya dia pesan makanan di online untuk sarapan, makan sambil menonton tv atau melihat ponsel. Kalau di rumah ini memang jadi lebih teratur sih, tetapi nanti kalau berdua sama Ryu, jangan-jangan lelaki itu mewajibkannya berolah raga atau senam tiap pagi. Mengingat Ryu pun selalu melakukannya dan pernah lelaki itu berkata, kalau olah raga membantu agar dirinya berkonsentrasi dan menghilangkan penat.

Menghela napas, Ratna tidak mengerti, padahal kalau berolah raga akan semakin lelah, bukan?

Di meja makan, Ryu menjelaskan bahwa kemungkinan besok mereka akan pindah, mendengar hal itu tentu saja Shinta tidak rela, apalagi Ratna. Sekali lagi Shinta mencoba membujuk anak sulungnya, tetapi kemudian papi mengatakan bahwa yang dikatakan Ryu memang benar, setelah menikah sebaiknya mereka memulai hidup baru agar lebih mandiri, toh nantinya masih bisa ke sini beberapa kali dalam sebulan.

"Tapi, Pi. Tetap saja Mami gak rela, Mami gak mau pisah sama Ratna." Wanita itu memeluk gadis yang duduk di sampingnya, berhadapan dengan Rhama dan Ryu.

Menengahi hal ini, Rhama kembali berdeham dan menyuruh mereka menghabiskan sarapan terlebih dahulu, kemudian barulah membahas kembali tentang kepindahan Ryu dan Ratna.

.

.

.

"Atna, kamu hari ini kuliah?"

Ryu mengerutkan alis, lelaki itu tengah mengambil beberapa keperluan ke kamar setelah sarapan. Melihat Ratna yang tengah tiduran di sofa dengan satu kaki yang terangkat ke atas kepala sofa dengan santai sambil menaikan ponsel dan memakai earphone.

Menghela napas, Ryu mendekati sang istri dan melepaskan salah satu earphone, hingga Ratna terkaget dan langsung duduk.

"Eh, kecoa, kecoa!"

"Apa kamu bilang?"

Gadis itu terbelalak, kemudian mati kata dan menggelengkan kepala.

"Duh, aku kan kaget, Kak. Makanya aku jadi latah. Maaf gak sengaja."

Suami Pengganti (END)Where stories live. Discover now