32. Yang Tidak Terduga

12.6K 705 39
                                    

BUDIDAYAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA, DAN KOMEN SETELAH MEMBACA. PENULIS MEMBUTUHKAN DUKUNGAN DARI READERS, SILAKAN BERPARTISIPASI DI CERITA INI. TERIMA KASIH, JANGAN JADI PEMBACA HANTU. ^_^

Tatapan khawatir ditujukan kepada sang istri yang sekarang sudah berada di atas ranjang dengan keadaan tidak sadarkan diri

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tatapan khawatir ditujukan kepada sang istri yang sekarang sudah berada di atas ranjang dengan keadaan tidak sadarkan diri. Wajah wanita itu terlihat pucat, sesekali Ryu menyentuh dahi Ratna untuk merasakan apakah suhu tubuh sang istri tinggi atau tidak. Hela napas terdengar, Ryu menatap maminya yang tengah menelepon dokter agar segera datang, setelahnya wanita paruh baya itu datang mendekat dan menjelaskan sekita dua puluh menit lagi dokter akan tiba.

Jika diperhatikan, sebelumnya Ratna terlihat baik-baik saja, walau wanita itu mengeluh mual karena perjalanan menuju rumah orang tuanya ini. Namun, tidak ia kira istrinya itu sampai pingsan seperti ini.

"Kak, Ratna gak apa-apa kan? Mami takut Ratna kenapa-napa." Wanita itu meremas kedua tangannya, dan melayangkan tatapan kepada menantunya yang sedang terkulai lemas di ranjang.

"Sepertinya tidak apa-apa, Mi. Napas Atna juga teratur, suhu tubuhnya normal, hanya saja wajah Atna pucat."

Rasa khawatir masih tergambar jelas di wajah Shinta, wanita paruh baya itu lantas duduk di samping ranjang dan melihat Ratna yang mulai sadarkan diri. Menghela napas dengan rasa syukur, Shinta lantas mengusap wajah menantunya itu dan menanyakan bagaimana perasaan Ratna.

"Gak apa, Mi. Tadi cuma rasanya gelap semua dan kepala pusing. Tapi, sekarang udah baikan."

"Yasudah, kalau gitu kamu istirahat saja, ya. Sebentar lagi dokter datang, Mami keluar dulu mau nunggu di depan."

Anggukan kepala terlihat, setelahnya Shinta memesankan agar sebaiknya Ryu tetap di sini untuk menjaga wanita itu. Tentunya tanpa diingatkan oleh ibunya pun, Ryu pasti akan menjaga sang istri. Lelaki itu hanya tersenyum dan menganggukkan kepala, mengatakan terima kasih karena maminya mau melakukan hal ini untuk mereka.

"Kamu ini, untuk anak Mami, apa pun akan Mami lakukan."

Setelah berbicara dengan ibunya, Ryu lantas kembali menuju samping ranjang untuk duduk di sana dan menatap keadaan istirnya. Lelaki itu mengusap pipi Ratna, dan Ratna pun menjelaskan bahwa dirinya sudah baik-baik saja dan Ryu jangan terlalu khawatir karena tadi dia sempat tidak sadarkan diri.

"Aku bahkan sempat takut terjadi sesuatu sama kamu, Atna. Kamu tiba-tiba sudah pingsan dengan wajah sangat pucat." Wanita itu menatap dengan pandangan mata merasa bersalah.

"Maaf, Kak. Aku rasa karena terlalu maksain diri, harusnya lebih banyak istirahat kaya yang Kak Ryu bilang."

Air mata mengalir, Ryu lantas terkejut karena menyaksikan wanita itu menangis. Ia tidak pernah memikirkan bahwa perkataannya akan menyakiti sang istri, maka dari itu ia pun membujuk Ratna walau kesusahan karena agak asing dengan hal-hal semacam ini, bagaimana pun Ryu tidak pernah berpacaran dahulu dan ini adalah hal baru bagi dirinya.

Suami Pengganti (END)Where stories live. Discover now