8. Pantai

14.3K 584 7
                                    

FULL BAB + BONUS HANYA ADA DI APLIKASI KBM.

...

Beberapa jam setelah berkendara, Ratna yang tertidur pulas dengan kepala menghadap jendela pun merasa punggungnya ditepuk pelan beberapa kali. Ia mengeluh sesaat sebelum bisa mengedipkan mata dan menguceknya, menegakkan tubuh dan menatap celangak-celinguk karena agak kebingungan dan merasa asing dengan tempat yang sedang dijadikan sandaran untuk melelapkan diri.

Baru teringat, Ratna memukul pelak dahinya, kemudian ia menatap Ryu yang berada di sebelah dan tengah mengerutkan alis karena melihat apa yang ia lakukan.

"Kita sudah sampai, Kak?"

Lelaki itu menganggukkan kepala, kemudian keluar dari mobil dan diikuti oleh Ratna.

Matahari terasa cukup terik, untungnya kemeja kendur berlengan panjang dan rok sampai mata kaki yang dikenakan Ratna cukup untuk menghalau sinarnya. Ratna lantas terperangah, melihat pantai di ujung sana dan juga pasir putih yang ia pijak. Gadis itu berlari, mendekati bibir pantai dan merentangkan tangan.

Secepat kilat membuka sepatu, sang gadis melangkahkan kaki ke dalam air dengan mengangkat sedikit roknya. Merasakan ombak tenang yang menyentuh kulit, memejamkan mata sejenak walau terasa panas menyengat kulit wajah hingga menyebabkan pipinya memerah.

Menolehkan kepala ke belakang dan melihat Ryu yang membentangkan kain di bawah pohon, Ratna lantas menghampiri. Membantu sang kakak dan mengambil keranjang di bagasi mobil.

"Kak, ada sunblock tidak?"

"Coba cari di keranjang. Tadi aku membelinya."

Gadis itu langsung saja membuka keranjangnya, ia menaruh satu demi satu makanan yang mereka beli tadi menemukannya. Ratna pun lantas memakai, mengusap di area wajah dan bagian tubuh yang tidak tertutupi pakaiannya, setelah itu ia kembali berdiri, memutuskan untuk main sejenak dengan ombak, mencelupkan kaki ke dalam air dan terkadang berlari-lari ke sana ke sini. Setelah agak lelah, Ratna memutuskan kembali karena Ryu meneriaki agar mereka menyantap hidangan siang terlebih dahulu.

Sambil mendesahkan napas, Ratna meneguk jus kaleng yang dibeli tadi. Menyantap bekal makanan Jepang yang tadi dibeli Ryu, Ratna kesusahan memakai sumpit. Ia lantas melihat sang kakak ipar yang bisa menggunakan benda itu dengan piawai, mencoba sekali lagi, ia merasakan tempura yang diambil setelah dipotong agak kecil saja begitu menyulitkan, sampai tangannya bergetar.

Medecak, Ratna membuang sumpitnya dan memakan hidangan itu menggunakan tangan, ia telah membasuh kedua tangannya dengan gel anti kuman dan kemudian melahap dengan riang.

"Kok Kakak bisa pakai sumpit? Sering makan masakan Jepang, ya?"

Lelaki itu tidak menjawab, setelah makanan yang ada di mulut ditelan, barulah Ryu menjelaskan bahwa mereka bekerja di bisnis makanan, tentu saja ia selalu mencoba berbagai masakan di dunia. Lagi pula, Ryu lebih menyukai masakan Jepang dari pada Eropa. Menurutnya, cita rasa masakan khas Asia tidak terlalu berubah dan lebih diterima oleh masyarakat, berbanding dengan Eropa yang tidak semua orang Asia bisa menerimanya.

Ratna mengangguk-angguk, benar juga kalau dipikir-pikir. Di Indonesia saja banyak restoran India dan China, dan pembelinya rata-rata tidak hanya orang-orang yang berdarah dua negera itu. bahkan Ratna sendiri yang memiliki darah India dari kakeknya, menyukai masakan India. Menurutnya rempah-rempah khas itu membuatnya berselera.

Setelah menghabiskan santapannya, Ratna memutuskan untuk duduk sejenak dan menyandar di pohon, ia sebenarnya ingin kembali bermain di pantai, tetapi mengingat baru saja menyantap hidangan, tentu saja Ratna cukup khawatir kalau perutnya nanti sakit.

Suami Pengganti (END)Where stories live. Discover now