11. Menerima Perjodohan

16.2K 643 16
                                    

FULL BAB + BONUS HANYA DI APLIKASI KBM.

Jatuh sakitnya sang ibu mertua, membuat Ratna memutuskan sesuatu yang sejak awal ditolaknya. Yaitu menerima perjodohan antara dirinya dengan sang kakak ipar. Sesuatu yang sama sekali tidak pernah terbayang dibenak Ratna tentu saja, itu semua karena ia yang tidak memiliki perasaan dengan lelaki berusia dua puluh sembilan tahun tersebut, dan ia yakin Ryu pun sedemikian.

Apalagi orang tua dan mertuanya memutuskan agar pernikahan dilakukan secepatnya, setelah Shinta sembuh mungkin. Dua minggu dari sekarang, membuat Ratna mengerutkan alis, tetapi tidak berani untuk membantah karena takut-takut sang mami kembali sakit karena mendengar pembantahannya itu.

Akhirnya, Ranta hanya bisa mengembuskan napas frustrasi.

Setelah pembicaraan ini selesai, Ratna memutuskan untuk meminta izin agar bisa membersihkan diri. Gadis itu pun keluar dari kamar, yang lantas tangannya ditarik oleh Ryu. Lelaki itu ternyata mengikuti dirinya.

"Atna, kamu yakin?" tanya Ryu serius, lelaki itu bahkan sekarang mengerutkan alis.

"Aku harus bagaimana, Kak? Mami sakit."

Raut wajah Ryu berubah dingin, sementara itu ia membiarkan Ratna yang melangkah pergi kembali ke kamar. Menghela napas, Ryu menyandar di dinding. Sebenarnya ia kesal dengan keputusan sepihak ini, apalagi ia tahu bahwa ibunya itu pura-pura sakit. Kalau darah tingginya benar-benar kumat, pasti papinya akan sangat panik melebihi siapa pun, tetapi lihat saja tadi bahkan papi bersikap tenang-tenang saja.

Bukannya tidak ingin membantah atau membongkar sandiwara itu, hanya saja jika sampai mereka melakukan hal seperti ini, maka keinginan itu benar-benar harus diterima. Sebab, lambat laun segala cara akan digunakan kedua orang tuanya untuk menikahkan Ratna dengan dirinya.

"Ck, dasar orang tua."

Lelaki itu memijat pelipisnya beberapa kali, dan memutuskan untuk memasuki kamar. Terlentang di tempat tidur, ia menatap langit-langit. Ranta dan dirinya sama sekali tidak ada perasaan apa pun, bagaimana dengan kehidupan pernikahan mereka nantinya? Akan jadi seperti apa? Apalagi sifatnya dan Ratna sangat bertolak belakang. Ratna benar-benar ceroboh, spontan, cerewet dan suka bermalas-malasan, sedang ia perhitungan, nyaris perfectionis di segala hal dan bermulut pedas.

.

.

.

Seperti yang dipikirkan Ryu, di dalam kamar kedua orang tuanya, dua orang pasangan paruh baya dan seorang lelaki dewasa terlihat tertawa. Cekikikan karena telah berhasil menipu adiknya yang kelewat gampang percaya dengan seseorang yang sudah dianggapnya dekat.

Lelaki yang adalah kakak dari Ratna pun memuji Tante Shinta yang luar biasa saat melakukan akting seperti tadi.

"Apa aku bilang, Tan. Ratna tuh kalau dah dekat sama kita, dia gampang percaya." Lelaki itu menutup mulutnya untuk menahan tawa agar tidak membahana. "Lagi pula, Tante luar biasa banget aktingnya."

Menggelengkan kepala, Shinta mendudukkan diri dan menghela napas untuk menghentikan tawanya tadi. Ia lantas menjelaskan bahwa di masa sekolah dahulu sangat suka ekstrakulikuler drama dan seni peran. Itu sebabnya ia cukup piawai dalam hal ini, yang lantas mendapatkan tepuk tangan dari Samudera.

"Tapi, kita jangan tenang-tenang dulu," ujar Rhama yang lantas membuat semua orang di ruangan itu terdiam dan menatapnya.

Shinta pun mengerutkan alis, berpikir apa yang dimaksud sang suami.

"Apa maksudnya, Pi?"

Menghela napas, lelaki paruh baya itu mengerutkan dahi dan memejamkan mata sejenak.

Suami Pengganti (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang