34. Ingin Mengerti

12K 657 46
                                    

BUDIDAYAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA, DAN KOMEN SETELAH MEMBACA. PENULIS MEMBUTUHKAN DUKUNGAN DARI READERS, SILAKAN BERPARTISIPASI DI CERITA INI. TERIMA KASIH, JANGAN JADI PEMBACA HANTU. ^_^


Sekarang pikiran Ryu terasa lebih tenang, ia telah menemukan solusi dari masalah yang ia sebabkan sendiri. Mungkin ia harus berterima kasih kepada Raffa dengan sesekali mengizinkan lelaki itu untuk pulang lebih cepat atau bahkan mendapatkan jatah liburan. Ia lantas memutuskan untuk kembali, perasaannya juga menjadi lebih baik.

Ketika sampai di rumah, ia memasuki kamar dan melihat Ratna tengah berada di hadapan jendela kamar yang terbuka, sepertinya entah memandangi apa di sana. Melangkah mendekati sang istri, ia lantas mengucapkan salam, kemudian melihat wanita itu yang sepertinya terkejut karena kehadiran tiba-tiba dirinya. Sekarang Ryu tahu, bahwa ternyata Ratna tengah melamunkan sesuatu.

Wanita itu menjawab, dan memandanginya sebentar, setelahnya karena melihat Ryu menjulurkan tangan, Ratna lantas menyambutnya dan mencium telapak tangan lelaki itu.

"Hari sudah larut, Atna. Sebaiknya jendelanya ditutup," ujar Ryu sambil menutup jendela kamar dan membentangkan gorden jendela.

"Ah, iya, maaf."

Tersenyum kecil, ia menjelaskan bahwa tidak masalah dan tidak perlu mengutarakan permintaan maaf seperti ini.

"Kak, apa... apa Kak Ryu mau dibuatkan sesuatu?" tanya Ratna, jari-jari tangannya terlihat dimainkan, sepertinya Ratna tengah gelisah.

Menyadari istrinya yang bersikap tidak sepeti biasanya, apalagi yang ia tahu bahwa Ratna tengah kesal terhadapnya, ia pun mengiyakan atas apa yang ditawarkan wanita itu.

"Baiklah, kalau begitu aku membersihkan tubuh dulu."

Berjalan menuju kamar mandi dan setelahnya ia berdiri di westafel. Mendesahkan napas dan menatap pantulan wajahnya di cermin, ia merasa cukup lega karena sepertinya Ratna telah melunakkan emosinya. Setelah membersihkan diri, ia lantas keluar dengan celana hitam dan kaus berlengan pendek, rambutnya masih basah dan digosokkan handuk. Melihat istrinya sepertinya masih di bawah, mungkin wanita itu tengah membuat camilan atau semacamnya.

Benar saja, ketika ia turun dengan rambut yang masih lembap, ia melihat Ratna tengah berkutik di hadapan wajan. Menghampiri istrinya, Ryu melihat wanita itu tengah membuat nasi goreng dan lantas membuat alisnya mengerut.

Malam sudah larut dan Ratna membuat nasi goreng untuknya?

"Atna, kamu memasak nasi goreng?" tanya Ryu, sengaja ingin melihat bagaimana reaksi istrinya.

"Eh, Kak. Udah selesai mandi toh. Iya, kayaknya kepingin nasi goreng," ujar sang wanita dengan tawa kecil yang mengiringi penjelasan tersebut.

Ryu merasa dilema, di satu sisi ingin mengingatkan kalau sudah malam seperti ini tidak baik menyantap makanan berminyak yang berkarbohidrat tinggi, tetapi di satu sisi ia tidak ingin membuat Ratna kecewa dan kembali kesal terhadap dirinya lagi.

Dua nasi goreng yang baru saja matang dari wajan pun telah berpindah ke piring dan sekarang berada di atas meja. Wanita itu lantas memanggil Ryu yang masih berdiri memperhatikan, hingga akhirnya ia ikut duduk.

Masih memperhatikan, Ryu terus saja menimbang, tetapi kemudian menjelaskan bahwa lain kali ketika malam hidangkan kue kering atau pendamping teh yang tidak berkarbohidrat tinggi. Tentu saja, setelah mendengar penjelasannya, Ratna terlihat merasa bersalah hingga membuat Ryu bingung karena wanita itu menunduk dan hanya memainkan sendok.

"Atna, tidak masalah." Ryu mengembangkan senyum, membuat Ratna yang menatapnya dan menganggukkan kepala. "Kamu telah membuatnya dengan perasaan bahagia, bukan? Jadi sebaiknya kita juga akan menyantapnya dengan perasaan sama, mengerti."

Suami Pengganti (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang