22. Kunjungan Samudera

20.1K 852 51
                                    

BUDIDAYAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA, DAN KOMEN SETELAH MEMBACA. PENULIS MEMBUTUHKAN DUKUNGAN DARI READERS, SILAKAN BERPARTISIPASI DI CERITA INI. TERIMA KASIH, JANGAN JADI PEMBACA HANTU. ^_^

Pukul tujuh seperti yang dijelaskan Ratna, kakak gadis itu datang dan bergabung di makan malam kecil-kecilan ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pukul tujuh seperti yang dijelaskan Ratna, kakak gadis itu datang dan bergabung di makan malam kecil-kecilan ini. Tentu saja Ratna lantas memeluk kakaknya, mengatakan bahwa ia begitu rindu dengan sang lelaki.

Mereka masuk bersama sambil saling memeluk, Samudera tertawa kecil sambil menggelengkan kepala, saat adiknya menceritakan beberapa hal tentang ibu mereka yang terus-terusan menyuruh Ratna dan Ryu untuk menginap di kediaman orang tua, juga menyuruh Samudera melakukan hal yang sama.

"Padahal kalian menikah baru sebulan lebih," ujarnya santai, kemudian menyalami Ryu yang sudah duduk di meja makan.

"Mama kukuh banget, Kak. Aku aja sampai bingung mau ngomong apa, akhirnya alesan Ryu manggil."

"Kamu tuh, jangan suka bohong, dosa tau sama ortu, durhaka."

"Enggak, kok. Memang kadang dipanggil Kak Ryu."

Lelaki itu menggelengkan kepala, menyudahi perdebatan antara dirinya dengan sang adik dengan mengatakan sepertinya suami dari Ratna sudah kelaparan.

Tentu saja Ratna menolehkan pandangannya, dan menghentikan ocehan sejenak untuk memulai doa sebelum makan.

Mereka menyantap hidangan cukup hikmat, terkadang sang gadis menggoda kakaknya dengan berbicara bahwa sepertinya Samudera cocok dengan Inayah, apalagi sahabat Ratna itu sekarang lagi menjomblo.

"Sorry, ya. Kita masih mau bujangan dulu. Jadi free man."

Ratna hanya memutar pupil matanya, merasa kakaknya ini benar-benar membuat ia jengah. Bujangan, padahal alibi saja kalau masih suka kencani wanita sana sini.

"Kakak dah mapan gitu, daripada mainin perasaan wanita mulu, nanti kena karma."

Hela napas terdengar, Samudera menggelengkan kepala dramatis sambil menggoyang-goyangkan garpu di tangan.

"Susah orang kelewat tampan, mereka loh yang ngejar-ngejar aku."

"Halah, bacot. Padahal sendirinya suka ganti-ganti gebetan."

"Atna."

Gadis itu lantas terkejut, mendengar suara suaminya yang memanggil. Ia menatap Ryu yang juga memandanginya dengan alis berkerut, seperti ingin memberi tahu bahwa apa yang dia katakan telah kelewatan apalagi mereka sedang makan.

Terdiam sejenak, Ratna lantas menyuap sesendok demi sesendok nasi hingga tandas.

Makan malam berakhir, Ryu membantu membantu membereskan bersama Samudera, walau kelihatannya Ratna tidak memerlukan itu semua.

"Sudah, Kak. Biar aku saja. Kalian ngobrol di ruang depan sebaiknya."

Ratna lantas memakai apron, kemudian mulai mencuci piring-piring kotor.

Suami Pengganti (END)Where stories live. Discover now