[3] - Gadis Berponi

2.4K 263 22
                                    

Mereka bertiga menoleh.

Seorang pemuda mendekati mereka. Lalu dengan kasar pemuda itu merampas kalung miliknya dari tangan Hinata, kemudian memakai kembali di lehernya. Wajah Sasuke yang awalnya tegang dan diliputi
kecemasan luar biasa, kini berubah lega waktu mendapatkan kembali kalung pemberian ibunya itu.

"Hei! Apa memang seperti itu caramu berterima kasih pada orang yang sudah menemukan
kalungmu itu, hah?" seru Matsuri judes.

Sasuke memandang mereka tersenyum halus, tapi parasnya mendadak berubah menjadi dingin dalam sekejab begitu matanya menemukan wajah Obito mampir di retinanya.

"Obito," kata Sai kaget.

Tak ada jawaban. Mata Obito dan mata Sasuke kembali saling menatap benci.

"Ah, Matsuri, terima kasih sudah menemukan kalungnya." Sai membungkukkan badannya, lalu menarik Sasuke.

"Tunggu sebentar, Nii-san ...." kata Obito dingin.

"Nii-san?!" Matsuri dan Hinata berseru kaget.

"Obito-kun, kau mengenal pemuda sombong ini?" Tunjuk Hinata tak suka.

"Aku tak mengenalmu," bantah Sasuke dingin. Dia menoleh pada Sai. "Sai, ayo kita pergi, bukankah kau sangat lapar?"

"Nii-san!" Kali ini nada suara Obito lebih tinggi dari sebelumnya, membuat Sasuke yang awalnya melangkah pergi jadi menghentikan langkah. Namun, pemuda itu tak menoleh. Berdiri dalam diam.

"Siapa yang kau sebut Nii-san itu, Obito-san?" tanya Sasuke tersenyum paksa, sudut bibirnya
terangkat sedikit.

Tanpa menunggu lama, Obito menarik lengan Sasuke agar menjauh dari ke dua temannya. "Minta maaflah pada temanku, kelakuanmu benar-benar kasar. Aku tahu kau membenciku, tapi jangan melibatkan teman-temanku."

"Kenapa? Kau menyukai salah satu dari mereka?"

"Tidak."

"Jika tidak, apa pedulimu? Jika kau tak suka kelakuanku berpura-puralah kau tak mengenalku. Bukankah selama lima tahun ini tak ada yang tahu kau adalah bagian dari keluarga Uchiha dan anak CEO Uchiha departemet store terbesar di Jepang? Sudah, abaikan saja aku."

"Tapi aku tak bisa mengabaikanmu. Kita ini ada di kampus yang sama. Kita ini saudara, dan kau saudaraku."

Sasuke tersenyum tipis. Dia menatap Obito.

"Wah, kau baik sekali Obito, tidak seperti ibumu. Baiklah jika memang kau ingin aku mengakuimu sebagai saudara. Akan aku lakukan, tapi jangan salahkan aku jika itu
melukai harga diri ibumu."

"Apa maksudmu?"

"Jika kau begitu bangga dengan apa yang sudah ibumu lakukan terhadap ibuku, akan kuberitahu
semuanya." Sasuke tersenyum sinis, "seperti yang kau ketahui di kampus ini tak ada yang tak
mengenalku, akan kukatakan pada semua orang bahwa kau adalah saudaraku. Akan kuceritakan bagaimana caranya kau bisa menjadi bagian dari keluarga seorang Uchiha Fugaku. Akan kuceritakan juga pada mereka bahwa ibumu adalah wanita simpanan ayahku selama tujuh belas tahun lamanya dan setelah kematian ibuku kalian bertiga datang dan sekarang tinggal bersama. Bagaimana?"

Wajah Obito pucat seketika. "Jangan. Memang lebih baik kita saling mengabaikan," ucapnya lirih. Lalu pemuda itu beranjak pergi, tapi Sasuke kembali tersenyum penuh kesombongan.

"Obito-san ...." Sasuke menahannya, "Detektif Sarutobi Asuma mengatakan padaku kalau di hari kematian ibuku, ada benda aneh yang tertinggal dibajunya. Rupanya desas desus kematian ibuku hari itu memang seperti sengaja dibuat kecelakaan tunggal."

Kamisama, Hanatte Oitte [On Going]Where stories live. Discover now