[39] - Kao and Hikaru

1K 109 2
                                    

Aneh! Berkali-kali Shiona menatap Kiseki dengan seribu pertanyaan. Ban mobil Toneri langsung saja kempes ketika bocah itu hanya menatap ban mobilnya.

Oria Otsutsuki itu keluar dari Lamborgini hitam yang baru tadi pagi dibelinya itu. Mana mungkin bisa ban mobilnya kempes! Mustahil. Ia kembali mengeceknya.

Kiseki tersenyum mengejek. "Sayang sekali ban mobilnya kempes. Shiona Sensei mau ikut pulang bersama ayah Gaara?" tanya Kiseki seraya menunjuk sang pilot yang berjalan ke arahnya.

"Kiseki-kun!" Gaara berteriak riang dengan penampilan yang memesona. Tentu saja dia lakukan demi mendapat pujian dari ibu guru cantik Shiona.

Kiseki tersenyum lalu berlari ke arah pria itu.

Sebenarnya Shiona mulai ada rasa pada pemuda berkulit pucat itu. Namun, gadis itu pandai menutupi diri meski Gaara terang-terangan menunjukkan rasa suka padanya.

"Hei, Otsutsuki Shiona, kau tak sungguh-sungguh menyukai pria yang sudah memiliki anak, kan?" Toneri melirik sang sepupu yang tersenyum sendiri. Rona merah di wajah gadis cantik itu tak bisa ditutupi.

"Niisan tenang saja, aku bukan tipe pengganggu pria yang sudah memiliki istri. Apalagi Kiseki muridku," jawab Shiona santai.

"Benarkah? Sepertinya kau sudah mulai jatuh cinta padanya." Toneri menatapnya tajam.

Gadis itu tertawa. "Aku kenal orang tua kandung Kiseki. Pria itu pamannya, hanya saja Kiseki memanggilnya ayah. Tidak keberatan 'kan, jika aku dekat dengannya nanti?"

"Terserah!"

"Jika saja Niisan tahu siapa orang tua Kiseki, Niisan pasti kaget."

Toneri tersenyum sinis. "Aku tak suka anak-anak apalagi anak kecil yang nakal seperti dia. Lagi pula aku tak peduli siapa ayah dan ibunya." Pria tinggi itu merogoh kantong celananya sejenak lalu menelpon anak buahnya untuk mengirimnya sebuah mobil. "15 menit lagi mobilku yang lain akan tiba, sabarlah."

Dari jauh Kiseki berlari ke arahnya. "Shiona Sensei mau naik sekuter bersama kami?" Ajak anak tampan itu.

Toneri memelototinya. "Dia akan pulang bersamaku."

"Aku 'kan, tidak tanya Paman Dinosaurus," kata bocah itu tak acuh lalu kembali tersenyum saat menatap Shiona. "Sensei, ayah Gaara menantimu." Didorongnya tubuh Shiona hingga kaki bergerak meninggalkan Toneri.

"Niisan, hari ini aku ikut Kiseki dan ayahnya, kau pulang saja sendiri." Gadis itu melambaikan tangannya.

Sementara Kiseki kembali membuat Toneri jengkel bukan main. Anak itu menjulurkan lidahnya lagi membuat Toneri naik darah. 'Paman Dinosaurus? Sialan anak itu. Aku benar-benar benci anak kecil!' Mau tidak mau pria berambut perak itu menunggu sendiri mobil jemputannya. Semua karena bocah sialan bernama Kiseki itu.

Ya, Toneri tak suka anak kecil. Baginya anak kecil sangat menjengkelkan, terlebih anak laki-laki seperti Kiseki. Bah! Rasanya pria setinggi 188 centi itu ingin meremas-remas tubuh kecil itu. Kini ia mulai mengerti kenapa Tuhan telah menetapkan garis hidupnya tak memiliki keturunan. Satu jawaban. Toneri benci anak-anak.

🌻🌻🌻 Three Blood 🌻🌻🌻

"IBU, AKU PULANG!" Kiseki berteriak senang, tapi yang dicari-cari malah tidak ada.

"Oh Kiseki-kun, kau sudah datang? Di mana ayah Gaara?" Sasuke menyambut putra tercintanya dengan sayang.

Kiseki meletakkan tasnya di meja. "Ayah Gaara kencan dengan Shiona Sensei," jawabnya polos. "Di mana ibu?"

Kamisama, Hanatte Oitte [On Going]Where stories live. Discover now