[44] - Kebahagiaan yang Hancur

958 100 71
                                    

Hinata mendapati kesadarannya kembali, ia merasakan sakit yang sangat di bagian bawah perutnya. Sesuatu yang sakit dan perih di liang peranakannya seperti habis terkoyak-koyak dengan kasar. Ia melihat wajah Toneri yang berkeringat. Namun, lelaki itu tampak tak kenal lelah.

Detik selanjutnya wanita itu merasakan sesuatu yang hangat mengalir ke dalam rahimnya. Cairan sperma pria Otsutsuki masuk ke dalam rahimnya. Air mata Hinata menetes, bagaimana jika sperma itu ... menjadi benih? Ia tak bisa melakukan perlawanan terhadap sosok yang kini berada di atas tubuhnya itu. Ia benar-benar lelah, tenaganya terkuras habis malam ini. Ia tidak tahu permainan Toneri kasar karena di bawah kendali obat perangsang itu.

"Aku mencintaimu, Hinata."

Ia benci Toneri menyatakan hal itu. Ia muak dengan lelaki yang berada di atas tubuhnya. Demi apa pun rasanya dia ingin mati sekarang. Hidupnya seperti kaca yang sudah pecah, berkeping-keping tak bisa disatukan. Ia merasakan kembali bibir Toneri yang melumat bibirnya. Hinata tidak tahan lagi, tapi apalah daya dia hanya seorang wanita lemah yang berada dibawah kendali seorang lelaki yang penuh hasrat akan dirinya. Semua perlawanannya sia-sia.

Pria Otsutsuki itu menyentuh semua bagian tubuhnya dengan seksama, seolah tak ingin terlewatkan meski sejengkal saja. Ia juga meninggalkan kiss mark yang banyak di tubuh Hinata hingga tubuh wanita itu penuh tanda kemerahan bahkan menjadi ungu di seluruh tubuhnya.

Dering ponsel Toneri berbunyi membuat lelaki itu menoleh. Ia harus mengakhiri permainan itu secepatnya walau sebenarnya ia masih menginginkan lebih lama lagi. Detik selanjutnya lelaki tinggi itu memisahkan tubuhnya dari tubuh Hinata. Ia melihat ada darah yang mengalir kala melepas miliknya. Ia tidak tahu kenapa itu terjadi, atau mungkin Hinata mengalami pendarahan karena kasarnya ia menyentuh tubuh itu? Oh shit! Toneri memaki dalam hati.

Pria itu mengenakan pakaiannya dengan cepat. Ia sadar dirinya telah merusak rumah tangga orang, tapi tak peduli. Baginya merasakan tubuh wanita yang ia cintai sudah cukup. Jika diizinkan tamak, ia ingin memiliki wanita ini seutuhnya dengan cara membunuh Sasuke. Ah tidak, itu hanya di pikirannya lelaki itu saja, tapi kenyataannya dia bukan seorang pembunuh kejam.

Ia mendekati Hinata yang meringkuk di bawah selimutnya. "Maafkan aku. Aku melakukannya karena aku mencintaimu."

"Kau iblis," maki Hinata pelan dengan suara yang bergetar. Betapa ia sangat membencinya. "Menyingkir dari kehidupanku selamanya. Aku bersumpah tak akan pernah memaafkan kesalahanmu bahkan di kehidupan selanjutnya."

Toneri diam membeku. Ia menatap wajah sayu itu. Sebenarnya ia tak rela jika Hinata membencinya, tapi semua sudah terjaur terjadi toh, sejak awal dia menikmatinya permainannya walau memaksa. Ia menunduk kembali mencium bibir Hinata. Untuk yang terakhir. Ia tahu wanita itu kembali memberontak tapi lelaki itu tak membiarkan aksinya.

Toneri menyudahinya lalu ia pergi begitu saja membiarkan Hinata menangis yang semakin keras. Dalam hati pria rambut perak itu berkali-kali meminta maaf.

🌻🌻 Three Blood 🌻🌻

Sementara itu di luar, lelaki tua bernama Kakuzu kaget dengan kedatangan Kisame yang tak terduga, sopir pribadi Toneri itu dengan marah menghantam wajahnya hingga lelaki itu tersungkur ke aspalan.

"Apa yang sudah kau rencanakan pada tuan Muda Toneri?" Amuknya marah, ia memukuli sopir kepercayaan Sakura itu beringas.

Lelaki tua itu hanya tersenyum tipis. "Sudah terlambat, Kisame. Semua sudah terjadi." Serigainya puas.

Bugh!

Kembali Kisame memukul lelaki tua itu hingga terjerembab ke tanah, saat itulah Kisame melihat Toneri keluar dari sebuah rumah kontrakan kecil tak jauh dari tempatnya. Lelaki itu segera menghampiri tuannya. "Tuan Muda, Anda baik-baik saja?" tanya Kisame cemas. Betapa khawatirnya dia tadi saat mendengar kalau Kakuzu yang mengantar tuan mudanya ke bandara. Lelaki itu kaget saat tiba di rumah sakit mendapati anak sulungnya baik-baik saja. Itu artinya ada sesuatu yang terjadi pada Toneri. Untung Toneri tak mematikan ponselnya jadi Kisame berhasil melacak keberadaan tuan mudanya dengan cepat.

Kamisama, Hanatte Oitte [On Going]Where stories live. Discover now