[21] - Gomenne

1.8K 233 93
                                    

Suara alarm berbunyi dan Sasuke langsung bangun. Ia tak boleh telat kerja. Ia menggerak-gerakkan tubuhnya yang sakit. Lalu seperti biasa ia akan menelpon sebuah toko agar diantar setelan jas baru untuk ia kenakan waktu bekerja dan menelpon sebuah restoran untuk memesan makanan. Sasuke bergegas menuju kamar mandinya.

Pria itu masih cuek dengan suasana pagi ini dan tak tahu kalau apartemennya bersih ia baru menyadari usai mandi. "Mustahil ...," ujarnya tak
percaya menatap sekitarnya yang bersih kinclong. Ia menepuk pipinya, Ini nyata. Tapi siapa? Sasuke berpikir keras.

Ia berjalan ke dapurnya. Di meja sudah tersedia masakan, hanya tinggal menghangatkan kembali. Meneguk segelas air putih,
setidaknya ia bisa berpikir jernih. Sambil terus bertanya-tanya ia menuju ruang tamunya.

Mendadak kakinya berhenti melangkah begitu mendapati sosok yang sangat ia rindukan
tertidur pulas di sofa ruang tamunya. Sasuke melangkahkan kakinya mendekati wanita itu.
Perlahan menyentuh pipinya. Hangat. Jantungnya berdetak lebih cepat dari yang sebelumnya. Ia sangat hafal jika jantungnya akan bereaksi seperti ini jika berdekatan dengan sosok yang paling ia cintai.

Hinata menggeliat capek dan tak sadar menepis tangan sang suami di pipinya yang menurut wanita Hyuuga itu dingin.

Sasuke tersenyum tipis. "Tidurmu masih seperti dulu. Seperti mayat dan susah dibangunkan," gumamnya senang. Ia pun mengangkat tubuh istrinya lalu membawa ke kamar dan merebahkannya di sana. Terakhir ia menyelimutinya agar tak kedinginan. Tangannya bergerak meraih ponsel untuk menelpon bawahannya, Rock Lee dan mengatakan kalau hari ini ia tidak akan masuk kantor. Kabar itu langsung disambut gembira oleh bawahannya.

"Sialan, mereka begitu senang aku tidak masuk!"

🌻🌻 Wonderful Life 🌻🌻

"Yeah, akhirnya beruang kutub itu tidak masuk!" Rock Lee dan Utakata bertos ria.

"Kira-kira, apa yang dilakukannya sekarang, ya?" Ino bertanya-tanya.

"Tentu saja honey moon kedua, istrinya baru datang dari korea Selatan." Lanjut Tayuya sambil
tersenyum santai.

"Apa?"

"Lihat saja, besok dia pasti datang dengan penampilan yang berbeda dan kalian akan kaget
dengan kelakuannya." Lanjut Tayuya seakan tahu apa yang akan terjadi pasti besok.

🌻🌻 Wonderful Life 🌻🌻

Tiupan angin yang lembut membuat Hinata terbangun dari tidurnya. Ia mendapati Sasuke
duduk di samping sambil menatapnya lurus.

"Kenapa kau datang kemari?" tanya Sasuke datar.

Hinata menunduk. "Aku mencarimu dan ingin meminta maaf atas kesalahanku."

"Aku tak akan pernah memaafkanmu." Sungguh pria Uchiha itu tak ingin bersikap dingin pada Hinata, namun itu di luar kendalinya.

Hinata terlihat pias. "Aku tahu itu. Tak bisakah kau memberiku kesempatan sekali lagi? Aku sungguh menyesal dan aku tidak ingin kehilanganmu." Setetes air mata jatuh membasahi pipinya.

Sasuke tetap terlihat dingin, ia terlihat seperti dewa kematian. "Tak perlu bersikap seperti itu, hal itu tak akan membuatku peduli lagi padamu. Usahamu
kemari hanya sia-sia." Lanjutnya datar.

"Apa ... apa yang harus aku lakukan agar kau memaafkanku?" Tatapan Hinata nanar. "Aku sungguh-sungguh. Aku ingin memulai dari awal bersamamu."

Sasuke terdiam. Melipat kedua tangannya. Ia melihat istrinya yang mulai putus asa. "Kau bersedia aku hukum?"

Hinata mengangguk.

"Tinggallah di sisiku selamanya. Jangan pernah pergi atau mengkhianatiku lagi hingga aku sendiri yang menyuruhmu pergi. Apa kau menyanggupi syarat itu?" Pria itu menatapnya sendu, tatapannya sedih.

Kamisama, Hanatte Oitte [On Going]Where stories live. Discover now