[14] - Malam yang Tak Terlupakan

1.9K 191 16
                                    

Pagi yang sepi mendadak heboh karena terdengar jeritan melengking yang sangat memekakkan telinga penghuni rumah keluarga Hyuuga itu. Seakan ada gempa berkekuatan tektonik yang mengguncang rumah tersebut.

Neji menutup kepalanya dengan bantal, akan tetapi jeritan itu tetap menembus ke gendang telinganya. Ia meraba-raba sesuatu yang sengaja ia letakkan di bawah bantalnya untuk mengambil jam beker kecil. Dengan setengah sadar ia menatap jarum jam yang berdetak itu. Masih jam 06.00 pagi.

"Akh ... Hanabi! apa tidak
terlalu pagi untuk memulai paduan suaranya!" gerutunya kesal. Namun, sedetik kemudian pemuda tinggi itu sadar, suara jeritan tadi bukan milik Hanabi. Ia pun melompat dari tempat tidur. "Sayangku, kau di mana?!" ujarnya panik sembari mencari-cari gitar kesayangannya. Pemuda jangkung itu memeluk erat-erat gitar tersebut.

Neji pikir suara yang
mengguncang kamarnya adalah gempa, makanya ia buru-buru menyelamatkan gitar
kesayangannya. "Syukurlah kau baik-baik saja, Cleopatra." Well, nama gitar kesayangan Neji adalah Cleopatra.

Sementara di kamar paling ujung bernuansa hijau dan mirip toko tamiya itu, nampak Hanabi mengucek-ngucek matanya malas. "Apa tadi aku mendengar suara Madonna sedang menyanyi?" gumamnya masih mengantuk dan sesekali menguap panjang.

Remaja itu menoleh ke sana kemari mencari asal suaranya.

Satu detik.

Dua detik.

Tiga detik.

Empat detik sudah berlalu dan suasana kembali jadi sepi.

Bruk! Hanabi kembali tidur. Ia mengira tadi adalah mimpinya yang terputus.

Sementara itu di kamar bagian bawah Hiashi dan istrinya saling membuka mata. Mereka saling menatap dan bertanya-tanya siapa yang sepagi ini sudah menimbulkan polusi suara.

Namun, sedetik kemudian Hiashi tersenyum masygul menatap istrinya yang masih tak mengerti. "Bukan apa-apa, ini masih pagi, kita lanjutkan tidur sebentar."

"Tapi suara tadi ...."

"... suara itu sama seperti suaramu saat kejadian dua puluh lima tahun yang lalu saat kita masih menjadi pengantin baru, apa kau lupa?"

Semu merah menghiasi wajah cantik wanita itu. "Mana mungkin aku melupakannya." Nyonya Hyuuga segera menarik selimutnya dan melanjutkan kembali tidurnya.

🌻🌻 Wonderful Life 🌻🌻

Sementara itu di TKP ....

Hinata menunjuk-nunjuk Sasuke yang baru saja keluar dari kamar mandinya dengan celana
pendek dan bertelanjang dada, sementar handuk kuning bergambar Spongebob miliknya
bersarang di kepala pemuda itu.

Sasuke tampak segar karena selesai mandi, sementara tangannya menggosok-gosokkan
handuk ke rambutnya yang basah habis keramas. "Wuah, segarnya ...."

"A-apa yang kau lakukan di kamarku?" tanyanya gugup. Pipi Hinata semerah kepiting rebus melihat tubuh suaminya yang sebelumnya tak pernah ia lihat. Entah kenapa jantungnya jadi berdetak cepat melihat Sasuke seperti itu. Meski tubuh sang suami tak seatletis tubuh Naruto, tapi melihat pria itu bertelanjang dada di dalam kamarnya yang hanya berdua pula, merupakan hal yang cukup membuatnya syok. Ia memalingkan wajahnya.

"Seperti yang kau lihat, aku habis mandi," jawabnya santai tanpa memikirkan Hinata yang wajahnya bak kepiting rebus, "tidurmu nyenyak sekali semalam, bahkan aku hampir mati sesak napas karena kau peluk semalaman."

"Apa?" Mata Hinata melotot.

Sasuke menatapnya. "Semalam kau memelukku sangat erat sampai aku tak bisa bernapas dan bergerak sedikit pun. Aku memilih keputusan yang salah karena sudah tidur di sampingmu semalam." Sasuke menggerak-gerakkan badannya yang pegal. "Kamisama, badanku serasa remuk semua hanya dalam semalam," keluhnya menyesal.

Kamisama, Hanatte Oitte [On Going]Where stories live. Discover now