[11] - Ciuman 5 Milyar

1.6K 208 32
                                    

Cukup lama Sasuke terdiam menatap pantulan wajah tampannya di cermin. Garis wajahnya yang halus nan tegas. Sepasang mata hitam yang besar dan tajam, hidung yang mancung, lalu bibirnya yang seksi membuat wajahnya semakin sempurna. Sudut bibirnya terangkat sedikit. Ia tersenyum bangga akan anugerah Kamisama yang diberikan padanya.

"Kita akan bertemu, Sayang," ucapnya pada kaca yang memantulkan wajah tampannya. Sasuke sudah rapi akan penampilannya. Karena malam
ini dia akan makan malam atau kencan bersama Hinata.

Saat pemuda itu menuruni anak tangga rumah menuju bagasi, ia berpapasan dengan ayahnya,
Obito juga Mei.

"Mau ke mana?" tanya Fugaku dengan kening berkerut melihat penampilan dan wajah Sasuke yang berbinar.

Sasuke melirik sekilas, dan berkata, "Melamar gadis impianku."

Lelaki itu heran, sejak kapan Sasuke mulai serius terhadap seorang wanita? Tapi dia tak peduli Sasuke mau menikah dengan siapa, karena bagi Fugaku, jika putranya menikah nanti, tentu dia akan lebih mudah menendangnya dari rumah ini secara halus. "Begitu? Baguslah, akhirnya kau bisa menemukan gadis impianmu."

Sasuke tersenyum tipis. "Jangan khawatir, jika aku menikah nanti, aku akan membeli apartemen dengan uangku sendiri, jadi Ayah tak perlu cemas mengenai hadiah pernikahanku nanti." Sasuke melewati mereka begitu saja lalu menuju mobilnya.

"Obito-kun, apa kau tahu siapa pacarnya? Apa gadis itu berasal dari keluarga yang sepadan dengan kita?" tanya Mei penasaran.

"Tidak."

"Pasti Shizuka," tebak Fugaku yakin, "berita hubungan Sasuke dengan Shizuka sudah lama jadi incaran para netizen."

Obito menatap ayahnya. "Shizuka dari kalan Senju maksud Ayah? Salah satu artis tercantik sekaligus terseksi di Jepang? Niisan berpacaran dengan artis itu?" tanya Obito kaget.

"Rumor itu sudah lama. Sejak Sasuke masih SMA, tapi Mikoto membayar mahal pada berbagai pihak wartawan agar tak memublikasikan hubungan
mereka mengingat Senju Shizuka idola top Jepang. Dia tak mau Sasuke mendapat masalah karena itu."

Obito bernapas lega. "Syukurlah, kupikir gadis itu Hinata," gumamnya senang.

"Apa maksudmu Hinata?" tanya Mei.

"Bukan apa-apa," potong pemuda itu cepat, takut ibunya bertanya lebih jauh. Obito segera menuju kamarnya.

🌻🌻 Wonderful Life 🌻🌻

Hyuuga Hiashi memandang wajah putrinya yang manis. Malam ini Hinata mengenakan gaun merah cerah lengkap dengan aksesoris yang senada. Sepatu berhak tinggi menghiasi kakinya yang jenjang. Rambut lurus indigo panjang tergerai, dengan poni yang menutupi dahi membuatnya semakin cantik. Make-up tipis yang menempel di wajahnya itu semakin membuat gadis itu terlihat sempurna.

"Neechan, kau akan berkencan?" tanya Hanabi yang baru saja pulang dari rumah temannya
sambil mengapit dua tamiya baru.

Ya, meski usia Hanabi sudah menginjak delapan belas tahun, tapi kelakuannya tak beda dengan anak SD, juga mengingat wajahnya yang begitu baby face, banyak orang salah mengira kalau gadis bertubuh mungil itu masih duduk di bangku SMP.

"Siapa yang mau berkencan?" bantah Hinata jadi bete.

"Tapi melihat make up Neechan yang seperti itu pasti mau kencan, kan?" selidik Hanabi curiga.

"Anak kecil sepertimu jangan suka ikut campur urusan orang dewasa. Urus saja mobil-mobilanmu itu," jawabnya judes lalu segera keluar dari rumahnya. Di dalam taxi, gadis itu mengoceh tak karuan karena sebal.

Kamisama, Hanatte Oitte [On Going]Where stories live. Discover now