[24] - Keluar dari Keluarga Uchiha

1.5K 215 79
                                    

"Aku tak percaya kau melakukan hal itu, dan sekarang kau berlagak tidak tahu apa-apa." Suara Fugaku datar penuh amarah sembari melempar copy-an rekening beberapa lembar ke wajah Sasuke, "jika kau membenciku, aku memakluminya, tapi kenapa kau mentransfer uang sepuluh milyar ke rekeningmu sendiri? Apa yang kau butuhkan sebenarnya? Perusahaan
mengalami banyak penurunan saham karena ulahmu itu!" Lelaki itu membentaknya.

Sasuke melihat salinan rekening itu tak percaya. Dia tak pernah melakukan transaksi tersebut, tapi kenapa uang sebanyak itu masuk ke salah satu rekening pribadinya. Ini jebakan. Ada seseorang yang menjebaknya. "Aku tak melakukannya," bantahnya datar.

"Jika bukan kamu, lalu siapa?!" Sang ayah kembali membentaknya, "buktinya sudah ada dan kau masih mengelak?"

Sasuke tersenyum tipis. "Sudah kukatakan, bukan aku pelakunya." Suara itu tak kalah datar.

"Aku akan memaafkanmu jika kau mengakui dan mengembalikan uang itu. Aku akan menganggap hal ini tak pernah terjadi." Suara
ayahnya masih terdengar datar.

"Mengakui? Ayah jangan bercanda! Aku tak akan pernah mengakui perbuatan yang tak pernah aku kerjakan! Tidak akan pernah!"

PLAKK!

Sasuke kembali terhuyung, tubuhnya terhuyung menabrak meja. Tamparan itu dua kali lebih keras dari sebelumnya hingga memperlihatkan bekas telapak tangan di pipi kiri Sasuke. Darah kembali menetes dari sudut bibir pria itu.

Hinata yang melihatnya menghadang mertuanya saat akan menamparnya kembali. "Ayah, cukup! jangan pukul dia lagi. Dia tidak bersalah!" pinta Hinata menjerit, tangisannya sudah pecah. Ia tak tahan melihat perlakuan sang
mertua pada suaminya itu.

"Kau hanya orang luar, jangan ikut campur masalah keluargaku!" sentak Fugaku.

Sasuke menarik istrinya agar sang ayah tak menyerang calon ibu dari anaknya itu. "JANGAN BENTAK DIA, UCHIHA FUGAKU!!" Sasuke balas membentak berani. Wajahnya lebih menakutkan dari ayahnya saat ini. "Jangan ikut campur, ini urusanku," ujarnya pelan pada Hinata, ia tersenyum lembut seolah mengatakan 'aku baik-baik saja. Aku laki-laki kuat.' Lalu wajahnya kembali dingin ketika mata itu bertatapan dengan ayahnya.

Untuk sesaat, Fugaku dan istrinya kaget. Sasuke yang selalu berlaku lembut bak malaikat, kini membentak ayahnya dengan mimik muka Malaikat Kematian.

"Sudah aku bilang, bukan aku orangnya. Terserah Ayah mau
percaya atau tidak!"

"Kau ...," Fugaku mencengkramnya gemas.
"Sudah cukup kesabaranku selama ini padamu. Apa kau pikir aku tak sanggup membuangmu?"

Sasuke menyeringai. "Bukankah Ayah sudah melakukannya, kenapa aku harus takut? Bukankah itu yang ayah inginkan sejak dulu, dan baru sekarang tercapai?"

"Baik. Aku sudah terlalu baik padamu. Mulai sekarang pergilah dari hadapanku. Kau bukan lagi putraku," ujar Fugaku datar.

Ada segurat kekecewaan terpancar dari wajah Sasuke. namun, dengan cepat ia menutupinya. "Katakan lebih dingin lagi kalau Ayah benar-
benar tak menginginkanku lagi."

Pria baya itu menatapnya serius. "Pergilah, aku tak sudi mempunyai anak sepertimu. Ikatan antara ayah dan anak hari ini sudah aku putuskan. Jangan lagi memanggilku Ayah. Kau bukan lagi putraku. Keluarlah dari rumah ini." Dengan suara dingin dan kejam lelaki itu mengusir Sasuke.

"Baik, aku akan pergi dari kehidupan kalian."

Sasuke menatap ibu tirinya dan Obito yang kini berdiri di samping ayahnya.

"Sebelum itu, serahkan semua kartu kredit dan fasilitas yang pernah ayahmu berikan padamu." Lanjut Mei tiba-tiba.

Pria itu menoleh. Ia menatap
ayahnya tak percaya.

Kamisama, Hanatte Oitte [On Going]Where stories live. Discover now