[31] - Jangan Lawan Takdirmu, Sasuke!

1.3K 200 77
                                    

Dokter bernama Tobirama itu menatap Sasuke sesaat. "Tuan Keras Kepala, ini bukan masalah satu nyawa. Kami juga akan dituntut jika harus mengambil darah pasien yang baru selesai menjalani operasi, bisa fatal akibatnya. Memang sulit tapi kami tak ingin mengambil resiko itu."

"Dokter Senju, stok darah A sudah habis. Operasi tak bisa dilakukan pada anak ini." Seorang perawat dengan raut wajah kecewa memberitahu.

Sasuke terlihat panik. "Dokter ... bagaimana jika adik saya tak bisa ditolong? Saya ... seumur hidup tak akan pernah bisa memaafkan diri saya dokter. Saya mohon dokter ... ambillah darah saya untuk menyelamatkan nyawanya." Sasuke berlutut dan memohon.

Dokter Tobirama bergeming.

"Dokter saya mohon,"

"Jika kau keras kepala mau melakukannya, tak ada pilihan lain. Kecuali kau menandatangani surat pernyataan jika kau meninggal karena kehabisan darah saat
operasi, kau tak akan menuntut pihak rumah sakit. Apa kau sanggup?"

Sasuke memgangguk. "Sudah saya katakan dokter, saya tak akan secepat itu mati."

"Perawat Shizune lakukan tes darah segera dan ambil darahnya secepat mungkin karena kita
akan memulai operasi." Usai berkata dokter Senju itu berlalu.

Perawat Shizune menggeleng pelan. "Anda boleh berjiwa besar, tapi jangan sampai
mengorbankan diri sendiri. Bukankah Anda masih punya tanggungan? Istri dan calon bayi kalian. Jika Anda meninggal karena kehabisan darah, istri Anda akan menjadi janda dan bayi kalian tak akan pernah tahu seperti apa wajah ayahnya." Perawat Shizune berkata ketus seperti tak rela jika Sasuke harus mendonorkan darah melihat keadaannya yang masih jauh bisa dikatakan sehat.

🌻🌻 Wonderful Life 🌻🌻

Nama aslinya tidak diketahui siapa, tapi ia biasa dipanggil Hikaru, seorang peramal asal Kyushu yang suka bergonti-ganti wajah. Tak bisa ditebak berapa usianya mengingat dirinya suka menyamar dan berdandan ala anak muda. Padahal jauh sebelum Kao lahir, dia sudah setia mengabdi pada nenek Kao.
Kemampuan meramalnya
sungguh mengagumkan. Bahkan masyarakat Jepang menjulukinya si 'Asisten Dewa' mengingat ramalannya selalu benar.

Sejujurnya, Kao sendiri tidak tahu apakah Hikaru itu laki-laki atau perempuan dikarena begitu profesionalnya ia menyamar. Namun, Kao menganggap Hikaru perempuan karena Hikaru lebih sering berdandan ala gadis muda belasan tahun.

Hikaru tersenyum tipis. "Nyonya, putra Anda memang malaikat," ujarnya sembari menulis
sesuatu di buku hitam. "Rupanya ia bisa mengubah arah angin." Lanjutnya misterius.

Hanya Kao yang paham maksudnya. Remaja itu menatap Hikaru datar.

"Apa maksudmu, Hikaru?" tanya Mikoto dengan nada waspada seolah mengerti alur
pembicaraan selanjutnya.

Hikaru tertawa sejenak. "Takdir bisa diubah, Nyonya. Jika nyawa yang sudah ditargetkan akan
dicabut, lalu seseorang menolongnya hingga memberi kehidupan baru, maka yang menolong itu harus memberi nyawa sebagai gantinya. Karena malaikat maut tidak akan pulang dengan tangan hampa."

"Apa maksudmu Sasuke menolong Rin?" tanya Mikoto cemas.

"Begitulah." Hikaru membenarkan.

"Lalu apa yang akan terjadi pada Sasuke?"

"Jika Rin hidup ada dua kemungkinan. Pertama Sasuke akan membayar dengan nyawanya sendiri. Yang kedua jika Sasuke cukup kuat dia bisa saja selamat tapi ...," Hikaru menggantung kata- katanya membuat Kao dan Mikoto susah bernapas.

"... ganti nyawa bisa beralih pada calon anak mereka atau istrinya. Karena sebuah nyawa harus dibayar dengan nyawa."

Wajah Mikoto panik bukan main.

Kamisama, Hanatte Oitte [On Going]Where stories live. Discover now