[22] - Sweet Life in Shanghai

1.8K 218 75
                                    

"Direktur ..." Suara Rock Lee memecah keheningan
ruangan Sasuke saat pria tinggi itu membuka pintu setelah berkali-kali mengetuk pintu tak ada jawaban.

Sepi.

Rock Lee langsung bengong begitu melihat direkturnya sedang senyum-senyum sendiri menatap telpon duduk kantor. Melihat dengan mata berbinar seolah yang dilihat itu sebongkah berlian bukan telpon.

'Hei ... dia kenapa jadi aneh begitu. Melihat tampangnya yang seperti itu rasanya ingin aku potret wajahnya lalu kutunjukkan pada Utakata dan Shino. Pasti mereka akan tertawa sampai mati melihat tampang bodohnya itu'. Rock Lee menahan tawa. 'Dan kau akan langsung dipecat saat itu juga!' bantah otaknya. Rock Lee menggeleng ngeri membayangkan.

"Direktur, rapat hari ini akan segera dimulai."

Sasuke menoleh sambil tersenyum. "Tunda besok. Bukankah satu bulan ini kalian jenuh dan selalu lembur? Jadi aku putuskan kalian bisa pulang sore dan bersenang-senang." Lanjut Sasuke yang kemudian menatap kembali telpon itu.

Untuk pertama kalinya Rock Lee tercengang sampai mulutnya menganga lebar. Ini seperti bukan direkturnya saja, menunda rapat? Hey, siapa peduli dengan begitu dia bisa kencan dengan Tenten nanti.

Pria tinggi itu segera bergegas keluar dengan gembira lalu memberitahu tingkah
direkturnya tadi.

Ini adalah pertama kalinya Hinata memanggil Sasuke dengan sebutan 'sayang' padanya, dan itu memiliki nilai tinggi dan langka tersendiri di hati adik Itachi itu.

Saat orang dimabuk cinta ia akan melupakan segalanya dan bertingkah konyol. Semua terasa indah. Bahkan dunia pun seakan milik mereka berdua dan dengan sangat menyesal harus dikatakan bahwa yang lainnya hanya mengontrak. Catat, mengontrak!

Sasuke kembali menelpon Hinata yang malah disambut omelan karena sudah mengganggu
aktifitasnya. "Sayang, aku pulang sekarang, ya?" bujuk Sasuke mengiba.

Nampak Hinata menghela napasnya. "Jam enam sore baru kau boleh pulang. Awas jika kau pulang sebelum waktunya!" Klik.

Sasuke cemberut. Ia menatap jam dinding. Masih jam dua siang. Kurang empat jam lagi. Ia mondar-mandir di dalam kantornya berharap waktu
segera berlalu, tapi untuk sebuah penantian bagi orang yang sedang menunggu, akan terasa sangat lama dan membosankan.

🌻🌻 Wonderful Life 🌻🌻

Saat jam pulang tiba, Sasuke segera bergegas bak roket ke apartemennya. Ia tak peduli tadi
ditilang polisi karena mengemudi layaknya bintang F1 Kimi Raikkonen. Begitu pintu dibuka, ia mencium aroma masakan yang menggoda perutnya.

"Aku sudah pulang," teriaknya.

Hinata menyambut dengan senyuman cerah. Malam ini ia berdandan sangat cantik membuat Sasuke tak berkedip menatapnya. Ia membawakan tas sang suami dan membantunya membuka dasi. Ah ... rasanya jika setiap hari seperti ini, Sasuke akan hidup bahagia. Tidak mengapa ia dibuang jauh ke Shanghai, asal hidup bahagia seperti ini. Pria Uchiha itu merasa hidupnya sudah sempurna. "Kenapa menatapku begitu?"

Sasuke tersenyum. "Kau sangat cantik. Aku menyukainya," bisiknya tepat ditelinga sang istri.

Mendapat pujian seperti itu wajah Hinata memerah. Lalu mereka menuju ruang makan. Usai makan mereka berdiri di balkon apartemen sambil menikmati keindahan kota
Shanghai malam hari yang sangat gemerlap dengan ribuan lampu.

Sasuke mengeluarkan ponsel lalu menyalakan musik klasik yang sangat cocok dengan
keadaannya malam ini. Tiba-tiba ia mengulurkan. Awalnya Hinata tak mengerti, tapi setelah suaminya mengisyaratkan tanda untuk berdansa akhirnya ia menerima uluran tangan itu.

Kamisama, Hanatte Oitte [On Going]Where stories live. Discover now