[29] - Obito Tahu Semuanya

1.4K 198 58
                                    

Suara ambulans akhirnya datang cepat. Beberapa petugas segera mengangkat tubuh Sasuke yang mulai kehilangan kesadaran karena mengeluarkan banyak darah. Petugas resepsionis itu terlihat pucat saat mendapati tamunya tergeletak di lantai dengan bersimpah darah. Ia berharap hanya tamu itu bisa
diselamatkan.

"Tuan Uchiha, Anda mendengar saya?" tanya wanita muda itu cemas melihat Sasuke tak bergerak dan memejamkan mata. Dia adalah manager hotel di mana Sasuke menginap. Wanita cantik itu ikut mengantar Sasuke ke rumah sakit terdekat.

"Hn ..." Pria itu hanya bergeming pelan karena kepalanya pusing saat ini. Ia kehilangan banyak darah.

Hingga lima belas menit kemudian ambulans itu tiba di rumah sakit dan Sasuke langsung dibawa ke ruangan IGD.

Ada untungnya juga tadi Sakura tidak mematikan ponselnya, karena dering ponsel tersebut yang terus menerus berbunyi itulah akhirnya membuat Sasuke sadar, lalu waspada akan jebakan gadis jelita itu. Ia mengambil pisau yang ada di dekat nakas itu kemudian melukai telapak tangannya agar bisa sadar dan kuat menahan kantuk yang hebat. Rupanya perkiraannya benar, dengan melukai tangannya sendiri, rasa kantuk lenyap seketika dan berganti rasa sakit yang luar biasa.

🌻🌻 Wonderful Life 🌻🌻

Pagi itu, Hinata terbangun dari tidurnya saat mendegar suara pesan masuk. Di layar ponselnya tertera nama 'Suami Tercinta'. Pesan itu berisi.

From : My Lovely Husband
[Sayang, maaf ... ada banyak hal yang harus aku urus. Jaga baik-baik Aiko kita. Sampai ketemu lusa]

Dari suamimu yang paling tampan di dunia.

Hinata tersenyum cerah. Ia segera bersih-bersih dan pergi ke pasar.

"Nenek Chiyo, selamat pagi," sapanya pada si pemilik kedai Merah.

"Wah, kandunganmu sudah mulai membesar, ya? Ingat, jangan bawa yang berat-berat. Kau jangan terlalu lelah."

Hinata mengangguk. "Nenek juga mau ke pasar?"

"Ah tidak, Biar cucu-cucuku yang menemanimu ke pasar. Aku paling tidak tahan melihat wanita dengan perut sebesar itu harus membawa banyak belanjaan."

"Tidak apa-apa." Hinata menggeleng tidak enak karena setiap pergi ke pasar dia pasti dibantu oleh kedua cucu nenek ini. Selain karena hamil tua, Hinata tidak tahu cara menawar harga sayur di pasar. Jika soal tawar menawar Sasori ahlinya.

Tak ada satu menit dua sosok pria tampan itu sudah muncul. Sama seperti hari-hari sebelumnya, keduanya memasang wajah tersenyum pada Hinata. Jadilah mereka bertiga pergi ke pasar yang jaraknya sekitar lima ratus meter dari tempat tinggalnya. Hinata seolah dikawal dua bodyguard tampan berada di antara mereka.

Usai melengkapi kebutuhan masing-masing, mereka pulang. Sasori bertugas membawa
berbagai sayur dan ikan miliknya dan punya Hinata. Sedangkan Gaara kebagian yang berat, yaitu memikul sekarung beras, tapi hal itu tak membuat Gaara merasa terbebani mengingat dirinya yang suka mengangkat barang-barang yang berat.

Tiba-tiba saja langkah Hinata terhenti melihat sosok jangkung kebule-bulean dengan gaya yang
sangat cool turun dari mobil sport merah menyala.

"Toneri-san!" sapanya saat sosok jangkung itu hendak memasuki mini market di dekat kedai Merah.

Toneri terdiam sesaat. Ia hafal suara itu. Suara gadis yang sudah mencuri hatinya. Hyuuga Hinata.

Toneri tersenyum, hatinya berbunga-bunga indah, ia pun menoleh cepat. Namun senyumnya langsung hilang tatkala melihat gadis yang dicintainya itu terlihat berbeda dari terakhir kali ia lihat. Perut Hinata membuncit besar. Ia sangat syok mendapati hal itu. "Hyuuga ... Hi-Na ... Ta," ujarnya pelan dan susah.

Kamisama, Hanatte Oitte [On Going]Where stories live. Discover now