[9] - Ke Rumah Cinderella

1.5K 206 17
                                    

Uchiha Group departement ....

"Kenapa tiba-tiba Ayah ingin aku ke sini?" tanya Sasuke malas pada sosok yang kini duduk santai di depannya.

"Aku ingin memberimu pekerjaan. Lumayan susah. Jika kau tidak mau, aku bisa menyuruh Obito yang mengerjakannya. Lagi pula anak
itu cukup pintar dan rajin," kata Fugaku lembut. Ya, saat melafalkan kata Obito saja yang lembut dan mengandung kasih.

"Katakan saja?" tantang Sasuke tanpa berpikir lebih panjang lagi. Namun, dalam hati dia menyumpahi ayahnya.

Fugaku menatapnya sekilas lalu tersenyum meremehkan. "Kau belum tahu apa tugasmu, tapi kau sudah percaya diri sekali bisa melakukannya." Lelaki itu melipat kedua tangannya sambil tersenyum sinis.

"Karena Ayah sudah meremehkanku. Aku terima tugas ini."

"Begitu? Baiklah." Lelaki itu akhirnya menyerahkan sebuah dokumen kepada Sasuke. Sebelum putranya meninggalkan ruangannya, Fugaku memanggilnya, "karena kau masih hijau di dunia bisnis, aku akan memberimu satu nasehat."

Walau sebenarnya enggan mendengarkan, mau tak mau Sasuke harus mendengarkannya.
"Katakan saja, waktuku sudah terbuang banyak jika harus lebih lama di sini?"

"Dalam dunia bisnis, tak peduli apa pun dan bagaimana caranya kau berusaha, itu tidaklah penting. Karena yang akan ditanyakan adalah hasilnya. Sama halnya dengan cinta. Paham?"

"Aku mengerti," jawab Sasuke malas, lalu dengan segera dia meninggalkan ruangan ayahnya. Saat membuka pintu, dia berpapasan dengan sekertaris pribadinya. "Paman Madara?"

"Apa kabar Sasuke-kun Aku ada perlu dengan ayahmu."

Sasuke mengangguk lalu pergi.
Madara segera masuk. "Kau benar-benar licik!" bentak lelaki itu pada sepupunya.

"Jadi kau sudah tahu maksudku?" tanya Fugaku santai.

"Tentu saja. Kau memang sengaja menyuruh Sasuke untuk mencari sosok Minato yang kau sendiri bahkan tidak tahu di mana keberadaannya. Kau juga tahu bahwa Minato tidak akan pernah mengembalikan uangmu itu."

"Lalu?"

"Anak itu selalu kau remehkan, makanya dia mau menerima tugasmu. Kau sudah memberinya sebuah nasehat dasar bisnis. Sekarang dipikiran anak itu hanya satu. Yaitu bagaimana caranya dia bisa mendapatkan uang lima milyar itu. Karena tak akan mungkin menemukan Minato kemungkinan besar anak itu akan menguras tabungannya sendiri. Aku benar, kan?"

"Kau memang hebat. Karena itulah aku menyukaimu."

"Dasar tak punya hati."

"Terima kasih atas pujiannya, sahabatku," kata Fugaku tersenyum.

Madara menatapnya datar. Tangannya bergetar karena ingin sekali menonjok muka lelaki di depannya itu, tapi ia tahan. "Fugaku, ingat baik-baik, kau, aku, juga Minato, kita sama-sama bajingan. Jadi aku sangat tahu jalan pikiranmu."

Fugaku hanya tertawa.

"Kau pikir Minato akan melepasmu begitu saja? Ingat Fugaku, di antara kita Minato-lah yang paling licik dan berotak cemerlang sampai kau memfitnahnya di depan CEO sebelumnya. Kau juga merebut Mikoto dari tangannya. Dia pasti dendam padamu."

"Itu sudah masa lalu. Aku sudah lupa." Kibasnya malas.

Madara tersenyum sinis. Sementara Fugaku tak acuh.

🌻🌻 Wonderfull Life 🌻🌻

Satu minggu kemudian, di daerah sudut kota Tokyo, di distrik Ueno. Sasuke dan Sai saling menatap. Mereka kini berdiri di depan sebuah rumah tua mirip kastil yang sangat menyeramkan.

Kamisama, Hanatte Oitte [On Going]Where stories live. Discover now