[12] - Wedding?

1.6K 201 21
                                    

Malam semakin beranjak kelam. Hinata masih diam. Ia menatap langit yang cerah saat ini.

'Apa yang telah terjadi? Sasuke, kenapa dia begitu terobsesi padaku?' Gadis itu meraba bibirnya sejenak. Ini bukan pertama kalinya pemuda itu menciumnya tanpa peringatan, bahkan terkesan memaksa. Ia sungguh bingung.

'Apa dia sudah gila?' Hinata akhirnya beranjak meninggalkan tempat itu, baru beberapa langkah ia menuju lift, kakinya tak sengaja menginjak sesuatu. Sebuah benda yang keras. Gadis itu memungut benda itu. "Ini, kan kalung Sasuke? Dasar ceroboh, barang sepenting ini terjatuh dan dia tak menyadarinya!" makinya.

Hinata masih ingat saat Matsuri dulu menemukan kalung ini, ekspresi Sasuke seperti setan yang sedang mencari musuhnya. Sangat menakutkan melihat wajahnya saat itu. Namun, setelah menemukan kalung tersebut, wajahnya langsung berubah cerah seolah dia sudah menemukan belahan jiwanya yang hilang.

Hinata menatap cermat kalung itu, lalu memasukkan ke dalam tasnya dan bergegas pulang.

🌻🌻Wonderful Life 🌻🌻

Sasuke merebahkan tubuh lelahnya pada tempat tidur berukuran king size. Hal pertama kali dalam hidupnya terjadi dalam urusan asmara, cintanya ditolak. Ketika dia benar-benar jatuh cinta pada seorang gadis, itu pun langsung ditolak. Ini sangat membuatnya frustrasi.

Pemuda itu mengambil bantal untuk menutupi wajahnya sesaat. Hatinya terluka atas penolakan tadi. Dia tak percaya semudah itu seorang gadis bernama Hyuuga Hinata mematahkan hatinya. "Ibu ... aku merindukanmu. Aku lelah, Bu," gumamnya nyaris tanpa suara. Tangannya meraba lehernya
mencari kalung peninggalan ibunya. Tidak ada.

Sasuke terlonjak dari tidurnya. "Kalung ibu!" serunya tak percaya sambil meraba-raba lehernya namun tak ada. Pemuda itu panik sekali, ia mencari di bagian bajunya, tak ketemu. Mencari di lantai kamar, terus keluar dari kamarnya mencari dengan teliti di mana kalung itu jatuh. Ia juga mencari di tempat yang tadi dilewati di berbagai sudut jalan rumahnya, tapi tak ada hasil.

Ia segera menuju Subaru Hotel tadi. Sayang sekali, ia kembali pulang dengan tangan hampa. Lengkap sudah penderitaannya hari ini. Tanpa kalung itu sanggup membuat Sasuke tak berselera menjalani hari-harinya.

Hingga dua hari kemudian tubuhnya drop akibat beban yang dipikirkan. Adik Itachi itu sakit.

🌻🌻Wonderful Life 🌻🌻

Di sore hari yang masih cerah, angin bertiup lembut, menyapa Obito yang baru pulang dari kampus, ia melihat adiknya, Rin sedang menyiram mawar yang ada di taman rumah.

Selama ini, Obito jarang sekali menghabiskan waktu bersama Rin karena kesibukannya. Dia juga tidak tahu kalau adiknya lebih sering bersama Sasuke di rumahnya.

"Indah sekali mawarnya," sapa Obito, "boleh untukku satu?"

Rin menoleh. "Tentu saja, sayang sekali aku tak bisa memberikannya pada Sasuke-nii."

"Kenapa?"

Mata Rin masih fokus pada mawar merah yang disiram. "Sasuke-nii alergi bunga. Dia pasti akan bersin kalau mencium serbuk bunga ini," cerita Rin geli mengingat dulu Sasuke langsung bersin-bersin saat ia memberinya bunga.

"Begitu?"

Rin mengangguk. "Hari ini Sasuke-nii sakit, tadi ada seorang temannya yang cantik datang menjenguknya."

"Siapa?" Kejar Obito penasaran.

"Tidak tahu, pokoknya sangat cantik seperti model." Rin tak mau melepas pandangannya dari mawar merah. Menurut gadis kecil itu, mawar merah yang disiram itu lebih menarik hatinya dibanding wajah tampan saudaranya.

Kamisama, Hanatte Oitte [On Going]Where stories live. Discover now