[10] - Rencana Sasuke

1.5K 192 9
                                    

Hari ini Uchiha Fugaku mengadakan rapat. Semua bawahannya terlihat serius
memperhatikan apa yang sedang disampaikan oleh CEO mereka. Begitu pula dengan Obito, pemuda itu terlihat serius mendengarkan ayahnya saat rapat berlangsung.

Di antara semua yang sedang memperhatikan sang CEO di depan, hanya Sasuke yang diam tak berkomentar meski sebenarnya yang dia lakukan hanya melamun. Sasuke sibuk dengan pemikirannya sendiri.

"Uchiha Sasuke, apa kau menyimak dengan baik rapat ini?" tegur ayahnya datar karena lelaki itu mendapati anak sulungnya tengah melamun tak
memperhatikannya.

Sial! Apa yang sudah tadi aku pikirkan? Sasuke menatap ayahnya yang sekaligus CEO di perusahaan milik ibunya itu. Tak nampak sekali aura cemas, gelisah atau pun takut meski dirinya kepergok langsung karena melamun saat rapat.

Fugaku menatapnya lekat. "Kau melamun saat rapat?"

Sasuke bersikap santai. "Tidak."

"Lalu apa pendapatmu mengenai proyek pembangunan mall di dekat hutan Midori itu?"

"Sejujurnya saya tidak tertarik untuk membangun mall di sana, terlalu beresiko."

"Lalu apa kau sudah menemukan di mana tempat strategis itu?"

Sasuke tersenyum simpul. "Tentu saja," jawabnya percaya diri. Padahal dia tidak ada ide sama
sekali mengenai proyek pembangunan mall terbaru mereka. Demi Kamisama, dari tadi pemuda itu pikirannya hanya tertuju pada satu hal. Bagaimana cara mendapatkan Hinata dan soal hutang lima milyar itu.

"Sasuke!"

Kembali Sasuke tersenyum. "Tak perlu berwajah menakutkan begitu Uchiha-sama. Anda hanya akan menakuti pegaiwai yang lain, saya sudah memikirkannya."

"Oh ya?" tantang Fugaku meremehkan.

Heh lagi-lagi kau meremehkanku. Aku tidak tahu apa yang ibu lihat dari dalam dirimu Tuan Sombong sehingga ibu buta akan cintanya.
Sejenak Sasuke memandang orang-orang yang ikut rapat itu. Tentunya, pertengkaran seperti itu sudah sering terjadi di saat-saat rapat penting seperti ini. Namun, kenyataannya ide-ide yang diberikan Sasuke lebih cemerlang dibanding Fugaku sendiri.

"Saya lebih suka membangun taman bermain di dekat pusat kota. Ada sebuah lahan kosong yang sudah lama tidak dipakai di dekat perumahan King Moon milik Otsutsuki. Kita bisa memakai lahan itu."

Sebagian pegawainya setuju ada juga yang keberatan.

"Lagi pula kita tak perlu repot menebang hutan Midori karena
tanah kosong di dekat perumahan King Moon itu tandus. Bukankah dengan begitu perusahaan tidak akan mengeluarkan banyak dana?"

"Itu tidak mungkin!" seru Obito, "perusahaan tak bisa membeli tanah itu karena banyak hal mengerikan di sana."

"Kau tak bisa, tapi aku bisa," tekan Sasuke sinis? "lagi pula ini sudah jaman modern bukan jaman purba lagi. Lain cerita jika jalan pikiranmu masih
kolot dan mempercayai mitos-mitos itu. Bahkan aku sudah lama mengincar tanah itu."

Obito menahan kesal.

Fugaku yang menyadari hal itu berusaha melerai perdebatan sengit yang terjadi pada kedua putranya. "Usulmu bisa diterima jadi masukan."

"Memang seharusnya begitu," lanjut Sasuke sombong.

Sai menatap sahabatnya tak percaya. Kamisama, apa yang ada di pikiran si gila itu? Membangun taman bermain di tempat bekas kuburan massal dulu? Sasuke! Apa otakmu sudah tak waras? Apa kau tidak takut dihantui roh-roh jahat itu?' Sai hanya menggeleng.

Hari ini otak Sasuke konslet total. Tanah kosong itu terkenal angker dan sering terjadi berbagai hal di luar akal pikiran manusia. Namun, hari ini pemuda itu berencana membangun sebuah taman hiburan di sana? Benar-benar gila. Rapat pun selesai.

Kamisama, Hanatte Oitte [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang