[23] - Jebakan Mei Terumi

1.5K 191 66
                                    

Malam ini langit sangat cerah dengan taburan bintang dan latar bulan purnama keemasan di langit Shanghai yang menghiasi indahnya kota
berpenduduk padat itu. Malam yang sempurna.

Hiruk piruk suasana malam tetap terdengar ke berbagai penjuru. Malam itu sangat ramai. Berpasang muda mudi juga turut memeriahkan kota yang sedang menggelar acara Gong Xi Fa Chai.

Ribuan kembang api diluncurkan serentak lalu meletus di langit yang cerah dan membuat suasana semakin meriah. Saat ini adalah malam
tahun baru di China. Hal itu adalah moment pertama bagi Sasuke dan Hinata ikut memeriahkan acara itu. Mereka berdua menikmati wahana
bermain. Namun yang ringan-ringan saja karena mengingat usia kandungan Hinata yang memasuki bulan ke tujuh. Padahal Hinata ingin bermain roller coaster, tapi Sasuke melarangnya.

"Sayang, masuk rumah hantu, yuk?" ajak Hinata bersemangat. Dia tidak tahu kalau suaminya
sangat penakut.

"Tidak!" tolaknya tegas dan cepat.

"Kenapa?" Hinata heran. Ia menatap suaminya yang menikmati minumannya, "ayolah, aku ingin ke sana. Sudah lama aku tidak masuk rumah hantu," bujuknya sambil memasang wajah memelas.

Sasuke menggeleng. Lebih baik dia disuruh melompat ke sungai Yang Tse yang dingin malam ini daripada masuk rumah hantu.
Meskipun ia akan beku menjadi es, ia tak peduli. Ia menatap istrinya. "Kau itu sedang hamil, orang hamil tidak boleh sering terkejut. Tidak baik untuk perkembangan bayinya."

"Tapi aku ingin ke sana."

"Tidak!"

"Sayang," Hinata menarik-narik kemejanya manja berharap Sasuke luluh dan mengizinkannya, "sebentar saja. Mau, ya?"

"Tidak! Pokoknya tidak aku ijinkan," Pria Uchiha itu tetap teguh pada pendiriannya, "minta yang lain saja, asal jangan masuk rumah hantu."

Hinata mendengus. "Baiklah, aku ingin boneka Spongebob yang ada di sana?" ujarnya judes sambil menunjuk tempat yang dimaksud. Area menembak boneka dan pernak pernik lucu
lainnya.

"Baik, akan aku lakukan untukmu." Sasuke tersenyum sambil mengacak rambut Hinata. Meski dia tidak mahir menembak, tapi dia akan
berusaha.

Entah sudah berapa koin yang dibeli lalu ditukar dengan peluru untuk membidik sasaran, tapi usahanya gagal terus. Sang penjaga hanya tersenyum karena uang terus mengalir sedangkan Sasuke belum bisa mencapai target.

'Dasar orang kaya bodoh. Cuma menembak saja dia tidak bisa. Benar-benar payah'. Penjaga itu
tersenyum.

"Kenapa susah sekali, ya? Tadi sepertinya gampang melihat yang lain menembak?" gumam Sasuke heran. Ia melirik istrinya yang manyun dari tadi, "sekali lagi, pasti bisa," katanya sambil tersenyum. Tetap saja dia
tak bisa mendapatkan boneka spon kuning itu.

"Sudahlah, kita pulang saja. Aku lelah." Hinata akhirnya menyerah.

"Tapi bonekanya ...."

"Lupakan saja." Hinata melipat kedua tangannya.

Akhirnya pria itu menyerah dan pulang. Tadi Sasuke berhasil mendapatkan sepasang gelang manik-manik hitam putih. Selama perjalan menuju
apartemen mereka, Hinata cemberut bukan main.
'Heh, dia marah'. Sasuke meliriknya saat mengemudikan mobilnya.

🌻🌻 Wonderful Life 🌻🌻

"APA?!!" Suara lantang Fugaku terdengar sangat marah. Ia menatap beberapa orang pegawainya dengan wajah memerah. Ia mencengkram jas salah seorang dari mereka.
"Bagaimana bisa uang perusahaan bocor sebesar sepuluh milyar yen? Apa uang sepuluh milyar itu sedikit?! Kenapa perusahaan kehilangan dana sebesar itu?! Jawab!! Kenapa kalian diam saja?!"

Kamisama, Hanatte Oitte [On Going]Where stories live. Discover now