9

5.6K 460 2
                                    

Ari segera turun dari mobil lalu memutarinya demi membuka pintu untuk Aira. Tampak Aira tidak bisa turun karena Sultan ketiduran didalam pangkuannya. Ari menggendong bocah tersebut hati-hati agar tidak terbangun, sementara Aira turun tanpa lupa menenteng belanjaan dan mainan baru Sultan.

Aira berlarian ke pintu rumah mereka untuk segera membuka pintu dengan kunci yang ia simpan di sling bag miliknya. Ari segera masuk duluan dan menidurkan bocah tersebut di ranjang kamar mereka.

Nampak Ari begitu cekatan membuka sepatu, jam tangan dan pakaian Sultan yang melekat pada tubuhnya. Ia yakin pasti anak itu kepanasan.

Setelah berganti pakaian, Aira mulai membuka sosial media dan mencari tahu tentang masa lalu suaminya itu.

Ari yang sedang berpaku pada laptopnya didepan meja belajar menegurnya. "Kamu nggak baca buku malam ini? masih ada waktu satu jam lagi buat belajar,"

"Hmm aku lagi cari jurnal di internet," bohong Aira. Terus saja ia mencaritahu karena ia tidak ingin su'udzon pada suaminya itu. Ia mencari tahu mulai dari Instagram, Facebook, Twitter, dan akun media sosial Ari lainnya, karena suaminya ini tipikal yah jarang memposting apapun di media sosial, namun ia akan selalu memposting acara-acara penting. Sebagai momentum katanya.

Tak ada bukti sama sekali. Sepertinya itu cuma siasat Ari untuk menjahilinya. Mungkin Ari ingin membuatnya cemburu terhadap perempuan itu.

Aira tersenyum lega.

Lain halnya dengan Ari. Ia merasa khawatir karena sedari tadi istrinya tidak banyak bicara. Pasti istrinya sedang marah padanya.

Kamu gak perlu marah padaku. Bukankah aku sudah terlalu sering dengan sikap cuek dan kata-kata yang pedas seperti itu? maaf sikap dan ucapanku yang sering membuatmu marah.

"Udah ketemu jurnalnya?" tanya Ari basa-basi. Ia ingin membangun komunikasi yang sempat tidak mulus tadi karena ulahnya.

"Udah. Udah kok," jawab Aira kikuk.

"Kalo udah ketemu hpnya disimpan aja. jangan sering-sering main hp. Gak bagus buat kesehatan," ujar Ari dengan jari-jarinya menari indah diatas keyboard laptop kesayangannya untuk melanjutkan penyusunan skripsi.

"Bang?"

"Hmm,"

"Mau aku bikinin minuman gak?" tawar Aira yang membuat senyum Ari mengembang. Istrinya sudah mulai berinteraksi kembali dengannya. Namun Ari masih diam saja. "Gimana? mau aku bikinin minuman gak?"

"Gak usah. Kopi aja," jawab Ari seraya memutar kursinya ke belakang demi melihat wajah istrinya yang sedang sebal tengah duduk diatas ranjang.

"Emang kopi itu diluar dari daftar minuman ya?"

"Kopi itu berasal dari biji kopi...."

Belum sempat Ari menyelesaikan kalimatnya, Aira sudah melenggang keluar. "Nggak akan ada habisnya kalau dengar ocehan kamu,"

Ari mengambil laptop dan buku-bukunya, ingin keluar juga. Namun sebelumnya ia pastikan Sultan aman, ia letakkan guling di pinggir ranjang agar anak itu tidak terjatuh. Barulah setelah itu ia beringsut keluar.

Ari mengendap-endap, lalu duduk di meja makan. Bukan melanjutkan skripsinya, malah menatap istrinya yang sedang membuatkan kopi untuknya.

Baru saja Aira mengatur haluan ke kamar, ia malah kaget dengan sosok di meja makan. Kopi yang ada di tangannya malah keluar dari cangkirnya.

Ari menahan senyum menyaksikannya. Baju istrinya kecipratan kopi.

"Kamu kenapa, Dek?"

"Habis liat setan," balas Aira ketus.

Manajemen Rumah Tangga ✔Where stories live. Discover now