11

5.1K 434 8
                                    

Winda mempersilakan Aira untuk duduk di bangku yang ada di dekat brankar.

"Jadi kamu yang namanya Aira? makasih ya, sudah bantu merawat Sultan, kamu begitu baik," Winda mencoba mencairkan suasana yang tadinya sempat canggung itu. Masih teringat jelas ketika Aira mencium pipi Ari di hadapannya ketika video call kemarin.

"Ah, saya biasa aja kok, Kak,"

Nggak papa kan, kupanggil 'kak' lagian dia lebih tua dariku sepertinya.

"Kamu itu cantik, baik, juga pintar. Nggak salah Abati milih kamu jadi menantunya," puji wanita cantik itu seraya menatap lekat mata Aira.

Aira sedikit tertegun dengan jawaban Winda. "Kalau kakak siapa yang pilih?"

"Aku dipilih sama bang Ari langsung, lho.." hati Aira bagaikan tertohok mendengarnya. Ia hanya bisa membalas dengan senyum kecil.

Tak lama kemudian masuklah Sultan bersama Ari dengan menggendong bayi. Tak hanya mereka, disana juga sedang masuk Abi Zikri beserta sang istri yang juga sedang menggendong bayi.

Aira menahan napas. Sepertinya ia ingin segera keluar dari ruangan yang membuatnya sesak nafas itu.

"Aira, liat nih Winda udah punya bayi kembar. Kamu juga harus bisa seperti Winda ya, kalau bisa kembar tiga sekaligus," ujar Ummi yang merupakan istri dari Abi Zikri.

Apa? jadi sekarang mereka malah membanding-bandingkan aku dengannya? kalian sama sekali nggak memikirkan bagaimana perasaanku saat ini.

Aira hanya merespon dengan tersenyum tipis, tidak mau menunjukkan rasa sakit yang meronta di dadanya.

Setelah satu jam di sana, Aira berbisik kepada suaminya untuk minta pulang. Ia benar-benar sudah tidak tahan. Sebenarnya ia juga begitu marah pada suaminya itu, bisa-bisanya ia dibohongi, namun ia juga harus sadar statusnya saat ini yang masih istri sah Ari. Tidak mungkin ia melawannya.

"Yasudah kalau begitu kami pamit dulu, ya!" ujar Ari kepada mereka semua.

"Lho, kenapa mesti buru-buru, Ari?" tanya Abati.

"Soalnya Aira harus ke kampus, Abati," balas Ari lagi.

Semua orang menyayangkan mereka yang akan segera pulang. Padahal baru sedikit yang mereka obrolkan.

"Haduh, Aira ini.. harusnya kan gak usah kuliah lagi kalau sudah menikah, urus suami dan anak aja, kayak Winda," timpal Abi Zikri yang membuat darah Aira berdesir panas.

Winda lagi Winda lagi..

"Kami pulang dulu ya," ujar Ari seraya mencium tangan Abati, Abi Zikri dan Ummi. Begitu juga dengan Aira, namun ketika bersalaman dengan Abi Zikri ia melapisi tangannya dengan khimar.

"Sultan mau ikut Umma atau Ummi?"

Pertanyaan yang dilontarkan oleh Ari itu sungguh membuat Aira kesal.

Kok jadi begini?

"Kalau Baba pilih siapa?" Sultan membalasnya dengan pertanyaan. Semua orang tertawa kecuali Aira. Aira tidak tahan dan langsung melenggang keluar.

Manajemen Rumah Tangga ✔Where stories live. Discover now