12

5.2K 449 42
                                    

Ada yang kesal sama Ari?
Atau kalian menganggap kalau Aira itu berlebihan?

Tiupan angin malam di pesisir pantai membawa kesan tersendiri bagi siapapun yang mendatangi tempat indah itu. Deru ombak memecah karang, membentuk melodi indah memanjakan indra pendengaran.

"Abang ngapain ngajak aku kesini segala?" tanya Aira seraya merapikan khimar-nya yang tertiup angin.

"Biar kamu nggak bosan di rumah terus," ujar Ari seraya berjalan perlahan menyusuri bibir pantai. Celananya ia biarkan basah terkena riak air laut.

"Kok ke pantai malam-malam begini? rata-rata disini orang pacaran, kalo ditangkap kan gak lucu,"

"Kita kan udah nikah, apa salahnya?" sanggah Ari.

Merasa sudah begitu jauh berjalan, Aira memilih duduk diatas pasir itu. Begitupun dengan Ari, ia mendudukkan bokongnya di sebelah sang istri.

"Aku ada sesuatu buat kamu," ujar Ari menyudahi lamunan mereka masing-masing.

Aira menoleh, menatap mata suaminya dibawah temaram.

Nampak Ari mengeluarkan sebuah kotak perhiasan berwarna merah, dan menyodorkannya pada Aira.

Perempuan mana yang tidak suka dengan perhiasan, apalagi sebuah kalung indah dari orang yang disayang. Namun tidak dengan Aira.

"Makasih, kalungnya bagus. Tapi.. bukan ini yang aku mau," ujar Aira sambil mengembalikan kalung tersebut yang sudah dimasukkan kedalam kotak kembali.

"Kamu gak suka model yang seperti ini? gimana kalau kita pergi bareng buat cari yang baru?" tanya Ari.

Aira menggeleng pelan, membuat Ari gusar.

"Aira butuh suami yang bisa membimbing Aira menjadi lebih baik lagi," Ari mengernyitkan dahinya mendengar ucapan istrinya itu. "juga.. tidak menyakiti perasaan istrinya," sambungnya yang membuat Ari tertohok.

"Kita pulang sekarang," ujar Ari lalu menuju motornya. Disembunyikan wajah marahnya itu, entah marah untuk siapa.

_____

Setelah mengantar Aira pulang, Ari malah pergi kembali. Bahkan ia sama sekali tidak turun dari motornya.

Pesantren Az-Zikri adalah tujuannya kini. Setelah memarkirkan motornya ia langsung memasuki kamar Alif, dan menghempaskan tubuhnya di ranjang itu.

Alif yang sedang muraja'ah hafalannya jadi menoleh ketika melihat temannya yang tiba-tiba memasuki kamar.

"Gimana?"

"Gagal, akhy. Aira bahkan sama sekali tidak tertarik dengan kalung pemberian ana."

Sebenarnya ide cuti dari mengajar pada malam ini adalah Alif. Mereka berencana supaya Aira menjadi lebih terbuka lagi pada Ari. Sehingga terciptalah jalan-jalan ke pantai malam ini.

"Katanya dia pengen dapat suami yang tidak menyakiti perasaannya,"

"Kalian punya masalah serius?" Ari mengendikkan bahunya, tidak tahu apa permasalahannya.

Sementara Aira menatap nanar kalung yang ada di tangannya.

"Cuma ada dua pilihan, kamu pakai kalung itu, atau kamu buang aja,"

Terbayang ucapan Ari ketika menurunkannya dari motor. Sehingga saat ini kalung itu sudah kembali ada di tangan Aira.

Bahkan di saat seperti ini pun kamu juga memaksaku.

Manajemen Rumah Tangga ✔Where stories live. Discover now