17

5.2K 461 0
                                    

Ari mencoba menghubungi Zafran untuk menanyakan keberadaan Zafran dan keluarganya saat ini, karena semenjak bayi kembarnya  lahir, mereka tidak lagi tinggal bersama Abi Zikri, tetapi memilih tinggal di rumah pribadi.

"Assalamu'alaikum, akhy? lagi dimana ini?"

Tak lama suara bariton terdengar membalas salam Ari. "Waalaikumus salam, pengantin baru, lagi di kantor."

"Gimana bisnis travel umrahnya, lancar?" tanya Ari diselingi tawa renyahnya.

"Alhamdulillah lancar. Allah sedang meminta ana untuk istirahat sebentar. Jamaah umrah pada pending keberangkatannya, karena lagi virus Corona,"

Ari tertawa kecil mendengar penuturan sahabatnya itu. Zafran orangnya begitu santai ketika sesuatu terjadi di sekitarnya, yang dilakukannya hanyalah melakukan pendekatan dengan sang pencipta.

"Ngomong-ngomong ada apa tiba-tiba telfon, Ari?" tanya Zafran padanya setelah mereka puas bercanda.

"Begini, akhy. Istri ana lagi kurang sehat.. dia mual-mual terus. Sepertinya Sultan akan segera punya adik lagi," ujar Ari.

Aira yang baru saja keluar dari kamar mandi mendelik tajam ke arah suaminya.

"Maa syaa Allah, alhamdulilah.. tapi, apa ada sesuatu yang perlu ana bantu?" tanya Zafran khawatir, mungkin sahabatnya itu butuh batuannya.

"Tidak ada, akhy. Cuma, dia ngidam pengen ketemu Sultan. Kangen katanya," balas Ari lagi seraya melirik istrinya yang sedang mengepalkan tangan, hendak meninju dirinya.

"Apa kami boleh berkunjung ke sana, sebentar?"

"Kenapa tidak? pintu rumah kami akan selalu terbuka untuk kalian. Kalian sangat membantu ana pada saat itu. Bahkan ana tidak tau dengan cara seperti apa ana harus membalas kebaikan kalian," jawab Zafran yang terdengar begitu tulus.

Tak lama kemudian panggilan itu diputuskan. Aira datang mendekati suaminya dengan raut kesal.

"Abang ini ya, hobi banget ngarang-ngarang cerita. Kalo orang-orang kirain aku hamil beneran gimana? bohong itu nggak baik, pak ustadz!!!" ujar Aira dengan nafas naik turun tak terkontrol.

"Lah kamu malah mikirnya kesitu. Harusnya kamu mengamalkan yang namanya, 'perkataan itu adalah doa'. Kalau aku bilang hamil, bisa jadi kamu beneran hamil nantinya. Emang kamu nggak mau?" balas Ari santai.

Sepertinya kata-kata 'perempuan selalu benar dan lelaki selalu salah' tidak berlaku dalam keluarga ini. Selalu saja Ari punya alasan brilliance ketika menjawab pertanyaan istrinya.

"Cepat siap-siap, sepuluh menit lagi kita berangkat," perintahnya kepada sang istri.

"Cepat banget!" komplain Aira.

"Manajemen waktu." balas Ari cuek seraya mengganti pakaiannya.

_____

Motor yang mereka kendarai melesat membelah jalanan hingga akhirnya tibalah di sebuah bangunan bertingkat dua dengan kubah mesjid di atapnya. Akhirnya mereka tiba setelah tadinya terjadi perdebatan kecil karena Ari melajukan motornya tidak mengikuti arahan dari Google Maps. Ketika Google mengatakan belok kanan, Ari malah belok kiri, sampai Aira marah-marah dan minta pulang saja karena takut suaminya cuma mengerjainya.

"Setiap orang memiliki cara yang berbeda dalam mencapai tujuannya," ujar Ari bangga seraya memberhentikan motornya.

"Tujuan apaan? kok malah diajak ke mesjid?" bantah Aira.

"Shalat Maghrib dulu," dalam hatinya Ari tertawa kecil karena kepolosan istrinya.

"Kan masih ada beberapa menit lagi waktu Maghrib. Lagipula kita udah di kawasan rumah kak Winda, lho. Liat deh udah mendekati. Tapi yang mana ya, rumahnya?" ujar Aira seraya menunjukkan ponselnya yang menampilkan peta dari sebuah aplikasi.

Manajemen Rumah Tangga ✔Onde as histórias ganham vida. Descobre agora