25

4.6K 401 12
                                    

Ari POV

Waktu Turki menunjukkan jam lima sore. Aku, Alif, dan beberapa teman lainnya berencana untuk menuju ke tempat-tempat destinasi wisata di Turki. Suasana di sini cukup indah, nuansa Eropa dengan budaya Islami yang di mix membuat Turki terasa keren, menurutku.

Aku memilih duduk di sebuah bangku memanjang yang langsung menghadap sungai indah. Seindah apapun sepertinya akan terasa biasa saja jika tidak ada seseorang di sampingku.

Andai kamu masih bersamaku.

Teman-temanku sedang asik mengabadikan momen di tempat ini, sementara akhy Alif sedang memesan es krim untuk kami berdua.

Aku tertawa geli membayangkannya, jauh-jauh ke Turki cuma untuk beli es krim. Kemarin aku mencoba makan Kebab, namun malah muntah-muntah karena belum terbiasa, atau bawaan seorang ayah ya?

Lagi-lagi aku tertawa kecil. Ngomong-ngomong, aku jadi kangen dengan bayiku yang belum berusia dua bulan dalam kandungan ibunya itu. Ibunya egois sekali tidak membiarkanku kembali dengannya.

Arah mataku memang sedang menikmati jembatan di seberang sana, namun tidak dengan pikiranku. Aku asik mengingat kejadian konyol Aira kemarin. Bisa-bisanya dia mengajakku video call atas azaz bayinya. Pandai sekali dia mencari alasan.

"Beli atau bikin es krim sih? kok lama bener?!" gumam ku sembari berdecak sebal. Lama sekali ustadz muda itu.

Aku mulai jenuh. Ku geser-geser layar ponselku yang menampakkan foto-foto yang kami ambil kemarin ketika keliling kota. Di sana ada foto dan video ketika merasakan sensasi naik balon udara di Cappadocia dengan pemandangan lembah, ngarai, juga perbukitan. Perjalanannya hingga 12 jam kalau dari Istanbul, tapi kami tetap kekeuh untuk pergi karena begitu suka. Rasanya seperti berada di planet lain.

Ada juga foto ketika mengunjungi mesjid Istanbul, dan beberapa foto lainnya. Ada yang ku ambil secara serius, juga foto jelek karena iseng terhadap teman-temanku. Untuk kenang-kenangan, aku beralasan. Hingga mereka tidak marah dan tak mengancam ku jika tidak menghapusnya.

Tanganku gatal, mulai ku ketuk aplikasi berwarna hijau dan melihat profil seseorang. Foto profilnya memang gambar seekor kucing anggora namun aku ingin melihat apa ia sedang online atau tidak. Ternyata..

Aku iseng menelponnya via panggilan video.

What? langsung diangkat?

"Assalamu'alaikum,"

Ia membalas salam ku. Namun sepertinya moodnya saat ini sedang kurang bagus. Bisa ku lihat dari ekspresi dan nada bicaranya yang kurang bersahabat.

"Ada apa?" tanyanya judes.

"Tenang, Bu. Aku cuma lagi kangen sama bayiku. Kamu nggak perlu baper," balasku seraya menaik-turunkan alisku. Dapat kulihat wajah kesalnya dari seberang sana.

"Jangan buang muka dong, lihat lah gimana kerennya taman ini," ucapku.

"Kan kamu pengen tunjukin ke bayinya, yaudah suruh bayinya aja yang lihat," balas Aira cuek.

"Mukanya dikondisikan dong, Dek. Jangan kusut begitu.." setelah aku mengatakan itu, ia mulai memberikan senyum palsunya.

"Aku pengen tunjukin indahnya Turki sama babyku." ujar ku pelan seraya memperlihatkan sekelilingku. Aku bisa melihat ekspresi takjubnya, dan aku hanya bisa tersenyum dalam hati, takut jika perempuan itu akan marah, karena perempuan hamil bawaannya tensi melulu.

"Sendirian aja, di sana?" tanyanya. Sepertinya ia mulai mau berbicara denganku.

Aku mulai bercerita tentangku dan dimana posisi teman-temanku saat ini.

Manajemen Rumah Tangga ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang