21

4.8K 424 25
                                    

Bismillah
Please follow, vote and comment this story, guys..

Keep stay home...

Berada di ruangan yang penuh dengan bau obat membuat Aira merasa risih. Pagi ini ia sedang ditinggal sendiri, karena ibunya sedang izin ke kantin. Sementara sang ayah dan Kasyful harus kembali bekerja.

Aira turun dari ranjangnya lalu melangkah ke jendela. Dibukanya jendela itu, untuk menghirup udara segar. Di bawah sana ada taman yang begitu indah. Banyak dari pasien sedang duduk-duduk di kursi taman, ada juga yang sedang duduk di atas kursi roda.

Ada satu pasangan yang mencuri perhatiannya. Seorang kakek sedang mendorong pelan kursi roda di hadapannya, sementara di kursi roda tersebut, duduk seorang nenek. Mereka terlihat seperti sedang tertawa karena sang kakek terlihat begitu pandai mencairkan suasana.

Aira ikut tersenyum menyaksikan keromantisan mereka. Di usia senja mereka masih begitu mesra.

Senyumnya kemudian pudar, mengingat nasibnya yang ditinggalkan begitu saja oleh Ari. Lama-lama, senyum itu menjadi tangis, perlahan air matanya tumpah ruah tanpa diminta.

Ya Allah, maafkan aku yang tidak bisa menjaga titipan mu. Batinnya.

"Aku paling benci ya, kalau kamu ketahuan hamil ketika udah keguguran,"

"Kamu mati-matian belajar untuk kuliah, lalu apa artinya kuliah kalau nantinya kamu gagal menjaga bayi kita?"

Aira meringis. Semua bayangan tentang Ari hadir begitu saja. Penyesalan demi penyesalan menghampirinya. Pikirannya penuh dengan kata 'seandainya'.

Kamu pasti sangat marah padaku saat ini. Kamu pasti begitu kecewa. Tapi kenapa aku merasa jika perpisahan itu seakan mimpi?

"Dek,"

Sebuah tangan menyentuh pundaknya. Aira begitu kaget, seutas senyum ia hadirkan, perlahan, ia menoleh ke belakang. Senyumnya menghilang ketika melihat siapa yang datang.

"Bang Kasyful? aku kira siapa," ujarnya sedih. Sebenarnya ia berharap jika yang datang padanya adalah Ari.

"Gimana? udah merasa baikan? kepala kamu masih suka berdenyut?" tanya Kasyful khawatir.

"Aku baik-baik aja kok, Bang," balas Aira dengan senyum dibuat-buat. Kasyful menyadari itu.

"Kamu nggak usah sedih, ini hal biasa, banyak orang yang pernah gagal. Liat kakak, dia udah dua kali keguguran dan sekarang divonis nggak bisa memiliki keturunan. Tapi kakak tetap tegar menghadapi semua ini," Kasyful mencoba menenangkan adiknya.

"Tapi kakak punya suami yang selalu memberikan dia support. Makanya dia bisa melewati semua ini," balas Aira seraya menunduk.

Ternyata apa yang dikatakan Kasyful sama sekali tidak tepat untuk saat ini. Ia jadi menyesali kata-katanya.

"Mmm ibu kemana, ya?" Kasyful mengalihkan topik.

"Katanya sih ke kantin. Mungin nggak sengaja ketemu teman lamanya, terus mereka reunian deh," balas Aira dengan tawanya.

Kasyful geleng-geleng kepala. Adiknya ini ternyata sudah mulai bercanda, tidak seperti kemarin yang selalu menangis.

"Abang gak kerja?"

"Malas ah. Ini kesempatan emas Abang buat ngejahilin kamu. Selama ini kita kan jarang ketemu," candanya.

Ya Allah, bahkan ketika aku lagi sakit dia malah punya rencana untuk ngerjain adiknya ini? Abang macam apa dia?

Manajemen Rumah Tangga ✔Where stories live. Discover now