6

23.5K 2.1K 274
                                    

         Karena berangkat dari rumah orang tuanya, otomatis jarak kantor semakin jauh. Gadis harus secepat mungkin sampai di kantor sebelum Yang Mulia bos datang dan mengomel karena dirinya terlambat.

Untung saja, saat dirinya datang Yang Mulia bos masih belum datang. Aman. Masih ada waktu untuk menyusun jadwal Yang Mulia bos hari ini.

Jadwal hari ini cukup padat, itu artinya Abhi tak akan bisa julid padanya karena repot.

Sambil menunggu Abhi datang lebih baik Gadis ngopi dulu biar kuat ngadepin hidup.

Para OB sudah hafal dengan kebiasaan Gadis satu ini. Jadi, setiap pagi mug putih yang berisi kopi susu selalu siap di meja kejanya.

Gadis langsung berdiri saat Abhi baru saja datang dengan wajah yang tak secerah biasanya. Matanya tampak sayu, seperti orang kurang tidur.

"Pagi, Pak Abhi," sapanya yang hanya di jawab gumam dan langsung memasuki ruangannya.

Oke, berhububg mood Gadis sedang bagus-bagusnya Gadis tidak kesal dan terus tersenyum.

Ia mengambil tablet yang biasa ia gunakan untuk mengatur jadwal Abhi. Setelah itu masuk ke dalam ruangannya.

"Jadwal saya banyak nggak?" tanya Abhi sebelum Gadis membacakan jadwalnya.

"Lumayan bikin Pak Abhi repot."

Terdengar decakan dari bibir pria itu sebelum menenggelamkan kembali kepalanya di atas meja.

"Pukul 9 Pak Abhi harus meeting dengan devisi keuangan dan marketing, setelah itu Pak Abhi harus mengecek dan menandatangani beberapa berkas. Terakhir, ada meeting pribadi dengan Pak Hendra." Gadis tak peduli, Abhi mendengarkannnya atau tidak, yang terpenting ia sudah menyampaikan semua jadwalnya.

"Itu yang terakhir bisa di batalin apa tidak?"

Yang benar saja Yang Mulia bos. Ini meeting sama Pak Hendra loh, pemilik perusahaan ini. Yang Mulia bos mau mangkir lagi?

Gadis tak habis pikir dengan bosnya ini. Masalah hidupnya apa sih sampai mau buat masalah dengan pemilik perusahaan.

"Pak Abhi, jangan main-main dengan Pak Hendra, kalau nggak mau di sentil dari ruangan ini." Gadis sih tak masalah kalau Abhi di tendang dan diganti dengan yang lebih waras dan lebih tampan. Gadis kasian kalau nanti Abhi akan jatuh miskin dan tak bisa sombong lagi.

"Jangan pernah berpikir saya akan jatuh miskin kalau keluar dari ruangan ini. Saya keluar dari sini, gaji saya tetap banyak!"

Tuh, kan, sombong lagi. Itu orang dikasih makan apasih, heran.

"Jangan lupa beramal, Pak, biar tambah banyak gajinya!" Sebelum kata-kata sombong kembali muncul, lebih baik Gadis segera kabur dari sini dan duduk tenang di singgasananya.

Gadis mengambil earphone putih dari dalam tasnya dan langsung memutar playlist sebelum memulai pekerjaan.

Semalam, Abhi mengirimkan cukup banyak pelerjaan untuknya yang mau tak mau harus ia serahkan nanti.

Khususon hari Kamis yang cerah ini, Gadis berharap moodnya tetap terjaga sampai semua pekerjaannya selesai. Urusan membawa Abhi ke hadapan Oma-nya, Gadis singkirin dulu.

"Gadis, Pak Abhi sudah datang kan?"

Gadis tersentak kaget dan langsung melepas earphone-nya. Tiba-tiba Bu Indah sudah berdiri di hadapannya.

"Maaf, Bu, cari Pak Abhi?" Gadis memang tak begitu mendengar pertanyaan Bu Indah tadi.

"Iya, Pak Abhi ada? soalnya sudah di tunggu di ruang meeting."

After Meet You AgainWhere stories live. Discover now