37

10.8K 922 150
                                    

         "Kamu nggak ke kantor?" Tanya Gadis saat Abhi keluar dari dalam kamar dengan pakaian casual.

Abhi menggeleng dan mengambil alih susu yang Gadis bawa.

"Eh, itu susu Naila!"

Sontak Abhi langsung tersedak karena susu Naila berarti susu ibu hamil. "Kok kamu nggak bilang sih!"

"Salah sendiri main ambil aja nggak tanya dulu." Balas Gadis ikutan kesal.

"Sini gelasnya, mau aku bikinin lagi."

Abhi memberikan gelas itu pada Gadis wajah kesal. "Naila aja dibuatin aku nggak!"

"Naila lagi nggak enak badan, Leo udah berangkat keluar kota. Di meja makan juga udah aku bikinin kopi, sarapan dulu aja sana," ucap Gadis dan berlalu pergi menuju dapur.

Setalah membantu Naila yang tengah sakit dan harus bedrest, Gadis beralih mengurus pacarnya yang kini sudah menyantap masakan sederhananya.

"Besok masakin telur balado lagi ya, tapi gini aja jangan pedes."

Gadis tersenyum, senang rasanya melihat Abhi memakan masakannya dengan lahap. Sebanrnya ia tak terlalu jago masak dan mengolah bahan seserhana menjadi olahan mewah. Ia hanya mengandalkan resep-resep yang diberikan sang Mama.

"Cuma mau masakan itu?" Tanya Gadis memastikan.

Abhi mengangguk dan menelan makanan yang sudah ia kunyah halus. "Ini enak banget, pokoknya besok masakin ini lagi."

"Iya, buruan makannya udah siang nih."

"Kamu nggak makan?" tanya Abhi karena Gadis hanya meminum teh hangat.

"Aku udah sarapan roti tadi."

Abhi mengangguk-angguk dan kembali menikmati sarapannya.

"Naila mau lahiran terus akhir-akhir ini aku lihat dia kurang sehat, kamu nggak suruh Leo cuti dulu buat jaga dia?" Terkadang Gadis kasihan melihat Naila yang sering di tinggal sendiri padahal kondisinya tengah tak sehat.

"Kita sudah bicarain ini, mungkin hari ini job terakhir Leo setelah itu dia cuti sampai Naila lahiran."

Gadis mengangguk paham. Meski mereka bertiga adalah bos di studio ini, tapi mereka tidak bisa seenaknya sendiri mengambil libur. Harus ada meeting dan pengalihan tugas sampai kondisi kembali membaik.

"Kamu udah tau kan betapa sibuknya kerjaan aku?"

"Tau lah."

"Jadi nanti kita nggak usah tunda-tunda lagi bikin anaknya biar kamu ada kesibukan ngurus anak."

"Anak terus yang dibicarain, udah pengen banget emang?" Tanya Gadis sambil membereskan sisa sarapan Abhi.

Abhi terkekeh, memang benar beberapa hari ini ia sangat sering menyinggung tentang anak pada Gadis. "Iya, aku udah pengen banget. Tapi ya balik lagi ke kamu."

"Kok aku?"

"Semua keputusan ada di kamu, kamu mau langsung program kehamilan atau kamu masih sayang sama karier dan tunda punya anak." Meski keinginan untuk segera memiliki anak sudah sangat besar, tapi Abhi juga tak bisa memaksa bila Gadis masih ingin menikmati menjadi wanita karier.

Abhi sudah berfikir sampai sejauh itu, sedangkan dirinya sama sekali belum memiliki bayangan kehidupan setelah menikah nanti. Setelah mencuci piring yang baru saja Abhi gunakan, Gadis duduk dan menatap Abhi yang juga tengah menatapnya.

"Aku nggak nyangka kamu udah mikir sejauh ini," ucap Gadis.

"Ya harus, aku yang jadi kepala keluarga dan urusan rumah tangga akan jadi tanggung jawab aku."

After Meet You AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang