11

18.3K 1.5K 246
                                    

Abhi menopang dagu sambil memperhatikan Gadis yang tengah sibuk mengetik di sampingnya. Dari pagi ia sudah mengurung Gadis di dalam ruangannya.

Selain untuk modus, pekerjaannya kali ini cukup berat sehingga ia membutuhkan Gadis di sampingnya.

Besok akan ada rapat besar dengan para direksi, jadi, ia harus berusaha lebih keras agar tak mendapat cibiran kasar dari Papanya karena tak bisa maksimal.

Semua bahan untuk meeting esok masih setengah jadi, tapi kepalanya sudah mau pecah rasanya.

Abhi kembali berdrcak dan memperhatikan Gadis kembali. Gadis masih semangat dan terlihat fokus, sedangkan dirinya sudah mulai mengantuk dan ingin rebahan.

Pekerjaan Gadis selalu totalotas dan sesuai keinginan. Itulah alasan perusahaan ini terus mempertahankan Gadis disini.

"Dis,"

Gadis menghentikan jarinya dan menoleh pada Abhi yang kini sudah menghadapnya. "Kenapa, Pak?"

"Saya pusing."

Gadis mendegus kesal. Bukan hanya dia yang pusing, Gadis juga. Apalagi Abhi masih termasuk junior yang baru saja memasuki perusahaan ini, jadi bantuan Gadis sangat berperan disini berkat pengalamannya dengan atasannya terdahulu.

"Mau saya buatin kopi?" Tanya Gadis tetap tersenyum ramah dan berusaha melayani Abhi dengan baik meskipun dalam batinnya berteriak agar Abhi tetap diam dan tidak merecokinya.

"Boleh. Gulanya dikit aja, soalnya yang buatin udah manis." Gombalnya sambil mengedipkan mata.

Gadis hanya memandang sinis dan segera keluar dari ruangan Abhi menuju pantry. Ia juga butuh kopi sebenarnya, beberapa kali matanya berair dan terus menguap.

Setelah 2 cangkir kopi siap di nampan, Gadis segera kembali ke ruangan Yang Mulia bos yang mulai menyebalkan kembali setelah beberapa hari disibukkan dengan puluhan data yang harus ia urus.

Mungkin ada beberapa syaraf Abhi yang tak berada di jalur aman karena berhari-hari di gempur kerjaan.

Kasian sih, tapi itu sudah menjadi tanggung jawab Abhi sebagai pemimpin. Gadis hanya bisa membantu sebisanya.

Saat Gadis sampai di ruangan Abhi, betapa kesalnya ia saat melihat Abhi malah tepar di atas sofa dengan mata yang sudah terpejam rapat.

Dari pagi hingga sekarang pukul 2 siang ia bekerja keras membantu Abhi demi menyelesaikan semua bahan rapat besok, sampai lupa dengan istirahat makan siang. Dan sekarang lihat, apa yang pria itu lakukan.

Tidur tanpa rasa bersalah dengan dua laptop yang masih terbuka menapilkan pekerjaan yang belum tuntas.

Gadis meletakkan kasar nampan yang ada di tangannya sampai menimbulakan suara keras antara meja kaca dengan nampan atom. Tak peduli panasnya kopi, Gadis langsung menyesap secangkir kopi sambil berdiri.

Ia benar-benar kesal dengan Abhi. Bukan hanya dia yang lelah dan ngantuk, tapi Gadis juga!

Daripada hatinya makin panas dan ambyar, Gadis memilih memboyong laptop serta beberapa berkas keluar dari ruangan Abhi dan kembali ke mejanya. Ia lebih tentram bekerja disini sendrian dan bisa lebih fokus. Lihat saja, pekerjaannya akan selesai terlebih dahulu dari Yang Mulia bos.

Kerja Gadis akan lebih cepat 2 kali lipat saat hatinya merasa kesal. 10 jarinya sudah siap menggempur keyboard dan otaknya sudah siap untuk diajak berjuang.

Ayo Gadis semangat biar bisa makan siang! batinnya menyemangati. Sumpah, perutnya sudah keroncongan meminta asupan nutrisi.

"Sabar ya cacing, majikan mu masih kerja keras," ucap Gadis sambil mengusap perutnya yang perih.

After Meet You AgainWhere stories live. Discover now