Part 7

45.6K 2.4K 20
                                    

🌃Minggu, 9 April 2017


Hujan deras selepas magrib tadi membuat udara cukup dingin. Binar melangkah kakinya di jalanan yang masih basah akibat hujan deras. Perempuan itu menyesal karena tidak memakai jaket ketika pergi tadi. Sepotong baju tidur bermotif Hello Kitty sama sekali tidak dapat menyelamatkanya dari rasa menggigil. Suara notifikasi tanda adanya pesan di ponsel membuat dia segera merogoh saku bajunya lalu mengambil gawainya itu. Binar langsung mendengus ketika membaca pesan di layar ponselnya.

Kak, cepet dong. Lama banget sih.

Pesan dari Mirna membuatnya kesal. Apalagi saat dia melihat bahwa di layar ponselnya waktu yang tertera di sana sudah menunjukkan pukul 22.00. Tidak tahu saja adiknya itu bagaimana lamanya dia harus mengantri di kasir. Malam disertai gerimis begini membuat orang-orang menyerbu swalayan hanya untuk membeli pop mie atau mie instan lainnya. Binar juga tidak mau ketinggalan. Tiga pop mie terisi dalam kantong kresek di tangannya. Udara dingin dan semangkuk mie panas adalah yang terbaik.

Sebenarnya tujuan Binar ke minimarket bukanlah hanya untuk membeli pop mie melainkan untuk memenuhi permintaan Mirna yang meminta tolong padanya. Bocah SMP itu kedatangan haid pertamanya dan dengan dalih aku malu karena ini baru pertama dia berhasil membuat Binar dengan terpaksa harus berada di luar selarut ini. Binar sebenarnya sangat malas dan telah menolak mati-matian untuk menuruti kemauan adiknya itu. Naasnya Mirna punya ancaman jitu untuk membuatnya melakukan semua perintah bocah itu. Mirna tanpa sengaja melihat bekas lebam di leher dan lengan Binar. Tak punya penjelasan lain atas pertanyaan Mirna yang menuntut alasan kenapa ada bekas cengkeraman di leher dan lengannya Binar terpaksa berbohong bahwa dia berkelahi dengan temannya di sekolah.

Mirna mengancam akan melaporkannya ke ayah mereka. Binar jelas panik, kebohongannya akan berbuntut panjang jika sampai diketahui ayah dan bundanya. Namun setelah Binar berjanji akan menuruti kemauan Mirna apapun itu selama tidak menggunakan uang maka dengan kejam Mirna mulai menggunakannya untuk berbagai hal mulai dari mengerjakan pekerjaan sekolah hingga pekerjaan rumah.

Jarak antara rumah Binar dengan minimarket sebetulnya tak terlalu jauh namun tetap saja berjalan sendirian di waktu selarut ini membuat Binar sedikit gugup juga. Binar sebenarnya sempat akan pergi dengan menggunakan motor namun naasnya Binar sama sekali tidak bisa mengingat dimana terakhir kalinya dia meletakkan kunci motornya itu. Mengingat ketika perempuan itu pergi tadi masih belum terlalu larut maka dia nekat berjalan kaki saja, toh jam segitu komplek perumahannya masih ramai. Tapi alangkah sial nasibnya saat menemukan banyaknya pengunjung minimarket malam ini sehingga dia harus di luar rumah selarut ini.

Untuk mengusir rasa dingin dan takutnya Binar memeluk erat kantong kresek berisi pembalut itu. Benda empuk hampir seukuran bantal kecil itu membuatnya lebih nyaman. Binar memang sering membelinya dalam ukuran besar sebagai simpanan karena jujur saja dia juga malu membelinya walaupun sudah sering dilakukan. Dan kebetulan saat ini dia sedang tidak memiliki persediaannya sehingga dia harus membeli di luar untuk Mirna.

Langkah kaki Binar terhenti. Dengan tergesa dia membuka kembali ponselnya. Melihat kebagian sudut layar dimana tanggal dan waktu tercantum. Jantungnya berdegup kencang, ada rasa sesak yang juga turut serta mengirimkan sinyal ketakutan ke otaknya. Ini sudah lewat 2 minggu dari jadwal biasanya mendapat tamu bulanan itu, padahal selama ini dia selalu tepat waktu. Perempuan itu berusaha menenangkan dirinya. Meyakinkan dirinya bahwa tidak akan terjadi apa-apa, dia hanya baru telat 2 minggu bukan 3 bulan.

Binar mempercepat langkahnya. Namun perempuan itu kembali berhenti ketika mendengar sebuah siulan. Matanya bergerak liar menatap kesegala arah. Matanya berhenti pada salah satu rumah yang sangat dikenalinya. Akmal terlihat duduk lesehan di teras bersama 2 pria lain yang membelakangi arah jalan sehingga dia tidak dapat mengenalinya. Suara gitar bergema mengalunkan lagu berjudul 'Cantik' dari Kahitna, memecah kesunyian.

Broken Touch (Tamat)Where stories live. Discover now