Part 19

30K 1.8K 12
                                    

Binar berlari ke depan begitu mendengar suara bel rumah berbunyi. Dia memang sudah disuruh menjaga pintu sejak tadi karena kedua sepupunya akan datang sore ini dan benar saja ketika Binar membuka pintu dia langsung berhadapan dengan Rey yang tersenyum ramah dan Dian yang menampilkan ekspresi seolah gadis itu sedang menginjak gubuk penuh hewan melata yang menjijikkan.

"Ayo masuk bang, udah ditungguin dari tadi." Binar menarik tangan Rey agar laki-laki itu mengikutinya masuk ke dalam namun laki-laki itu malah merangkulnya erat.

"Lepas kangen dulu," ucap Rey sambil mengacak rambut Binar.

"Hei jangan peluk-peluk!"

Binar dan Rey langsung mengarahkan tatapannya pada Mirna yang berlari ke arah mereka dengan wajah kesal namun Mirna langsung merubah ekspresinya begitu melihat Rey membuka tangan untuknya, tanpa aba-aba remaja SMP itu langsung melompat ke pelukan sepupunya.

"Dasar gatal!"

Binar melirik ke arah Dian lalu ke arah Mirna yang sudah siap mencakar Dian. Pertengkaran jelas tidak terelakkan jika saja Rey tidak menahan Mirna dalam dekapannya.

"Kali ini aku maafkan calon adek ipar." Kekeh Mirna sambil menatap sinis ke arah Dian.

"Dian gak punya saudara laki-laki selain Abang. Abang gak mau nikah sama kamu."

"Terus Abang mau nikah sama siapa?" Tanya Mirna tak terima.

"Bi, kamu mau gak nikah sama Abang?"

Binar yang sedang menikmati drama antara adik dan sepupunya itu jelas langsung tersentak saat mendengar pertanyaan Rey. "Eum gimana ya..."

"Aku akan bongkar rahasia kakak dan bang Nanda sama mbak Ajeng kalau kakak jawab iya."

Binar limbung satu langkah ke belakang begitu ancaman itu keluar dari mulut Mirna. Tenggorokannya tercekat hingga dia sulit bernapas, matanya perlahan memerah dengan air yang mulai tergenang. Dia belum siap jika Mirna sudah mengetahui semuanya.

"Bi? Kamu gapapa?"

Binar menarik napas panjang lalu mengusap hidungnya yang mulai berair, "iya gapapa."

"Siapa bang Nanda? Kamu sudah punya pacar, Bi?"

"Bukan pacar, tapi kak Binar kemarin itu pelukan sama bang Nanda padahal bang Nanda itu udah punya tunangan. Tunangannya pasti marah kalau tahu kakak pelukan sama bang Nanda."

Binar baru bisa kembali bernapas normal setelah mendengar penjelasan Mirna. Rongga dadanya terasa begitu lapang saat Mirna menjelaskan bahwa rahasia yang Mirna maksud adalah pelukan malam hujan itu. Binar merasa tenang karena Mirna sama sekali tidak tahu bahwa dirinya dan Nanda punya sesuatu yang lebih besar untuk ditutupi.

"Iya bang Rey, aku mau nikah sama Abang." Binar tersenyum senang saat melihat ekspresi kecut pada wajah Mirna. Ada kepuasan sendiri saat dia bisa menggoda adiknya itu.

"Kalau begitu jadikan aku istri kedua bang Rey, ya."

Rey menjitak kepala Mirna sebelum berkata, "kamu sekolah dulu jangan mikirin suami."

"Ya kan tamat SMP."

"Tamat SMP, lanjut SMA, tamat SMA kamu lanjut kuliah, siap S1 lanjut S2 dan S3. Setelah cita-cita kamu tergapai baru pikirin suami. Emangnya kamu mau setelah tamat SMP langsung gendong anak?"

Broken Touch (Tamat)Where stories live. Discover now