🌹 Bound [17]

23K 2.3K 30
                                    

.
.
.

Taehyung kini sedang memasuki sebuah kantor perusahaan milik Yoohan, tentunya dengan Aland yang setia mengikutinya.

"Maaf, Tuan. Anda ingin bertemu dengan siapa?" tanya seorang resepsionis.

"Dimana atasanmu? Aku ingin bertemu dengannya." balas Taehyung dingin.

"Apa sebelumnya anda sudah membuat janji dengan sajangnim?" tanya resepsionis itu lagi dengan sopan.

Taehyung mendecih, lalu langsung saja menerobos masuk untuk menemui Yoohan di ruangan pribadi kantornya.

"Tuan, maaf, anda tidak boleh sembarangan masuk─" Baru saja resepsionis itu akan menahan Taehyung tetapi dihentikan oleh Aland.

"Maaf, Nona. Biarkan saja dia masuk dan menemui atasanmu. Pria tadi adalah cucunya." ujar Aland seraya menghentikan pergerakan resepsionis tersebut.

"Maaf, Tuan. Saya tidak mengetahui hal itu." ucap resepsionis tersebut merasa tak enak.

"Kau bisa kembali bekerja." ujar Aland yang kini melangkah masuk untuk menyusul Taehyung.

.
.
.
.
.

Yoohan terkejut saat mendengar suara gebrakan dimeja kerjanya. Ia tadi sedang fokus pada berkas dihadapannya hingga tak sadar jika seseorang memasuki ruangannya.

"Oh? Taehyung? Kau datang?" ucap Yoohan yang langsung memusatkan atensinya pada Taehyung.

Tatapan tajam Taehyung layangkan pada pria tua dihadapannya.

"Apa kau yang menyuruh beberapa orang untuk mengacau di acara pesta pernikahanku kemarin?" tanya Taehyung menggebu.

"Apa? Apa maksudmu? Aku tidak mengerti." jawab Yoohan seraya berdiri dan bangkit dari duduknya untuk menyamakan tingginya dengan Taehyung.

"Jangan berpura-pura! Aku tahu jika kau adalah dalang dibalik semua kekacauan kemarin." desis Taehyung tajam.

"Aku sama sekali tidak tahu mengenai hal itu." elak Yoohan membela diri.

"Bulshit!" Taehyung merogoh pistol dibalik jasnya, lalu menodongkannya tepat di kening Yoohan.

Yoohan menelan ludahnya gugup ketika ujung pistol dingin itu terasa menyentuh permukaan kulitnya.

"T-taehyung, aku bersumpah bukan aku pelakunya. Aku bahkan sama sekali tidak mengetahui tentang kekacauan yang kau maksud." ucap Yoohan gugup, bahkan keringat sudah membasahi pelipisnya.

"Jika bukan kau, lalu siapa? Kau satu-satunya orang yang tidak suka dengan hubungan kami." Taehyung bersiap menarik pelatuk itu. Ia sudah muak dengan Yoohan, kali ini ia benar-benar akan membunuhnya dan tidak akan membiarkannya hidup tenang.

"Aku tidak sejahat yang kau pikirkan, Taehyung. Sejujurnya aku menyayangimu dan juga Jennie, kalian adalah cucu kesayanganku." lirih Yoohan menatap dalam manik pemuda Kim dihadapannya.

Taehyung tertawa ditempatnya, merasa lucu dengan ungkapan Yoohan.

"Munafik."

"Tuan, tolong hentikan dan jangan gegabah." Aland mencoba menghentikan Taehyung yang akan membunuh Yoohan disana.

"Aku membunuh mereka untuk kebaikanmu." ujar Yoohan menatap Taehyung begitu dalam.

Taehyung yang tadi hampir menarik pelatuk itu pun sontak menghentikan aksinya ketika mendengar ucapan Yoohan.

"Siapa yang kau maksud?" tanya Taehyung penasaran.

"Orangtuamu. Aku terpaksa membunuh mereka untuk melindungimu." lirih Yoohan.

Bound「✓」Where stories live. Discover now