🌹 Bound [43]

17.4K 1.9K 72
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.
.
.

"Dion, kau sudah membawa bekalmu?"

"Sudah, Pa."

Jungkook tersenyum, lalu membelai lembut surai puteranya yang kini sudah berusia 8 tahun.

"Belajar yang giat. Jangan membuat keributan di sekolah. Mengerti?" titah Jungkook pada putera tunggalnya.

"Hm." gumam Dion singkat.

Dion tumbuh menjadi anak yang cerdas, tetapi tak jarang ia juga suka berkelahi dengan teman sekolahnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dion tumbuh menjadi anak yang cerdas, tetapi tak jarang ia juga suka berkelahi dengan teman sekolahnya. Jika ditanya ia selalu menjawab jika temannya yang memulai keributan lebih dulu. Terkadang Jungkook akan mendapatkan panggilan dari pihak sekolah atas keributan yang Dion lakukan di sekolahnya.

Jungkook pun tak mengerti dengan sifat puteranya yang terlampau dingin tetapi juga tidak tinggal diam ketika diganggu oleh temannya yang lain. Menurutnya sifat puteranya ini hampir sama seperti Ayahnya. Dingin, irit bicara, dan juga misterius, tetapi Dion juga anak yang penyayang kepada keluarganya.

"Sayang, aku berangkat sekarang." Taehyung datang dari arah kamar sembari menenteng tas kerjanya.

"Eum, kalian hati-hati dijalan."

"Aku mencintaimu." Taehyung mengecup sekilas bibir Jungkook. "Ayo Dion, Daddy akan mengantarmu ke sekolah."

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Daddy, apa menurutmu berkelahi itu tidak apa-apa?" tanya Dion saat dalam perjalanan menuju sekolahnya.

Taehyung tersenyum simpul dan menoleh ke arah puteranya sekilas.

"Jika kau berkelahi untuk membela dirimu dan juga orang tersayangmu, daddy sangat memperbolehkan. Jika ada yang menghinamu ataupun orang tersayangmu bungkam saja mulut mereka dengan tinjuanmu, kid." jawab Taehyung.

Bound「✓」Where stories live. Discover now