DFS : 11

872 110 114
                                    

"LUCAS anak nakal sini kau!!!!"

"Tak usah berteriak ayah!! Aku tak tuli!!"

Leonard menyilangkan tangannya di depan dada sambil menatap Lucas angkuh. "Besok kau harus ke Obelia dan melamar Athanasia titik gak ada bantahan!!!"

"WEHH?! NANI?? LAMARAN?!!!"

Lucas maupun Leonard kompak menutup kedua telinganya saat mendengar teriakkan itu.

Yang disuruh siapa yang teriak siapa?

"Ayah kau serius mau menjadikan Athanasia menantu??"

"Iya? Masa iya Athanasia mau sama Lucas yang bar - bar gini? Ayah yang benar saja"

Kedua kembar tak identik itu nyelonong masuk ke ruangan Leonard dan berhenti tepat di samping Lucas.

"Kalian ini kayak jalangkung aja datang tak diundang pulang tak diantar!!" Ejek Leonard pada kedua anak kembarnya.

"Wohhh!! Bapa lakqnat dasar!!" Ujar keduanya kompak sambil memasang ekspresi kesal.

"Aku pergi!!"

"Woy - woy jangan pergi dulu Lucas!!"

Lucas bercak kesal, "kan udah jelas ngapain juga disini gak guna banget!!"

"Anak gak ada akhlak!!!"

Lucas tak memperdulikan ucapan ayahnya ia terus berjalan keluar meninggalkan ayah dan kedua adiknya. Ia berjalan di lorong istana yang mulai sepi karena waktu sudah hampir menunjukkan pukul 10 malam.

Cling!!!!

Dering ponsel milik Lucas membuat langkah sang pangeran Arlanta itu terhenti, ia mengambil ponsel dari saku celananya lalu menggeser layar hijau di layar ponsel miliknya.

"LUCAS APA KAU BENAR AKAN MELAMARKU?!!!"

Lucas refleks menjauhkan ponselnya saat mendengar teriakkan Athanasia.

'Maknya ngidam apa sih?! Hobinya kok teriak - teriak!!' batin Lucas dan kembali menempelkan ponselnya ke telinganya.

"Jangan teriak bisa gak sih? Gue gak budek - budek banget kok!!"

"Hehe kya - iya maaf! Tapi serius kau benar-benar akan datang?"

"Kenapa memang?"

"Ihhhh...... Aku tanya malah balik tanya!!"

"Hah!! Iya - iya besok saya kesana putri jadi jangan kaget sama ketampanan saya besok oke?"

"Dih percaya diri sekali anda bambank!! Oh ya besok ibu ikut?"

"Dia yang paling heboh soal ini"

"Hihihi..... Ya udah jangan lupa titipan ku besok oke? Selamat malam!"

Tut!!!! Tut!!!

Sambungan telepon terputus secara sepihak membuat Lucas menghela nafas panjang lalu memasukkan kembali ponselnya kedalam saku celananya dan kembali berjalan pergi ke kamarnya.

Sedangkan disisi lain di Obelia tepatnya di kamar seorang putri yang kini tengah berguling-guling tak jelas di atas kasurnya. Athanasia dengan wajah merahnya kini tengah berguling-guling seperti orang gila lantaran ucapan Lucas barusan, dadanya berdebar kencang seakan ingin melompat dari tempatnya. Walaupun gak ada yang romantis ntah mengapa mampu membuat Athanasia malu sendiri.

"Gila!! Pasti aku sudah gila!! Padahal aku mengenalnya hanya dalam sebulan tapi kenapa rasanya berdebar gini?!"

Athanasia langsung terduduk dan menatap jendela besar yang ada di samping ranjangnya. Dari balik jendela bulan sabit terlihat bersamaan dengan ribuan bintangnya. Athanasia tersenyum saat melihatnya, sebuah ingatan kembali muncul dalam benaknya dimana ketika ia sedang berjalan - jalan bersama Lucas di kota Obelia.

Destiny From the Sky ( WMMAP )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang