File Seventeen : The Confused Heart.

165 23 8
                                    

Bab ini panjang sekali. Pas sadar, di words aslinya bisa mencapai 11 lembar🤣🤣sesungguhnya saya ini menulis apa saja sih.
.
Part ini saya dedikasikan untuk kalian semua yang tengah, atau sudah berdamai dengan diri sendiri serta masa lalu yang menyakitkan.
.
Dan ost. Part ini dipersembahkan oleh BADA : THAT YOU LOVED ME
Original Soundtrack KDrama Witch Of Court part 03. Salah satu kdrama yang sempat membuat saya sulit move on pada tahun 2018 kemarin 🤣
.
Baiklah tanpa basa-basi lagi saya ucapkan. Selamat membaca.
.
Semoga kalian senantiasa sehat dan bahagia slalu.
.
Buat yang belum follow, jangan lupa follow dulu ya. Klik tombol bintang dan support juga sebagai bentuk dukungan untuk Authornya 🤗
.
Warm & Regards 💗
**************************
"Berdamai dengan diri sendiri adalah hal yang paling sulit manusia lakukan. Namun sesungguhnya hanya itulah satu-satunya cara, agar kita bisa mendapatkan ketenangan"
~Dianita Diansyah~
💗

     Ara berkali-kali melirik pemuda disampingnya, sejak tadi Satya diam saja namun melalui ekspresinya, Ara tahu kalau Satya merasa cemas. Pemuda itu juga tak berhenti menggetar-getarkan lututnya, tanda kalau dia sedang gugup.

    Ara ingin mengucapkan sesuatu untuk menenangkannya, tapi segera mengurungkan niatnya. Tak lama kemudian pintu ruang tunggu tahanan membuka dari luar, seketika kedua anak muda itu langsung berdiri dari duduknya.

    Sosok itu melangkah menuju ke cahaya terang. Segala hal pada figur pria itu masih sama persis seperti dalam ingatan Satya.

      Tingginya. Postur tubuhnya. Bahkan rambutnya, cepak dan berantakan tak beraturan. Yang membedakan hanyalah, sekarang, Pangabian Sakti tampak terlihat semakin kurus, lelah, dan terdapat cekung dalam tepat dibawah kedua kantung matanya.

    Hati Satya bagai dicubit.

     Jutaan rasa bersalah menyerangnya.

      Ini kali pertama mereka bertemu lagi setelah sidang putusan usai. Bukan karena Satya tidak mau menengok Ayahnya sendiri karena malu, namun justru sebaliknya.

     “Jangan pernah kembali kemari lagi! Jalanilah hidupmu dengan baik jangan menjadi orang bodoh seperti aku!” hardik Pangabian 7 tahun lalu, sembari berlinang air mata.

     Kalimat itu cukup ampuh bagi Satya, sebab sesudahnya, tak sekalipun ia berkunjung, bahkan menelpon atau mengirim surat saja, dia tak mau. Namun bukan tanpa alasan.

    Satya yang ikut Pamannya ke Jakarta belajar serta berkerja dengan keras hingga bisa mencapai posisinya seperti sekarang. Dan semua itu demi satu keinginan.

    Kelak, ia bisa membersihkan nama baik Ayahnya.

    Dan sebentar lagi, semua kerja kerasnya selama 7 tahun terakhir akan terbalas.

     “Lama tak jumpa ya. Anakku” bisik Pangabian. Suaranya serak. Bibir bawahnya yang kering dan pecah bergetar.

    Satya harus mengalihkan pandangan lain dulu sebelum bisa menatap wajah Ayahnya sendiri. “Anda baik?” tanyanya lirih.

    Pria itu mengangguk, lalu duduk pada kursinya. Satya dan Ara akhirnya melakukan hal serupa.

    Ada kebisuan selama beberapa saat hingga Ara memecahkan keheningan.

[COMPLETED STORY] The Truth Desire : #02. BII Series.Where stories live. Discover now