Epilog.

369 23 2
                                    

Miaaaannnnn....karena terlambat banget posting Epilog dan Previewnya huhuhuhu. Maaf karena kegiatan Kantor yang super padat baru bisa memegang gadget lainnya sekarang ini.
.
Sekali lagi saya ucapkan TERIMA KASIH BANYAK SEBANYAK BANYAKNYA ATAS SUPPORT KALIAN SEMUA hingga sejauh ini.
.
Seseorang pernah berkata pada saya : "Naskah yang baik adalah yang selesai"

Sekarang saya berusaha keras dan konsisten untuk menyelesaikan apa yang sudah saya mulai. Meski terlambat dan lama. Setidaknya saya terus berusaha. (Peluk diri sendiri).
..
Maaf jika masih banyak kekurangan untuk cerita ini, atau cerita2 saya lainnya.
.
Maaf jika tanpa sengaja, tulisan saya menyinggung perasaan satu atau berbagai pihak. Semua ini hanya fiktif semata.
.
Dan sekali lagi, terima kasih atas kebaikan kalian yang tetap sudi menantikan dan membaca Trilogy Desire milik saya.
.
Terima kasih khusus untuk :
BTS. Cho Seung Woo. Doona Bae. Kim Hye Yoon. Kim Young Dae. Kim Seok Woo. Ria SW. Dan Marie Lu. Kalian semua bias saya, inspirasi terbesar saya dalam membuat cerita kedua ini.
.
Juga terkhususnya inner circle ku, kawan sesama Penulis dan pembaca Wattpad yang nggak capek memberikan kritik membangun. I love you all. Sungguh, support kalian sangat berarti.
.
Last but not least. Love your self first before you love someone else. Because our self is precious too.
.
Warm & Regards💗💖💖
💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜

"This is not the end. Our new and long adventure is just about to begin"
-J.R.R Tolkien. The Return of the King-
💖


      Ara dan Dirga pulang pada hari Senin sore. Sementara Satya memutuskan untuk tetap berada di Surabaya hingga pengadilan Ayahnya.

     Begitu juga halnya dengan Argantara. Pria itu berjanji pada putranya untuk menyusul ke Jakarta setelah semua urusan di Surabaya selesai. Kemudian Ayah dan anak itu saling berpelukan.

    Ara sempat bicara secara pribadi dengan Satya serta Ibunya. Memberi semangat agar mereka tidak putus asa. Terlebih hasil sidang pertama sangat bagus. Tinggal satu kali sidang dan putusan palu akan membersihkan nama Pangabian Sakti.

     Yolanda dan Astrid juga telah berdamai. Keduanya bertemu saat sidang tadi pagi. Satya merasa bangga pada Ibunya.

    Tim konflik dibubarkan oleh pusat. Beatrice, Adrian, Guntur, Ikang, dan Agam juga ikut mengantarkan kepergian kedua Agen itu ke Bandara.

     Beatrice sempat menarik Ara agar menjauh dari keramaian sejenak. Wanita itu tiba-tiba melepaskan sesuatu dari tangannya. Ara mengenali benda tersebut sebagai gelang perak bermotif bunga chrsyanthemum yang selama ini selalu dikenakan si Kanit dan tak pernah ia lepas sekalipun sepanjang sepengetahuannya.

    “Kanit aku tidak....”

    “Kak Tris. Panggil aku begitu. Sekarang kamu sudah bukan anak buahku. Dan ambil ini. Ini bisa menolak petaka. Aku percaya akan hal itu”

    “Tapi bukankah ini milikmu yang sangat berharga?” Ara terkaget-kaget.

    “Iya memang. Pemberian seseorang yang sudah kuanggap seperti Kakak perempuanku sendiri. Namun kuputuskan untuk melepaskan kesedihan masa lalu. Karena bagiku. Orang-orang di masa kini, dan disampingku, yang paling berharga. Jadi ini untukmu” meletakkan gelang itu ke telapak tangan Ara tanpa ragu. “Semoga dengan benda ini ditanganmu, kamu bisa makin berdamai dengan masa lalu”

    Terharu. Ara memeluk wanita yang kini sudah ia anggap seperti kakaknya sendiri. Seperti arti Hana untuknya. “Terima kasih banyak Kak Tris. Aku akan sangat merindukanmu”

    “Heiisssh. Jangan berlebihan. Kita masih bisa bertemu sesekali” seraya menepuk lembut punggung gadis itu.

    Dirga mendekat. “Sudah waktunya”

     Ara mengangguk. Melepaskan pelukan. Kini semua orang mendekat ke arah pintu pengantar. Mereka semua menunggu hingga kedua orang itu benar-benar menghilang dari pandangan.

    Sesudahnya semua orang berpencar pada tujuan masing-masing.

[COMPLETED STORY] The Truth Desire : #02. BII Series.Where stories live. Discover now