File Thirty Two : The Shocking Shoot.

129 19 1
                                    

Hari sudah semakin sore ketika mereka mulai menaiki kota Batu.

Agam baru saja menerima telpon dari seseorang. Melihat ponsel yang dia pakai adalah milik pribadi, serta dari caranya berbicara sembunyi-sembunyi, Guntur langsung tahu siapa si penelpon.

"Apa itu 'dia'?" tanya Guntur tanpa basa-basi. Sambil menyetir. Ketika partnernya itu mengakhiri sambungan dan mematikan ponselnya.

Agam mengangguk. "Hmmm..."

"Woah jadi kalian sudah ada perkembangan?"

Agam menoleh sekilas ke belakang. Dimana tim cadangan tampak sibuk mendiskusikan strategi. Lalu menatap Kaptennya.

"Sstt...jangan membicarakan ini. Kita kan sedang bertugas"

"Jadi, apa dia tahu? Kalau seorang Agam Kim Soesilo adalah Agen Pemerintah?" Guntur tak mengacuhkan ucapan juniornya.

"Astaga Kapten! Sudah kubilang..."

"Kenapa? Kamu malu karena sudah punya pacar?" Guntur memang sedang super iseng.

Semua kasus terkait Adeq-Stefanus-pembunuhan berantai ini membuatnya super stres selama berhari-hari. Susah tidur. Pola makannya juga buruk.

"Padahal pacar kamu kan CANTIKKKK. PENULIS TERKENAL PULAA..." Dengan sengaja Guntur mengeraskan volume suaranya.

"Apa?! Agen Agam sudah punya pacar?" teriak salah satu anggota tim lapangan di belakang. Yang membawa senapan.

"Astaga. Junior kita ini laku juga!" ucap Agen lainnya.

"Tur! Terus situ kapan. Masa diserobot melulu sama juniornya sih" celetuk yang lain.

Kemudian, terjadi ledakan tawa membahana.

Agam seketika merosot turun di kursinya. "Astaga. Kubur saja aku Kap...kubur!!!" lalu menutup wajahnya memakai kedua tangannya.

Guntur tertawa terbahak. Menatap sekilas Agam yang kini tampak malu.

"Kamu sih, jadian nggak bilang-bilang"

"Belum jadian!" teriak Agam kencang tanpa sadar. Seraya menurunkan kedua tangan dari wajahnya.

"Oalah..cinta sepihak toh"

"Kupikir sudah laku" sahut sosok-sosok lain yang duduk di bangku paling belakang.

"Agaknya kutukan soal Unit C itu benar. Kutukan jomblo akut..lihat saja senior kita yang dulu berasal dari tim itu. Kalau bukan jones ya perjaka tua" sahut lainnya.

Gelombang ledakan tawa kedua bergema. Termasuk Guntur yang kini kekehannya semakin menjadi.

"Hei siapa bilang cinta sebelah pihak! Setelah kasus menyebalkan ini selesai aku bakal mengakui semuanya ke dia. Awas saja, kalau nanti aku sudah nggak jomblo dan kalian semua minta traktiran! Ora sudiii...."

Agam mengamuk. Menolehkan kepalanya ke belakang.

"Huahahhahaha...iyo iyo Gam...gitu aja ngambek"

"Koyok bocah wae Gam..."

Agam menolehkan lehernya ke samping. Si Kapten tengah menatap geli padanya.

"Nah gitu dong. Itu baru namanya semangat. Setelah semua ini selesai, kamu harus menyatakan perasaanmu pada dia. Oke. Sebelum terlambat dan nantinya kamu menyesal seumur hidup"

Agam bisa menangkap dan mendengar, nada serta sorot sedih dalam suara serta tatapan mata Kapten timnya tersebut. Seketika pemuda itu mencelos. Dan akhirnya menyadari sesuatu.

"Kap, apa anda?"

Guntur menggelengkan kepala. "Sudahlah. Sebaiknya kita kembali fokus lagi. Sekitar 40 menit kita akan tiba di lokasi tujuan oke. Dan seperti kata saya tadi kalian harus......"

Guntur seakan dengan sengaja mengalihkan pembicaraan seraya memberikan instruksi. Namun Agam tahu betul kalau pria itu sedang merasakan pil pahit.

Sahabat sekaligus wanita yang sangat Guntur cintai justru dilamar di depan matanya saat ia hendak melamarnya beberapa waktu lalu. Dan kini, wanita itu kabarnya dalam proses persiapan menjelang hari pernikahan.

Kasus yang tengah mereka tangani saat ini seakan menjadi pelampiasan bagi si Kapten agar bisa melalui sakit hatinya. Bahkan kabarnya, pria itu sendiri yang meminta pada Kabid agar namanya diajukan. Dan dengan semua prestasi serta kinerja bagus Guntur selama ini, tidak sulit baginya untuk terpilih.

Agam masih larut pada pikirannya seraya menatap si Kapten. Ketika sambungan di ear pierce menyala.

Itu Ikang.

"Dengan pusat informasi disini. Dengarkan saya baik-baik. Tolong buka ponsel kalian sekarang. Ada video baru saja saya kirimkan. INI PENTING! LEKAS BUKA!"

Terkejut. Guntur menatap Agam.


Agam mengecek ponselnya, begitu juga dengan Agen lain. Kecuali Guntur, yang masih harus terus menyetir. Sehingga Agam sedikit memiringkan gadget miliknya agar si Kapten bisa ikut melihat juga.

Video berputar. Dan kemudian.

Terdengar suara tembakan keras dari dalam video. Semua orang dalam minivan itu berteriak kencang seraya mengumpat.

Guntur bahkan sampai nekad menghentikan kendaraan dan menepi sekenanya. Untuk mereka tengah mendaki jalur lalu lintas yang sangat sepi.

Pria itu meraih ponsel Agam. Memutar lagi dari awal. Dan....

"Bajingan!" pekiknya lirih.

Agam masih tampak sangat shock usai melihat video tersebut.

Sambungan di ear pierce membuka. Itu Kanit mereka.

"Kalian sudah melihatnya bukan?"

"Y...yaaa.." jawab Agam. Terbata.

"Sekarang prioritas kita adalah menemukan dua orang itu. Jangan sampai terlambat! Atau kita hanya akan menemukan jasad!"

†*************"**********†***†******


Ara sedang berada di deppan ruang Unit Gawat Darurat. Setelah kondisi Satya membaik, pemuda itu diizinkan untuk menengok Ibunya yang rupanya juga sudah akan segera pulang. Sementara Satya rupanya masih harus menginap semalam. Jadi Ara menemaninya.

Namun karena Satya ingin bicara secara pribadi dengan Yolanda, Ara memutuskan memberikan mereka ruang. Belum lagi Ara masih tidak enak hati karena tadi sempat membohongi Ibu Satya.

Kemudian, Ara mendapatkan kiriman video itu dari Ikang. Sejak tadi, gadis itu memang terus memantau kondisi melalui si Ahli Tekhnologi di tim mereka tersebut.

Hal pertama yang Ara lakukan sesudah melihat seluruh isi video adalah.

Berteriak.

Terkejut. Sampai berdiri dari kursinya.

Shock sejenak. Hingga tak mempedulikan tatapan semua orang padanya saat ini.

Lalu berusaha keras memproses segalanya dalam kepalanya.

Setelah sempat bolak-balik panik di depan Ruang UGD, akhirnya gadis itu nekad masuk. Menghampiri ranjang tempat Yolanda. Infus wanita itu sudah mau habis.

"Maaf Tante, tapi ada hal penting harus saya bicarakan dengan Satya" tukas Ara.

Yang terpaksa memutus pembicaraan hangat antara Ibu dan anak itu.

Tanpa meminta persetujuan siapapun. Ara memberi isyarat tajam melalui netranya agar Satya mengikutinya. Pria itu menurutinya, berdiri, beranjak pergi sambil membawa infusnya bersamanya. Keduanya keluar dari ruang UGD dan Ara segera menjulurkan ponselnya ke hadapan Satya.

Satya menatap layar ponsel dan pemiliknya bergantian. Satu alisnya terangkat naik. Jelas dia kebingungan.

Video itu di unggah di sosial media sekitar 20 menit lalu. Menjadi viral dan sudah di reshare ratusan bahkan mungkin sekarang ribuan kali. Agen Ikang mengirimkannya padaku. Kurasa kamu harus melihatnya tapi tidak di depan Ibumu.

Satya akhirnya meraih benda itu. Memutar videonya dan.

Selama 5 menit video berputar, ia hanya bisa menatap tegang ke arah layar. Kemudian tampak shock ketika tiba di akhirnya.

Suara letusan itu bergaung dan terbayang dalam benaknya. Padahal jauh tapi terasa sangat dekat.

Pemuda itu akhirnya menatap nanar gadis di depannya.

"Stefanus Hendrawan akhirnya mengakui segala kejahatannya" menjulurkan tangan kanannya seraya menyentuh lengan Satya dengan lembut. Ara kembali berkata.

"Sayangnya, kita tak akan pernah bisa menggiringnya ke meja hijau. Kuatkan dirimu Satya. Terlebih, aku yakin setelah ini, ada kemungkinan Pak Adeq dan Jabat...." Ara benar-benar tak bisa melanjutkan kalimatnya lagi.

"......mereka akan mengakhiri hidup mereka sendiri" Satya berkata lemas. Menatap kosong wajah Ara.

Tubuhnya merosot. Dia duduk di kursi penunggu sekarang. Kedua tangannya menutupi wajahnya seraya berusaha mencerna segala hal.

Di satu sisi dia sangat membenci Stefanus. Pria itulah penyebab kemalangan pada hidupnya. Juga hidup Dirga serta Ayahnya. Namun disisi lain, dia juga tak setuju pada tindakan ekstrem Adeq.

Yang telah menembak kepala Stefanus. Bahkan, sampai dengan sengaja merekam serta mengunggahnya. Diluar seberapa banyak kejahatan pria tersebut.

Perbuatan Adeq tetap tak bisa dibenarkan.



**************†****************

Huaaaa semoga saya bisa selesai upload sebelum nanti malam ya 🤣🤣🤣 Stranger2 semalam bikin saya gumush sekaligus terharu. Kebawa sekali dengan akting Doona Bae.
.
Hari ini saya usahakan upload semua bab yang tersisa. Sesuai janji. Have a

great sunday everyone.
Warm& Regards💖


[COMPLETED STORY] The Truth Desire : #02. BII Series.Where stories live. Discover now