File Twenty Four : The Reunion.

133 21 2
                                    

Judul lagu multi media >> Ost. PINOCHIO KDRAMA . Pino Dream Strings.
.
Hari ini langsung saya upload 2 bab ya teman2 . >.> mian kemarin belum sempat upload.
.
Slamat membaca.
Warm & Regards💗
*************************

     Pertemuan pertama antara seorang anak lelaki dan Ayahnya yang sudah berpisah selama 7 tahun lamanya harusnya bisa dramatis dan mengharukan. Namun sayang sekali, hal tersebut tidak terjadi diantara Dirgantara dan Argantara Pradigda.

    Alih-alih saling berpelukan dalam tangisan, kedua lelaki berbeda usia namun memiliki kesamaan fasial dan tinggi badan itu justru tampak saling menatap dengan tegang. Berada di dalam kendaraan BII yang ditinggalkan Guntur untuk Dirga. Argantara bahkan sempat mematikan mode menyala kotak hitam mobil karena takut terekam.

    “Sebenarnya apa yang terjadi pada Ayah? Dan kemana saja Ayah selama ini?” tanya Dirga tanpa basa-basi.

    Keduanya duduk di kursi penumpang belakang dalam posisi berhadapan. Dalam keremangan cahaya Dirga bisa melihat betapa lelah dan letihnya sosok pria yang selalu tampak kuat sekokoh tembok Cina dihadapannya tersebut.

    Rambut Argantara dibiarkan memanjang dan berantakan. Jambang memenuhi wajahnya. Ada kantung besar tepat dibawah mata.

    Hidup dalam persembunyian selama 7 tahun terakhir sungguh bukan hal yang mudah.

    “Kamu sudah tumbuh besar dan menjadi pria yang hebat. Ayah bangga padamu” Argantara tak menjawab pertanyaan putranya. 

    Sepasang netranya bersinar dipenuhi rasa bangga. Menatap profil Dirga lekat-lekat.

    “Ayah....” Dirga terdengar sedih.

    “Maaf Nak, Ayah terpaksa melakukan semua ini. Dan kamu tahu kenapa bukan?”

    “Ceritakan padaku Yah. Segalanya. Aku perlu kejujuranmu” pinta pemuda itu.

    Arga mendesah panjang. Menunduk seraya menatap kedua tangan yang ia letakkan diatas pangkuannya. Lalu ia mulai menceritakan segala hal.

    Awal mula kecurigaannya pada kepala Redaksinya yang saat itu dipegang oleh Adi Sudrajat karena semua berita pentingnya ditolak mentah-mentah. Persabahatan dan kesetiaan antara Ayah Dirga dengan kedua sahabat, senior, sekaligus mentornya itu akhirnya teruji. Setelah sekian lama, Arga memutuskan melakukan investigasi secara diam-diam seorang diri.

    Dan, atas permintaan salah seorang partner juniornya.

    “Adeq Thahir? Maksud Ayah? Pak Adeq yang sekarang menjabat sebagai seorang Redaksi?”

    Arga mengangguk. “Adiknya, Mila Thahir meninggal dalam salah satu peristiwa kebakaran. Adeq yakin kalau itu bukan sekedar kecelakaan biasa namun dengan posisinya saat itu dia tidak bisa melakukan apapun. Aku mengikuti hati nuraniku dan memulai penyelidikan. Aku terus berkerja secara rahasia dan hati-hati. Hingga setengah perjalanan sadarlah Ayahmu ini, sebetapa luas serta mengerikannya kasus yang tengah kugali. Namun, Ayah sudah tak ada jalan untuk kembali”

    Arga mengangkat wajah. Menatap sepasang iris indah putranya dan seketika teringat pada almarhumah Istrinya. Rasa sakit menggerogoti dadanya lagi.

     “Suatu hari, Ibumu akhirnya tahu pada apa yang sedang Ayah kerjakan, awalnya Ayah pikir, Ibumu bakal menghentikan Ayah. Jika dia melakukan itu, Ayah sudah bertekad untuk berhenti dan menutup mata atas segala hal karena sesungguhnya Ayah mulai mencemaskan kalian. Namun, Ibumu adalah Dahlia Subandi. Alih-alih melarang, ia justru mendukung Ayah dengan segenap tenaganya”

    Seketika Dirga mencelos. “Jadi benar, Ibu sudah tahu segalanya”

     Arga mengangguk pelan. “Lalu tibalah hari dimana Ayah menemukan benda itu. Sebuah kalung Ayah temukan dari dalam tempat sampah di belakang kantor. Ayah langsung curiga kenapa ada yang membuang benda semenarik itu. Kamu tahu itu bukan aksesoris biasa bukan, ada diska lepas di dalamnya.Dan saat melihat apa isi pada diska tersebut, sejujurnya Ayah ingin membakarnya namun Ibumu menahan Ayah. Ayah bermaksud mengkonfrontasi Adi Sudrajat kala itu namun Ayah menyadari keanehan, seseorang mulai  mengawasi Ayah, dan kalian berdua. Kemudian Ayah menyusun rencana dengan Ibumu, melibatkan sahabat lama Ayah”

     “.....Pangabian Sakti” potong Dirga.

     Arga mengangguk. “ Ayah berpura-pura menghilang, namun sesungguhnya selama beberapa waktu Ayah bersembunyi di sebuah rumah sewaan atas nama Pangabian. Mengawasi orang-orang itu. Mereka semua adalah bawahan dari orang penting. Ayah memutuskan untuk memancing mereka. Dengan sengaja memanggil Pangabian melalui Ibumu. Sesuai tebakan Ayah, mereka bergerak. Seseorang menelpon Ibumu ketika ia sedang menerima Ayah Satya sebagai tamunya. Dan dia adalah, Sam Tanjaya. Orang itu bilang ada barang milikku yang dibawa olehku dan orang-orangnya akan datang mengambilnya. Dia juga bilang kalau Ibumu pasti mengenal mereka. Sam tidak memberitahu Ibumu siapa yang bakal datang. Sehingga baik aku maupun Pangabian memintanya untuk berhati-hati”

     “Kusuruh Ibumu menitipkan kalung tersebut pada Pangabian. Ia berjanji akan menyimpannya di tempat paling aman. Dan, saat kamu tertidur itu juga....” Arga melemparkan tatapan permohonan maaf kepada putranya.

     “Itu ide Ibumu. Mencampurkan obat tidur agar kamu tidak mengetahui semuanya. Pikirnya kala itu, akan lebih baik jika kamu tidak terlibat. Kamu juga bakal aman. Ternyata firasatnya benar, sekaligus salah juga disaat bersamaan” Arga tampak sangat terpukul.

    Tapi ia terus melanjutkan ucapannya dengan Dirga yang menatap kaget pada sang Ayah.

    Satu fakta lagi terungkap tentang kejadian di malam itu.

    “Saat Pangabian pulang aku masih berjaga tak jauh dari depan rumah. Namun sesuatu terjadi. Orang-orang itu menyadari keberadaanku, aku terpaksa kabur. Dan saat itulah....di malam itu...”

    Kalimat Arga terputus. Dengan frustasi ia menundukkan kepala seraya menutupi wajahnya memakai dua telapak tangan besarnya.

    “Apa Ibu tak sempat menelpon Ayah untuk meminta tolong?” tanya Dirga.

    Arga menggeleng, menurunkan kedua tangan dari wajahnya.

[COMPLETED STORY] The Truth Desire : #02. BII Series.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang