•01• Penyelamat

11.1K 985 182
                                    

Vino sedang duduk menyendiri di taman bermain, hembusan angin menerpa tubuhnya, ia memikirkan dirinya sendiri, dia benci dengan dirinya sendiri, entah kenapa hati Vino selalu tidak tenang. Para tetangganya pun sudah tahu kalau Vino adalah anak yang tidak mempunyai Ayah. Ya, Vino terlahir diluar nikah, mamahnya bekerja di club malam, sehingga disebut wanita malam oleh tetangganya, sedangkan Vino hanya pasrah jika dirinya disebut anak haram.

Bella celingak-celinguk mencari keberadaan kakak sepupunya, namun tidak kunjung menemukannya juga, ujung matanya tak sengaja melihat Vino yang sedang melamun, ia menghampiri Vino dengan cara mengendap-endap.

"Dorr!"

"Astagfirullah, monyet!"

Vino memegangi dadanya akibat kaget, sedangkan Bella tertawa terbahak-bahak, Vino menatap Bella dengan tatapan jengkel. Ia pun berniat untuk meninggalkan Bella, tetapi lengannya dicekal oleh gadis itu.

"Mau kemana, ikut dong, disini serem. Banyak hantunya," cicit Bella bergidik ngeri.

Vino menatap Bella datar, "Dasar perusak suasana, ya udah ayok."

Bella mengangguk mematuhi, Vino mengajak Bella untuk pergi ke rumah Oppa nya, sesampainya disana Bella terkagum dengan rumah Vino yang besar, tetapi dia bingung kenapa Vino biasa memakai sepeda setiap sekolah, padahal sopir dan pembantunya banyak.

"Eummmm, Vin. Ini rumah kamu?" tanya Bella ragu-ragu.

Vino menggeleng, "Ini bukan rumah aku, tapi ini rumah Oppa aku," ucapnya dan duduk dikursi besar.

Bella mengangguk saja, dia pun tidak paham apa maksudnya Vino mengajak Bella ke rumah Oppa nya bukan kerumahnya.

"Vin, kalo udah besar kamu mau jadi apa?" tanya Bella menatap Vino.

Dia mengetuk-ngetuk dagunya berpikir, "Ngebahagiain kamu," ucapnya polos.

Bella cengengesan, "Ihhh Vino kayak papah, suka modus."

Vino menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "Modus, modus itu apa sih?"

Bella menepuk jidatnya, sebenarnya dia pun tak tahu apa itu modus, dia hanya menguping saja saat Mamah dan Papahnya sedang berduaan.

Selang beberapa menit Oppa Alvino datang, dan menghampiri kedua anak kecil yang sedang berbincang-bincang.

"Hallo gadis manis," sapa Oppa kepada Bella.

Bella menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, dan mengulurkan tangannya untuk bersalaman.

"Hallo juga Oppa, aku Bella," ucap Bella tersenyum manis.

Mereka berbincang-bincang hingga tak menyadari waktu sudah sore, Bella berpamitan untuk pulang, memang rumah Bella dan rumah Oppa Vino berdekatan, jadi dia tak perlu menggunakan kendaraan.

****

Di hari pagi yang cerah, Vino mengayuh sepedanya dengan santai, saat melewati rumah Bella. Vino mengajak Bella untuk pergi sekolah bareng.

"Bella..... berangkat bareng yuk!" teriak Vino dibawah gerbang.

Nina, Mamahnya Bella keluar bersama dengan Bella, dia menatap Vino dengan gembira. “Mamah, Bella berangkat sama Vino yah, kapan-kapan Bella berangkat sama Papah," Izin Bella menampakan deretan giginya.


Nina mengangguk, dia sudah tau siapa Vino itu, karena Mamahnya Vino adalah teman sekolahnya dulu, jadi dia tidak apa-apa jika anaknya berteman dengan anak temannya.

ALVINO [SELESAI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang