•19• Masa lalu Gerald & Gareld.

2K 190 14
                                    

~Terkadang kita membutuhkan kesendirian untuk merenungi hidup, tapi berhati-hatilah ketawa sendiri nanti disangka orang gila.~

***

Seorang laki-laki terbaring lemah di atas brankar rumah sakit, alat medis yang melekat di sekujur tubuhnya mengesankan laki-laki itu terkena luka yang sangat dalam, para dokter yang menanganinya berusaha sekuat mungkin agar orang itu selamat.

Seorang gadis yang menatap laki-laki itu yang terbaring lemah, hatinya sangat sakit. Apa lagi ini semua karenanya, Arabella dialah orang terus saja menangis sejadi-jadinya diluar jendela pasien.

Kemudian dokter itu keluar dengan wajah gusar, “Maaf sebelumnya, apakah disini ada orang tua dari pasien tesebut?” tanya dokter kepada semua yang menunggu Alvino.

“Tidak dok, tapi saya adalah temannya,” jawab Jordan yang diangguki semuanya.

“Maaf sebelumnya, pasien saat ini mengalami koma untuk beberapa hari, karena racun yang berada dalam tubuhnya membuat pasien tidak sadarkan diri,” jelas dokter tersebut membuat mereka mematung.

Degh

“Vin,” gumam Bella menatap kosong ke arah depan.

“Apa saya boleh menengoknya dok?” tanya Bella yang diangguki dokter tersebut.

Bella menghampiri Alvino yang tertidur pulas di brankar tersebut, Bella meraih tangan Vino dan menggenggamnya, Bella mencium tangan dingin Vino sambil berkata, “Vin, lo gimana sih ... Masa sama racun aja lo kalah, ehhh Vin gue punya kabar gembira loh, kita resmi pacaran Vin, cepet bangun ya. Biar kita bisa sama-sama lagi.”

Bella mengusap air matanya sendiri, dia mencium bibir Vino yang pucat, dengan rasa penuh bersalah Bella meletakan tangan dingin Vino di pipinya.

“Ini kan yang lo suka Vin, mencuri ciuman. Sekarang gantian, gue yang nyuri ciuman lo, Vin. Lo pernah bilang sama gue, kalo bibir gue adalah candu lo, jadi mulai sekarang candu dari bibir gue udah jadi milik lo sepenuhnya, Vin cepet bangun, lo mau ngerayain pacaran kita kan,” ucap Bella pada dirinya sendiri, karena kalau berbicara dengan Vino pasti akan di dengar.

Bella beralih pada perut Vino yang terbalut perban, Bella mengusap perban tersebut sambil menatap wajah pucat Vino, Fahmi dan Jordan yang melihat itupun merasa kasihan dengannya, namun mau bagaimana lagi jika Alvino harus menjalani masa kritisnya.

“Gue nggak tega lihat Bella terpuruk kayak gitu,” gumam Ari yang melihat adiknya menangis di sebelah Vino.

“Ya udah, keluar yuk. Biarin Bella sama Vino berduaan di dalem,” ucap Fahmi yang diangguki Ari dan Jordan.

Mereka keluar dari ruangan Vino sambil berjalan dengan gontai, Sandra dan Nafa hanya bisa menatapnya dari kejauhan, mereka pun sama sedihnya dengan Bella.

***

“Ahhhhh, kenapa harus Vino yang lo tembak bodoh, harusnya lo nembak cewek udik itu!” bentak seorang gadis menendang kursi yang berada di hadapannya.

Siapa lagi kalau bukan Riska pelakunya, hanya dia yang ingin menghancurkan kebahagiaan Vino dan Bella, dia dendam dengan Bella karena berani merebut Vino dari genggamannya, akibat Riska murka dia menyuruh orang-orang untuk membunuh Bella.

ALVINO [SELESAI] Where stories live. Discover now