•07• Keanehan

6K 577 31
                                    

~Ganteng atau jelek itu tergantung dari lingkungan, misalnya disini kamu jelek, tapi mungkin di zimbabwe bisa jadi kamu yang paling ganteng~

****

Vino mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi, hari ini dia tidak memakai motor dikarenakan motornya rusak, banyak orang-orang yang mengsumpah serapahinya, namun tidak digubris oleh Vino.

Saat sudah sampai dihalaman sekolahan, mata tajam Vino mendapati seorang gadis yang sedang pikirkan akhir-akhir ini.

Vino turun dari mobilnya dan berlari menghampiri gadis itu, Vino mencekal lengannya dan berkata, “Kenapa semalem lo balik sendiri sih.”

Bella menaikan satu alisnya bingung. Ya, orang itu adalah Bella, dan dia tengah menatap Vino datar.

“Bukannya lo sendiri yang ngusir gue ya? Terus kenapa lo marah-marah sama gue,” ketus Bella berjalan meninggalkan Vino yang berdiam diri.

“Lo salah paham, itu bukan gue Bell, handphone gue semaleman ditangan Jordan,” jelas Vino menghentikan langkah kaki Bella.

Memang semalam Vino bermain di club bersama teman-temannya, Vino meninggalkan Bella dirumahnya, karena dia ketakutan dirumah Vino sendirian, lantas diapun menelpon Vino, namun bukan Vino yang mengangkatnya, melainkan temannya, dan saat itu Vino sedang mabuk, jadi dia tidak sadar jika Bella tidak ada dirumahnya.

“Bell!”

“Gue sibuk. Iya gue tau gue masih jadi BABU lo, tapi gue juga punya kesibukan tersendiri,” ucap Bella menekankan kata, 'babu'

Vino menggeleng dan menarik tangan Bella menuju taman, yang berada dibelakang sekolah.

“Lo kenapa sih tarik-tarik gue mulu,” ketus Bella melepaskan tangannya.

Vino menatap Bella datar, dia memberikan sekotak benda yang berisi buku catatan, Vino memberikan benda itu ke tangan Bella.

“Hapalin semua kesukaan gue, dan jangan lupa dengan jadwal-jadwalnya,” ucap Vino melipatkan tangannya.

Bella menatap catatan itu dari halaman pertama sampai yang terakhir, dia tidak habis pikir dengan Vino yang menuliskan jadwalnya dibuku catatan.

“Buset, lo bener-bener udah gila ya, masa iya gue harus ikut kemanapun lo pergi,” omel Bella tak terima.

“Gue nggak mau tau, pokoknya lo harus ikut gue kemanapun gue pergi, kecuali saat dikelas, mandi dan boker,” ujar Vino mengetuk-ngetuk kepala Bella.

Bella berdecak sebal, “Nggak ada liburnya?”

“Ada!”

“Kapan?” tanya Bella menatap Vino.

“Lo akan libur selama-lamanya, setelah lo mati,” ungkap Vino yang membuat Bella melotot.

“Anjim!”

“Lo banyak bacot, turutin aja apa yang gue minta, atau lo gue bikin tempe orek,” ucap Vino yang membuat Bella bungkam seribu bahasa.

Bella berjalan tanpa pamit kepada Vino, dengan secepat kilat Vino menarik lengan Bella agar berhenti.

“Nggak sopan banget lo jadi babu, maen nyelonong-nyelonong aja,” kata Vino.

Bella menghela nafas panjang, “Bos, gue pamit dulu ya, mau ke kelas!”

Vino mengusap puncak kepala Bella sambil berkata, “Anji*g pintar.”

Setelah mengucapkan itu, Vino berlari karena tidak ingin mendengarkan ocehan-ocehan maut dari Bella, Vino menjulurkan lidahnya kepada Bella, sedangkan Bella melemparkan batu-batu kecil ke arahnya.

ALVINO [SELESAI] Where stories live. Discover now