•31• Sekertaris baru.

2.4K 157 7
                                    

~Percayalah, jika dia memang cinta sejati kau, mau semenyakitkan apa pun, mau seberapa sulit liku yang harus dilalui, dia tetap akan bersama kau kelak, suatu saat nanti.~

***

Hari ini Bella ada pemotretan di pantai dekat dengan perusahaan Vino. Bella sengaja berpakaian seperti model di Amerika, banyak orang yang mengira kalau Ara dan Miss Bella adalah saudara kembar. Namun nyatanya Bella atau pun Ara itu adalah dirinya sendiri.

“Balik kiri!”

Ceklek

“Mau gimana pun Ara mah tetep cantik!” teriak Genta membuat Bella malu setengah mati. Karena dia berteriak-teriak di depan banyak orang.

“Satu kali pemotretan lagi!”

Bella bergaya ala-ala model terkenal, banyak juga yang mengantri ingin berfoto dengannya. Namun para bodyguard Bella menghalanginya karena masih dalam pemotretan.

“Satu pemotretan lagi sama Mas Genta dong!” teriak para fans Bella menyoraki.

Fotografer yang bertugas memotret Bella itu menyuruh Genta untuk berfoto dengan Bella, Genta mengangguk dan berjalan ke arah Bella.

Cekrek

Cekrek

Hanya 2 potretan, setelah itu Bella istirahat sebelum dia pulang. Saat Bella ingin melangkah, tiba-tiba ada seseorang yang menabraknya.

Bruk

Sorry. Gue nggak sengaja,” ucap lelaki itu duduk di kursi pantai yang sudah di sediakan.

Saat Bella berbalik, tiba-tiba sekejur tubuhnya kaku. Laki-laki itu melepaskan kacamatanya dan terlihatlah Alvino dengan sejuta ketampanannya.

Why, kamu model ternama itu kan?” tanya Vino yang tidak tahu kalau itu adalah Bella.

“Hmmm, iya. Kayaknya gue nggak bisa lama-lama deh, gue pamit bye!”

“Ehh tungg-----.”

Saking terburu-burunya, Bella lupa kalau tasnya yang tadi terjatuh belum dia ambil. Vino menggelengkan kepalanya, dia mengambil tas itu dan membawanya ke kantor. Mungkin dia akan mengembalikannya nanti, saat dia bertemu kembali dengan model itu.

Bella berjalan dengan terburu-buru sehingga dia lupa kalau Genta masih berada di pantai tersebut. “Astaga Genta!”

Bella berbalik ingin kembali ke pantai. Tetapi dia teringat dengan tasnya yang jatuh. “Astaga tas gue!”

“Ahhhh sial, gue lupa-----.”

“WOI BONEKA ANABELL TUNGGUIN GUE!” teriak Genta dari ujung pantai.

Bella memegangi telinganya yang terasa sakit akibat teriakan Genta yang melengking, sesampainya Genta di parkiran pantai. Dia langsung mengatur nafasnya dan mengomeli Bella tanpa arah.

“Lo tuh, kenapa lari-lari kagak ngajak-ngajak gue sih, tau disana banyak cabe-cabean yang nyegat gue. Untung aja tadi ada satpam yang nolongin gue, coba kalau nggak. Mungkin gue udah dibawa tuh sama para cabe rawit, dan kenapa tadi gue lihat lo tadi ngobrol sama Bos bes----.”

Bella menyumpal mulut Genta menggunakan dedaunan yang berada di pantai tersebut, dia sudah lelah mendengarkan cerocosan Genta yang berbicara terbelit-belit.

“Makan tuh daun!”

Bella masuk ke dalam mobilnya diikuti Genta di belakangnya, sepanjang perjalanan Genta tak henti-hentinya mengomeli Bella. Karena lelah, Bella mending tidur dari pada mendengarkan ceramahan Genta yang tidak ada manfaatnya.

ALVINO [SELESAI] Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin