•20• Celah untukku.

1.8K 179 4
                                    

~Nggak usah mikirin omongan orang. Mereka aja ngomongnya nggak pakai pikiran.~

***

2 Minggu kemudian.

Bella tertidur di samping ranjang tempat tidur Vino, semalaman dia menjaga Vino hingga larut malam, oleh sebab itu sekarang dia tidak sekolah karena mengantuk, Bella merasakan rambutnya tertiup angin. Lantas dia pun membuka matanya dan kaget melihat Vino yang tersenyum ke arahnya.

“Vin, lo udah sadar? Ini beneran lo kan?” tanya Bella mengucek-ngucekan matanya karena tidak percaya.

Vino hanya tersenyum melihat reaksi Bella yang sangat terkejut, sebenarnya dari tadi Vino sudah sadar. Tapi karena dia melihat Bella tertidur d
Jadi dia lebih tertarik untuk memainkan rambutnya. Bella memegangi kedua pipi Vino karena takut dirinya hanya bermimpi.

Vino menggeleng-gelengkan kepalanya dan menggenggam tangan Bella sambil berkata, “Iya ini gue, lo semaleman jagain gue sampe larut malem ya?”

Bella mengangguk sambil menguap, “Iyalah makanya gue kagak ke sekolah.”

“Makasih!”

“Untuk?”

“Menunggu,” ucap Vino singkat.

Bella hanya mengangguk saja, dia berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya, setelah itu dia membeli bubur untuk Vino.

Selang beberapa menit, datanglah segerombolan teman-temannya yang menjenguk Vino, mereka langsung menyerbu ranjang Vino dan memeluknya erat.

“Ini beneran lo Vin, huaaaa lo betah amat di alam mimpi!” seru Fahmi memeluk Vino erat.

“Anjir. Sumpah gue kangen banget sama lo!” seru Jordan sama halnya dengan Fahmi.

Sekarang mereka jadi bahan tontonan para pacarnya. Sedang asik-asiknya berpelukan tiba-tiba Bella datang sambil membawa sekantung keresek di tangannya.

Bella memutar bola matanya malas, “Lebay!”

“Bukan lebay woy, ini tuh namanya best friend forever,” ucap Fahmi yang diangguki Jordan.

“Iye-iye serah lo.”

Bella membuka kantung keresek tersebut dan menaruhnya ke mangkuk, kemudian dengan telaten Bella menyuapi Vino yang terbaring lemah.

“Nggak mau Bell, itu bubur rasanya hambar,” ucap Vino menolak suapan Bella yang kedua kalinya.

“Kaya hati,” celetuk Sandra menatap Alvino jengah.

“Sayang, cinta aku ke kamu nggak hambar kan?” tanya Jordan penasaran.

“Bukan hambar lagi, tapi nggak ada rasanya,” celetuk Fahmi yang membuat Nafa melotot.

Plak

“Mending kak Jordan nggak ada rasanya, lah kak Fahmi. Udah asin buluk lagi,” ketus Nafa menampar pipi Fahmi.

Bella memutar bola matanya jengah, kenapa teman-temannya itu selalu saja merusak suasana, mereka tidak tahu apa ini rumah sakit. Masih saja berisik, Bella memaksa Vino agar melanjutkan makannya, namun Vino tetap saja tidak mau makan.

“Vin, terus lo mau makan apa?”

“Lo!”

“Ha ... Kok gue, kan gue kagak bisa dimakan gimana sih lo,” ketus Bella mengerucutkan bibirnya.

Vino merebut mangkuk yang berada di tangan Bella, dia menyuapi Bella untuk memakan bubur itu, Vino menatap Bella sambil berkata, “Kalo lo makan, gue juga makan. Tapi, kalo lo nggak makan, gue juga nggak.”

ALVINO [SELESAI] जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें