•15• Awal kebencian.

2.8K 219 7
                                    

~jangan terlalu cinta, karena cinta dapat menjadi benci, dan jangan terlalu benci, karena benci dapat menjadi cinta~

***

Sepulang sekolah Vino menyempatkan waktunya untuk menemui Bella, karena ingin meminta maaf, namun siapa sangka. Vino ditolak mentah-mentah oleh Bella, bahkan Vino disebut sahabat munafik olehnya. Tetapi Vino tidak akan lemah hanya karena kata-kata pedas Bella, dia akan menemui Bella hingga dia memaafkan segala kesalahannya, lihatlah sekarang begitu relanya Vino menunggu Bella hingga diguyur air hujan di depan rumah Bella.

“BELL, GUE MINTA MAAF, GUE NGGAK AKAN PULANG SEBELUM LO MAAFIN GUE!” teriak Vino dengan tubuh menggigil.

Orang tua Bella hanya bisa menatapnya diluar jendela, Nina melihat Bella yang memandang Vino kesal, lantas dia pun mendekat dan menepuk pundaknya.

“Bell, kamu ini apa-apaan sih, kasian Vino udah satu jam loh dia kehujanan,” Nasehat Nina, namun tidak didengarkan olehnya.

“Bodo amat,” ketus Bella memainkan handphonenya.

Nina menatap keluar jendela, ternyata Vino masih setia di depan gerbang yang berteriak-teriak ingin meminta maaf dengan Bella. Nina tidak tega melihat Vino yang seperti itu, namun dia tau apa yang Bella rasakan hari ini, karena dia selalu menceritakan apapun kepada Mamahnya.

“Bell, dengerin dia dulu, kamu nggak boleh kayak gini, kamu nggak mau kan disebut jahat sama orang lain?” tanya Nina yang membuat Bella menghentikan aktivitasnya.

“Lebih jahat dia Mah yang seenaknya mempermainkan hati perempuan,” ketus Bella menatap guyuran air hujan semakin deras.

“Bell, kamu------”

Tok

Tok

Tok

“Non Bella .... Non Bella!”

Teriakan Pak satpam memotong pembicaraan Nina, Bella membuka pintu sambil menaiki satu alisnya bingung.

“Ada apa?”

“Itu Non .... Den Vino pingsan!”

Bella melotot, dia pun langsung mengambil payung dan berlari keluar rumah, setelah Bella sudah di depan gerbang, ternyata benar saja Vino sudah terbaring lemas di guyuran air hujan. Bella mendekatinya melihat keadaan Vino.

“Bell, kamu udah maafin aku,” gumam Vino pelan.

Bella enggan menatapnya lagi, “BANGUN LO, CIH GITU AJA LEMAH!” bentak Bella menatap Vino jengah.

Vino tersentak kaget saat mendengarkan ucapan Bella yang berani membentaknya, Vino dengan sekuat tenaganya berdiri dengan hati-hati.

“Bell, maafin aku,” ucap Vino meraih tangan Bella namun secepatnya dia tepis.

“Jangan harap gue maafin lo, gue kesini cuma mau lo pergi dari rumah ini, sana pergi. Urusin tuh badan lo,” ujar Bella melenggang pergi.

Vino mencekal lengan Bella agar tetap disana, “Bell, maafin gue. Oke gue akan pergi, tapi setelah gue denger lo maafin gue!”

ALVINO [SELESAI] Where stories live. Discover now